Baixar aplicativo
91.89% My Teacher My Husband / Chapter 170: Ch. 170

Capítulo 170: Ch. 170

Yoojung berlari cepat menuju gerbang Universitas. Tak lagi mempedulikan sekarang jam berapa, karena memang. Tujuannya kesana untuk Jasper. Rasa bersalahnya terlalu besar ternyata.

Dinginnya malam tak lagi Yoojung pedulikan, kaki yang lelah tak lagi Yoojung hiraukan. Yang ada dipikirannya sekarang hanyalah Jasper dan Jasper.

Apa yang akan Yoojung katakan nanti, apa yang akan Yoojung lakukan nanti? Itu juga jika ia memang bisa bertemu dengan Jaspernya.

Hosh... hosh... hosh...

"Kau berlari kesani?" Suara Xukun terdengar seperti pekikan penuh kekhawatiran.

Yoojung masih sibuk menetralkan nafasnya dengan bertumpu pada kedua lututnya. Ia juga tak percaya jika ia berlari kesini. Di luar kemampuan biasanya.

Sret.

"Kau terlalu bersemangat untuk bertemu Jasper hingga melupakan cara bagaimana menghangatkan dirimu di cuaca sedingin ini." Ujar Lucas seraya melilitkan syal rajut berwarna hitam pekat miliknya ke leher milik Yoojung.

"Eh, tidak usah. Sungguh." Tolak Yoojung merasa tak enak. Yoojung masih kuat, jangan khawatir. Rasa semangatnya mengalahkan dinginnya malam. Tak usah khawatir.

"Teman Jasper teman kami juga. Kami tidak akan menjaga Jasper tentu saja, tapi kami akan menjaga apa yang dia jaga. Selain itu kau memang perlu untuk di jaga." Jelas Lucas dengan senyum tipisnya.

Jika Lucas tersenyum tipis seperti ini, rasanya semua kebobrokan yang saat ini masih bersemayam di dalam dirimya hilang begitu saja.

Lucas... saat ini kau sungguh amat tampan.

"Terima kasih." Bisik Yoojung.

"Nah, mari kita pergi. Maaf tidak bisa menjemputmu tadi, kami tidak tau rumahmu dimana. Dan lagi kami terlalu panik hingga lupa memintamu untuk share loc." Jelas Xukun merasa tak enak. Bagaimana bisa ia membiarkan perempuan sekecil Yoojung ini berlari hingga berantakan seperti ini.

"Tak masalah, aku baik-baik saja." Yoojung tersenyum, menerima uluran botol minum yang diberikan padanya lalu menggugam terima kasih.

"Ayo, waktu kita tak banyak."

**

Yoojung bertanga-tanya sedari tadi, waktu kita tak banyak? Apa kita akan menyelusup? Menyelundup? Apa itu panggilannya ya?

"Kita tidak akan seperti apa yang otakmu pikirkan, tenang saja." Xukun yang duduk di sebelah kursi kemudi samping Lucas berujar pelan.

"Lalu?" Tanya Yoojung penasaran. Apa Jasper yang akan menyelusup keluar?

"Berhenti memikirkan apapun, Yoojung. Istirahatkan saja otakmu." Kali ini Lucas yang buka suara.

"Darimana kalian tau?" Yoojung perlu untuk curiga saat ini. Apa dua manusia ini bisa membaca pikiran?

"Kau bergumam Choi Yoojung! Bagaimana kami tidak akan tau?!" Lucas gemas sendiri. Sungguh. Aneh sekali si kecil saat ini.

"Jangan berteriak padaku!" Yoojung kemusuhan teman-teman.

Lucas dan Xukun berjengit kaget, Yoojung bisa berteriak? Tidak bisa dibayangkan, badan kecil macam Yoojung? Mereka kira Yoojung itu pendiam, penurut sangat, ternyata... bibit-bibit pemberontak ada juga.

"Waaaah." Lucas dan Xukun berseru disertai tepuk tangan. Tenang, mereka sedang di lampu merah, maka dari itu Lucas bisa ikut bertepuk tengan.

"Apa?" Heran Yoojung.

"Choi Yoojung! Mahasiswi kedokteran, bisa bersuara keras? Badan kecilmu tidak mendukung!"

"Benar! Aku tak bisa percaya!"

Bla... bla... bla...

Yoojung hanya menggelengkan kepala prihatin. Antara kasihan dengan mereka atau kasihan dengan diri sendiri.

"Kasihan sekali Jasper punya teman." Gumam Yoojung.

Ckiit.

"APA?!"

"JANGAN MEMBENTAKKU!"

**

"

Kita hanya punya waktu total lima belas menit. Lima menit untuk mengambil dan mengembalikan Jasper. Sepuluh menit untuk kau bisa berbicara dengannya." Jelas Xukun sebelum mereka keluar dari mobil dan menjalankan rencana.

"Lalu bagaimana dengan kalian?" Cicit Yoojung. Apa mereka tidak ingin berbicara juga dengan Jasper? Apa mereka mengorbankan perasaan rindu mereka untuknya?

"Kami bisa kembali lagi kapan-kapan." Ujar Lucas seraya mengendikan bahunya.

Hal gampang itu setelah mereka tau sesuatu.

"Nah, mari kita keluar!" Membuka pintu mobil, Xukun mulai menghela nafas. Sedikit beresiko memang, tapi mereka kan ada teman. Jadi, setidaknya ada sedikit jaminan.

"Kalian sudah datang?"

Yoojung hampir saja menubruk tubuh Lucas saat suara bariton itu menyapa gendang telinganya.

