Baixar aplicativo
31.89% My Teacher My Husband / Chapter 59: Ch. 59

Capítulo 59: Ch. 59

Sehun hanya duduk dengan kaki yang ia silangkan di atas sofa. Menunggu empat cocomong yang katanya ingin belajar. Dan ia sudah menunggu selama TIGA PULUH menit di sini. Duduk santai dengan ponsel di tangan kiri lalu secangkir susu di tangan kanan.

Sehun itu penggemar berat susu. Hingga sekarang.

"Lima menit lagi mere-"

Brak.

"KENAPA TAK ADA YANG MEMBANGUNKANKU?!" Teriak Jiyeon dari dalam kamarnya.

"PUKUL BERAPA SEKARAAANG?!" Chanyeol lebih histeris lagi dengan suara bassnya yang sangat menyeramkan.

"ULLALLAAAAAA!" Riang Baekhyun dari dalam kamar. Entah dia kenapa suaranya menunjukan bahwa ia dalam keadaan senang pagi ini. Seb- "AKU TERLAMBAT! DEMI KOLOR PINK HELLO KITTY PARK CHAN IN!" -belum berteriak heboh saat ia sadar akan keadaannya.

Sehun rasa gendang telinganya akan pecah mendengar empat teriakan tak jelas it- tunggu. Empat? Kemana manusia satu lagi. Apa dia masih belum bangun. Batin Sehun.

"LUAR BIASA! KENAPA TAK ADA YANG BERNIAT MENAMBAH PUNDI-PUNDI AMALNYA DENGAN MEMBANGUNKANKU?!" Suzy berteriak frustasi dari dalam kamarnya.

"Lengkap." Gumam Sehun santai. Masih dengan gaya bos besarnya yang sedang menyeruput susu.

Brak.

Brak.

Brak.

Brak.

"Ayo kita mulai." Ajak Suzy. Merapikan ikat rambutnya lalu membuka bukunya secara asal.

"Baiklah. Kita mulai dari mana Mr.?" Tanya Baekhyun. Masih dengan rambutnya yang berdiri tegak luar biasa.

"Apa yang akan kita pelajari terlebih dahulu?" Tanya  Chanyeol. Merapikan rambutnya yang terlihat acak-acakan dengan kalem.

"Tunggu dulu! Tadi aku mendengar ada yang berteriak kolor pink hello kitty Park Chan In. Siapa itu?" Tanya Jiyeon dengan tampang polosnya.

"Aku." Jawab Baekhyun tak kalah polos.

"Park Chan In siapa?" Tanya Jiyeon lagi. Menyingkirkan bukunya lalu menatap Baekhyun.

"Park Chanyeol. KIM JONG IN." Memberi penekanan pada nama Jong In lalu menaikan alisnya menatap Jiyeon.

Blush.

"Kenapa wajahmu memerah?" Tanya Suzy polos. Menekan-nekan pipi Jiyeon yang sedang berwarna merah merona.

"Tidak!" Sinis Jiyeon. Mengambil lagi bukunya lalu membukanya acak-acakan. "Ayo kita mulai Mr." Ajak Jiyeon semangat. Atau pura-pura semangat mungkin.

"Ngomong-ngomong apa jurusan makhluk hitam itu?" Tanya Baekhyun penasaran.

Bahkan mereka mengabaikan Sehun yang masih saja santai dengan secangkir susu dan ponselnya.

"Management business." Jawab Chanyeol.

"Kau tau dari mana?" Tanya Jiyeon.

"Dia bilang padaku bahwa dia akan melanjutkan perusahaan ayahnya lalu menikah dan membahagiakan anak dan istrinya kelak." Jelas Chanyeol. Melirik Jiyeon sekilas lalu terkekeh. Luar biasa.

Sreet.

"Kau mau kemana Mr?" Tanya Jiyeon yang sadar bahwa Sehun sudah berdiri dari duduknya. Memasukan ponselnya ke kantong celana lalu berjalan menjauh.

"Aku akan ke kantor. Aku menelantarkan karyawanku kalau begini." Ujar Sehun. Menaruh gelas kotornya lalu berlalu menuju lantai dua.

"Ajari kami dulu Sehun." Mohon Suzy.

Berdecak malas lalu berbalik lagi menghadap Suzy, "dari pada aku hanya mendengar ocehan tak berguna kalian. Lebih baik aku menghadiri rapat pentingku saat ini." Suzy tau jika Sehun kesal saat ini. Mulai dari keterlambatan tiga puluh menit mereka, lalu obrolan tak berguna yang mengacuhkan Sehun dan menghasilkan kemarahan pria dewasa itu.

"Kami janji kami akan sungguh-sungguh. Ajari kami." Mohon Suzy lagi. Menggenggam erat tangan Sehun lalu menatap dalam matanya.

"Ck!" Decak Sehun malas. Mengambil lagi ponselnya lalu menelfon Suho. "Atasi rapat hari ini dan gantikan aku hingga beberapa hari ke depan." Putus Sehun.

