Baixar aplicativo
18.75% KUGAPAI CINTAMU SAMPAI KE SURGA / Chapter 6: Hari Yang Indah

Capítulo 6: Hari Yang Indah

Alan bersiap siap untuk menjemput Ummi robi'ah dan Mikayla, hari ini mereka akan mendaftarkan Kayla ke kampus Alan, dan melihat tempat kerja Kayla di sebuah madrasah yang juga Alan menjadi pengajar.

Sesampainya di rumah Ummi Robi'ah.....

"Assalamualaikum. " Alan mengucapkan salam yang segera di jawab oleh Ummi.

"Waalaikum salam, kamu udah datang nak? duduklah, kita tunggu Kayla yang mempersiapkan berkasnya sebentar". Ummi mempersilahkan keponakannya untuk duduk. "Tunggulah, Ummi akan menjemput Kayla, mungkin dia sudah selesai, kamu kalau haus tau kan dimana dapur?" tukas ummi lagi sambil menggoda keponakannya itu lalu keluar dari rumahnya untuk menjemput Kayla yang belum datang dari tadi.

Alan yang sudah terbiasa keluar masuk di rumah bibinya itu hanya tertawa kecil menamggapi guyonan sang bibi.

sambil menunggu kedua perempuan itu Alan mencoba menghubungi ketua yayasan tempat Alan mengabdi., untuk menanyakan lowongan di ditempatnya bekerja.

"Assalamualaikum ustad Fauzi"

"....."

"saya mau tanya ustadz, di yayasan kita kan sepertinya dulu membutuhkan guru untuk memgajar di kelas 1 MI kan ya ustadz? "

"...."

"eeeehhhhmmmm, mungkin teman saya ini bisa memgisinya ustadz, sebentar lagi kami kesana, tapi sebelum kesana kami harus ke kampus dulu untuk mengantarnya mendaftar di wiraraja sumenep ustadz. "

"...."

"baiklah ustadz terimakasih, kalou begitu saya tutup dulu telponnya ustadz, Assalamualaikum"

"..."

Saat Alan selesai menelpon munculah sosok yang ditunggu, Alan menatap pada Mikayla yang memakai gamis marun polos, dan jilbab warna yang sama dan bermotif bunga besar. Tampak mata Alan tak berkedip menatap Kayla, Lalu tiba tiba Alan teringat dengan mimpinya semalam, hingga membuat wajahnya bersemu merah, Alan yang merasakan panas di wajahnya berbalik membelakangi kedua wanita itu, "Maaf ummi, Kayla saya mau ke kamar mandi dulu." pamit Alan.

kedua perempuan itu saling pandang, bingung dengan tingkah Sahlan.

"Astaghfirullah, apa yang aku bayangkan, malunya aku ya Allah, tapi sungguh dia sangat mempesona." hati Alan tak kuasa menolak pesona Kayla.

"Alan kamu harus bisa, harus kuat, jangan sampai hatimu terluka lagi, sadarlah" Alan menepuk pipinya.

Alan pun berwudhu' untuk menenangkan kegalauan hatinya, dan membersihkan pikirannya.

selesai berwudhu' Alan bercermin sebentar.

"Mari berangkat Ummi, Kayla" ajak Alan saat Alan keluar di Ruang tamu rumah ummi, dan kini gantian Mikayla yang terpesona, Tubuh tinggi tegap, kulit putih, rambut basah karena habis berwudhu' mata tajam, alis tebal dan bibir.... "Subhanallah, astaghfirullah..... Kayla, jaga Matamu Kay" peringatan dari hatinya untuk Kayla.

kini Ganti Kayla yang terpesona.

Kayla memalingkan wajahnya yang dirasakannya panas.

Ummi yang melihat itu tersenyum sedangkan Alan terlihat bingung.

sambil menurunkan lengan bajunya yang di gulung tadi Alan segera mengajak kedua perempuan itu masuk kemobil, dan berangkat.