"Ah, hyung. Kau bisa membantu kami kan?" Lucas memastikan sekali lagi. Sekarang ini mereka membawa anak gadis orang, jika lecet dan ikut terseret kan tidak lucu. Bisa tinggal nama saja mereka karena Jasper.

"Sesuai waktu kan? Aku tidak bisa menjamin kalian akan aman jika lebih lama dari itu."

Xukun dan Lucas mengangguk. Menggandeng masing-masing tangan Yoojung dan menyeretnya masuk. "Ah, terima kasih, Joonki hyung.

"Tak masalah. Kalian sudah hafal jalannya kan?"

"Sudah."

Yoojung hanya bisa mengangguk pelan, isyarat dia memberikan salam. Dan itu di balas dengan senyum kecil dari Joonki. Teman sepersekutuan Lucas dan Xukun.

"Kalian kenal?" Tanya Yoojung tak kunjung protes karena di seret oleh Xukun dan lucas.

"Keuntungan besar Jasper di kirim kesini. Dia teman ayahku. Menolak di panggil paman karena menurutnya itu terlalu tua." Jelas Lucas dengan kepala yang celingak-celinguk kesana-kemari.

Hening.

Yoojung terlalu patuh saat dua teman seperlengketan Jasper itu membawanya kesalah satu ruangan dan mendudukannya di sana.

"Tunggu di sini! Jangan kemana-mana." Perintah Xukun. Membuka kembali pintu ruangan yang tadi sempat di tutup saat seseorang mengetuknya.

"Gunakan waktumu sebaik mungkin." Bisik Lucas.

"Sepuluh menit dari sekarang." Yoojung ingat jika itu adalah suara Joonki tadi. Yoojung tak yakin posisinya apa, tapi sepertinya dia seseorang yang penting di sini.

"Kalian?" Suara Jasper terdengar di telinga Yoojung, membuat jantungnya berdegub tak karuan karena beberapa perasaan yang ia juga tak mengerti itu apa.

"Aduuh, aku ingin kembali menjadi bobrok, tapi sayang... situasi tidak memungkin." Ujar Lucas prihatin. Menepuk bahu Jasper dan mendorongnya masuk kedalam ruangan yang entah milik siapa.

Ceklek.

Blam.

"Ap- Yoojung?" Jasper hampir saja memekik kaget jika tak ingat ia sekarang di kantor polisi dan ia tak mau imagenya menjadi jelek karena itu.

Pekikan anak perawan? Cuih!

Yoojung tak tau harus bereaksi seperti apa, ini masih terlalu mengagetkan untuknya. Sungguh.

Yoojung menunduk, "maaf." Cicitnya.

Awalnya Jasper masih diam karena masih belum mengerti kenapa hal ini bisa terjadi, di tambah lagi dengan suara Yoojung yang terlalu kecil di telinganya. Hanya terdengar remang-remang saja teman-teman.

Dengan langkah pelan, Jasper mendekat. Mengusak pelan puncak kepala Yoojung dan tersenyum kecil setelahnya. Jasper akui ia kaget, tapi juga bahagia di saat yang bersamaan.

"Aku minta maaf." Ujar Yoojung lagi.

"Tak ada yang perlu minta maaf dan yang memaafkan." Bisik Jasper, mengusap pipi Yoojung dan membawa kepala itu agar tak lagi menatap pada lantai dingin di bawah sana.

Wajah Jasper lebih menarik.

"Tap-"

"Aku bilang tidak perlu. Kau tidak memakai syalmu?"

Yoojung kembali menunduk untuk melihat pada lehernya yang masih terbalut oleh syal hitam pekat milik Lucas tadi.

"Aku memakainya." Jawab Yoojung seraya menunjuk pada lilitan wol di lehernya.

"Itu bukan milikmu. Itu milik Lucas."

Wajah Yoojung tertunduk malu, memerah. Apa Jasper memperhatikan syal miliknya? Atau memperhatikan syal milik Lucas? Ah, pilihan yang kedua mambuat Yoojung sedih, mungkin?

"Aku memperhatikan kalian semua."

Blush.

Wajah Yoojung memerah parah, apa dia menggumam lagi?

"Ya, kau menggugam lagi."

Tenggelamkan saja Yoojung saat ini. Malu dia! Malu! Benar-benar malu! SANGAT MALUUUU!

Entah apa yang terjadi, suasana benar-benar hening saat ini. Jantung Yoojung makin berdetak tak karuan. Belum lagi wajah Jasper yang terlihat makin tampan saat ini.

Dan kenapa itu wajahnya maju-maju? Bathin Yoojung yang sudah gelagapan sendiri.

Mendekat.

Mendekat.

Mendekat.

Mendekat.

Hingga...

TBC.

SEE U NEXT CHAP.

THANK U.

DNDYP.


Load failed, please RETRY

Status de energia semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Pedra de Poder

Capítulos de desbloqueio em lote

Índice

Opções de exibição

Fundo

Fonte

Tamanho

Comentários do capítulo

Escreva uma avaliação Status de leitura: C170
Falha ao postar. Tente novamente
  • Qualidade de Escrita
  • Estabilidade das atualizações
  • Desenvolvimento de Histórias
  • Design de Personagens
  • Antecedentes do mundo

O escore total 0.0

Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
Vote com Power Stone
Rank NO.-- Ranking de Potência
Stone -- Pedra de Poder
Denunciar conteúdo impróprio
Dica de erro

Denunciar abuso

Comentários do parágrafo

Login