**

Sehun berdecak kagum. Ia tak menyangka jika para cocomong itu bisa seserius ini. Tak ada suara, tak ada keributan, yang ada hanya buku dan suara lembaran buku yang terbolak-balik.

"Seperti ini?" Tanya Jiyeon.

"Hm." Dengungan Sehun sebagai jawaban. Hanya melirik sekilas pada buku Jiyeon dan kembali fokus dengan laptop dan juga laporan-laporan perusahaan.

"Ini betul?" Tanya Baekhyun.

"Hm. Bagi hasil akhir dengan presentasi lalu kalikan dengan yang diminta." Koreksi Sehun yang masih fokus dengan laptopnya. Jenius bukan? Ya, tentu saja.

"Aku selesai." Ujar Chanyeol. Menyodorkan bukunya lalu meregangkan otot-ototnya. Ia lelah.

"Lumayan." Puji Sehun.

Senyuman Chanyeol merekah, mengambil lagi bukunya lalu entah kemana senyum manisnya itu, "98?" Tanya Chanyeol.

"Ya. Perhatikan lingkaran merah!" Suruh Sehun. Memperbaiki kaca mata bacanya lalu menaikan sebelah alisnya. "Lebih teliti." Ujar Sehun lagi.

Alis Sehun berkerut, lagi, manusia itu belum juga selesai. Harus berapa lama lagi waktu yang Sehun berikan? "Mana punyamu?" Tanya Sehun. Menengadahkan tangannya untuk meminta buku Suzy.

Gelengan Suzy sebagai jawaban. "Lima menit lagi." Pinta Suzy. Tersenyum kecil lalu fokus lagi pada bukunya.

"Kalian kerjakan soal yang lain." Suruh Sehun. Meletakan laptopnya lalu berjalan mendekati Suzy. "Mana?" Tanya Sehun.

"Mm. Ini." Tunjuk Suzy pada barisan terakhir yang terdapat di soalnya.

"Begini..."

Jiyeon menyenggol rusuk Baekhyun dan Jiyeon. Mengangkat dagunya ke arah Suzy dan Sehun lalu menganga takjub.

"Mereka serasi. Seperti drama korea, Baek Sun Jo yang jenius dan O Hani yang bodoh." Gumam Jiyeon, memutar-mutar penanya lalu menatap dua sahabtnya itu meminta persetujuan jika ucapannya itu benar.

"Benar," ujar Chanyeol. Menggigit ujung penanya lalu menatap Sehun yang sedang mengajari Suzy.

"Mereka romantis." Puji Baekhyun. Mengangkat tangan Jiyeon dan hendak menggigitnya.

"Yak! Kanibal!" Dengus Jiyeon seraya menarik tangannya lagi.

**

Jam sudah menunjukan pukul 11 malam. Namun Suzy masih belum juga tertidur. Matanya belum lelah.

Berbeda dengan Sehun yang sudah terlempar jauh ke alam mimpinya. Dengan lengan kanannya menjadi bantalan Suzy dan tangan kiri yang melingkari perut ramping Suzy.

Dasar beruang kurang ajar! Dia sudah berlayar jauh ke alam mimpinya dan meninggalkanku yang masih risih dengan tes minggu depan! Batin Suzy. Mendelik ke arah Sehun yang tidak juga terganggu dengan gerakan tiba-tiba yang ia buat sedari tadi. "Dia manusia atau beruang?" Heran Suzy. Menepuk-nepuk pipi Sehun pelan. Hendak mengganggu suami tampannya tentu saja.

"Eungh." Lenguhan Sehun terdengar sangat menyedihkan untuk Suzy. Bagaimana tidak. Hari ini saja, ia sukses membuat Sehun sakit kepala karna ulahnya dan juga teman-temannya itu.

Sehun mengeratkan pelukannya, seakan-akan Suzy akan pergi jauh darinya, dan jika saja ia melepaskan pelukan itu, maka seseorang akan mengambil Suzy darinya dan Sehun tak suka itu.

"Sehun maafkan aku." Bisik Suzy. Membalas lingkaran tangan Sehun di perutnya hingga saat ini ia bersandar tepat di dada bidang Sehun.

Nyaman.

"Dan terima kasih Sehun." Bisiknya. Mengecup pipi Sehun lalu memperbaiki selimut mereka. Tersenyum kecil lalu mulai menyusul Sehun ke alam mimpinya.

"I love u."

TBC

SEE U NEXT CHAP

THANK U

DNDYP


Load failed, please RETRY

Status de energia semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Pedra de Poder

Capítulos de desbloqueio em lote

Índice

Opções de exibição

Fundo

Fonte

Tamanho

Comentários do capítulo

Escreva uma avaliação Status de leitura: C59
Falha ao postar. Tente novamente
  • Qualidade de Escrita
  • Estabilidade das atualizações
  • Desenvolvimento de Histórias
  • Design de Personagens
  • Antecedentes do mundo

O escore total 0.0

Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
Vote com Power Stone
Rank NO.-- Ranking de Potência
Stone -- Pedra de Poder
Denunciar conteúdo impróprio
Dica de erro

Denunciar abuso

Comentários do parágrafo

Login