"Kayla, apakah Kayla mau mengajar? tapi pekerjaan itu tak sesuai dengan jurusan Kuliahmu nantinya, apakah kamu tak masalah Kayla?" Tanya Alan saat berada dimobil

"Gak masalah kak, sambil berlalu siapa tau nanti aku dapat pekerjaan yang sesuai dengan jurusanku." jawaban Kayla membuat Alan tersenyum.

"Sebenarnya yayasan kami akan membuka sebuah Klinik Kay, dan insya Allah Tahun ini sudah bisa beroprasi, saat ini kami sedang proses mengajukan ijin oprasionalnya kepemerintah daerah, berdoalah semoga di lancarkan, mungkin nantin kamu bisa pindah kesana Kayla. " kata Alan sambil menatap ekspresi Kayla dari spion depan.

"oh ya? benarkah kak? Kalok begitu alhamdulillah kak, baiklah kak, aku bersedia, semoga di lancarkan segala urisan kita oleh Allah ya kak? " harap Kayla yang di amini oleh Alan dan Ummi.

"oh ya kak, Kakak di kuliah jurusan apa di wiraraja?" tanya Kayla yang mulai kepo tentang Alan, secara dia hanya tau nama pendek Alan saja, sisanya dia tak tau sama sekali tentang Alan.

"Aku mengambil jurusan manajemen di fakultas ekonomi & bisnis. " jawab Alan sambil tetap fokus pada jalanraya.

" Waaah mau jadi Busnis Man Nih kakak" goda Kayla.

"semoga saja Kayla, kita saling berdoa ya? sama sama sukses" Alan tersenyum.

"aamiin" jawab Kayla.

Ummi yang sedari tadi diam memperhatikan keduanya hanya tersenyum simpul.

'Ya Allah, semoga ini pertanda Bahwa Engkau akan menjodohkan mereka, dan meridhoi mereka ya Rabb.' doa Ummi dalam hatinya.

tak terasa perjalanan 10 menit telah menghantar mereka ke gedung kampus yang mereka tuju.

"Kayla, apa sudah kamu persiapkan berkas berkasnya Kay? tidak ada yng ketinggalan kan?. " tanya Alan untuk memastikan kesiapan Kayla.

"Insya Allah udah lengkap kak." jawab Kayla sambil menenteng Map yang berisi data tentang dirinya untuk daftar.

mereka masuk ke ruang keseketariatan dan menemui seorang mahasiswa yang sedang bertugas meneroma pe daftaran. Alan menyapa mereka dengan bahasa madura.

menggoda Alan sampai wajahnya bersemu merah.

setelah Alan menghentikan godaan temannya Alan memberikan formulir pada Kayla untuk di isi, sedangkan Alan menunggunya dengan sabar.

"Lan, besok kamu yang jaga di sini ya? minta tolong gantiin aku, soalnya besok aku mau ke samsat, ngurusin SIM ku yang mau mati" kata Ghani, salah satu teman Alan.

"baiklah aku akan bantu kamu. tumben kamu pakek bahasa indonesia? " Alan bertanya dengan heran pada temannya itu.

"Aku liat adik baru kita ini gak berasal dari madura Lan, kasian kalok dia gak ngerti apa yang kita omongin." jawab Ghani.

"iya dia berasal dari bandung. dan pindah kesini ingin berganti suasana." jawab Alan

Ghani tersenyum menggoda Alan, sebenarnya Ghani tahu bahwa teman sekalighs sahabatnya itu sedang terpesona pada junior mereka yang di bawanya sendiri itu.

"kalo begitu besok dia bisa kamu ajak Lan sekalian observasi tempat ini biar tau wilayah kampus Lan." saran Ghani pada Alan.

"san misan ngedate Lan (sekalian ngedate lan) " bisik Ghani dalam bahasa madura.

sontak Wajah Alan yang putih itu berubah jadi merah muda mendengar godaan Ghani.

Ghani yang melihat itu tertawa terbahak bahak.

"Ya Allah Sahlan Mahardika, mak cek polossah be'en, gun onggunah tak pernah semak bik reng binik (ya Allah Sahlan Mahardika, kok kamu polos banget sih, ketara banget kamu kamu gak pernah deket sama cewek) " goda Ghani lagi.

Alan yang kesal dengan kelakuan temannya itu meninju ringan lengannya. tapi Ghani malah berpura pura sakit dengan lebaynya

"aduuuh, sakit Lan." lalu menatap ke Kayla, "Adek baru, adek jangan kaget ya, nanti kalok deket Alan adek di kasarin, tapi tenang aja, Alan sebenernya lemah lembut kok, tapi kalom ma sesama cowok dia emang kasar dan..... " BUUUkKKK pukulan Alan tepat di pundak Ghani agar Ghani tak meneruskan Celotehannya.

Kayla yang melihat mereka hanya tersenyum.

"Kayla jangan dengerin omongan bocah sableng ini ya?" Alan memberi peringatan

Ghani tertawa "Be'en Lan, e tolongin makle jen semak bik jeriyah (kamu Lan, aku bantuin biar kamu bisa makin deket sama dia)" jawab Ghani, dan dia berlari melihat Alan sudah siap dengan tinjunya lagi, Ghani berlari kebalik meja receptionis, sambil membawa data Kayla yang sudah di terimanya dan terus tertawa menggoda Alan.

Alan yang tak tahan dengan godaan sahabat serta teman temannya itu segera mengajak Kayla keluar.

"Kayla sudah selesai kan? mari kita berangkat lagi" ajakan halus Alan pada Kayla mendapat godaan lagi dari kawan kawannya "Terosagi Lan, pepet teros Lan jel lak en (Terusin aja Lan pepet terus jangan kasih jarak)" goda mereka, yang terdengar keras adalah suara Ghani.

"maaf ya Kay, kamu jadi liat orang orang yang sedikit geser itu" kata Alan.

Kayla mengangguk dan tertawa kecil dengan suara lembut.

"gak papa kak, mereka seru ya? sayang aku gak ngerti bahasa Madura. mereka ngomong apa sich tadi? kenapa kak Alan marah?" tanya Kayla kepo.

"nggak penting Kay. sekarng kita ke pondok ya? kita akan ketemu dengan ketua yayasan tempat kamu mengajar nanti. " Alan mengajak Kayla dan mengalihkan pembicaraan.

"Baiklah kak, terimakasih, dan maaf merepotkan." jawab Kayla.

"oh nggak kok, nggak merepotkan sama sekali, besok mau kan ke kampus bareng aku dan ikut jaga di sini?" tawaran Alan di jawab dengan anggukan oleh Kayla.

Alan yang melihat Kayla merasa senang sekali.

"ayo segera berangkat, ummi pasti sudah lama menunggu kita." ajak Alan lagi.

"Mari kak. " jawab Kayla.

mereka berjalan ke parkiran swbelum itu mereka berhenti di kantin, karena Ummi robi'ah ada di sana.

setelah itu mereka berangkat ke pondok pesantren yang ada di desa Pragaan Laok, tempat Alan mengabdi, tapi Alan tak memberi tahu Kayla, karena memang Kayla tak bertanya.

saat sudah sampai di tujuan Kayla bengong "Lhooo dekat ya Mi dengan rumah Kita? hanya beberapa menit saja kalok bawa sepeda motor kan mi?" tanya Kayla.

ummi tersenyum

"Ummi kan dah pernah cerita ke kamu Kay? Alan adalah guru di sini, dan dia akan jadi rekan kerjamu, apa kamu ingat nak? " tanya ummi,

"ingat ummi tapi gak nyangka sedekat ini. kalok saya mau saya bahkan bisa jalan kaki ummi." Kayla sumringah.

"Nah sekarang mari temui ustadz fauzi, beliau adalah ketua yayasan sekaligus putra pengasuh pondok disini." ajak Alan. "Kayla kamu ikut ummi ya? ke tempat tamu perempuan, nanti akan diantar mengahadap ustadz fauzi oleh istrinya atau hadamnya. " Alan menjelaskan tatacara bertamu di tempat itu.

"baik kak." jawab Kayla.

mereka pun berpisah sementara, Kayla ikut Ummi Robi'ah.

"Assalamualaikum" Ummi mengucap salam dan di jawab langsung oleh istri Ustadz fauzi, ustadzah Inah.

"Wa alaikum salan, masya Allah bunda nyai Robi'ah, subhanallah, kadih napah kaber bunda? sae? (gimana kabar bunda? sehat?)" ustadza inah memeluk erat tubuh Ummi.

"Alhamdulillah Sae ustadzah, panjhenengan? (alhamdulillah sehat ustadza, sebaliknya, apa anda sehat?)" ummi balas memeluk beliau.

"Alhamdulillah, mandher padheh sae. ngereng e atoreh longguh. (alhamdulillah, sama sama sehat, mari kita duduk dulu)" ustazah ina mempersilahkan duduk.

mereka berbincang bincang basa basi sebentar.

Lalu ummi menceritakan tentang Kayla yang tak bisa berbahasa madura, akhirnya ustadza inah menggunakan bahasa indonesia.

"Baiklah nak Kayla, nanti saya antar ananda ke Ustadz fauzi jika sudah di panggil. maafkan saya nak Kayla, saya tidak tau ananda bukan dari sini (madura) karena itu tak mengerti bahasa madura" ustadzah inah bijak.

"aaah, tidak ustadzah, saya tidak masalah, buat saya yang mendengar bahasa madura ini cukup unik, saya juga ingin belajar untuk menguasainya" jawab Kayla jujur.

"tenang saja nak, jika ada yang tidak kamu mengerti kamu bisa bertanya pada Ummi ribi'ah dan putranya. apakah kamu tau putra beliau nak? namanya Sahlan Mahardika. "

"alhamdulillah sudah ustadzah, bahkan tadi kami kesini bersama kak Alan". jawab Kayla jujur.

"Alhamdulillah, semoga kalian berjodoh" doa ustadzah inah yang di respon bingung.

saat hendak bertanya ternyata seorang hadam ustadzah inah menyampaikan perinta ustadz Fauzi untuk membawa kayla ke tempat beliu dan Alan menunggu, yaitu di sebuah madrasah ibtidaiyah.

setelah sampai disana Kayla di jelaskan aturan dan tata tertib guru di madrasah itu, Kayla mendengarkan dengan seksama, dan bertanya jika ada hal yang tak di mengerti.

setelah mendapat penjelasan dari ustadz fauzi Kayla pun memahami, Kayla tak di minta tanda tangan surat kontrak lembaga, tapi tanda tangan surat kontrak diyayasan, jadi sewaktu waktu Kayla akan di pindah ke lembaga tertentu sesuai kebutuhan yayasan, karena Alan sudah bercerita tentang Kayla yang mengambil jurusan keperawatan.

selesai tanda tangan kontrak, mereka berkeliling melihat situasi sekolah dan pondok.

setelah puas, Kayla, Alan dan Ummi robi'ah memohon ijin untuk kembali.

"Baiklah, nak Kayla bisa mulai bekerja minggu depan hari rabu ya nak? " pinta ustadz fauzi.

"baik ustadz, terimakasih atas kesempatan yangdi berikan ustadz pada saya, kalau begitu saya undur diri ustadz, ustadzah, assalamualaikum" salam Kayla dibjawab oleh pasangan asadidz itu.

Bertiga merela menuju mobil yang di parkir di depan pagar ndalem ustadz fauzi, lalu Alan mengajak ummi dan Kayla ke rumahnya, karena Alan mendapat pesan dari ibunya untuk membawa kakak iparnya itu ke rumahnya. mereka sudah lama tak bertemu karena kesibjkan masing masing. yaa Alan adalah putra dari seorang ayah Da'i dan ibunya seorang petani dan juga guru di sebuah Madrasah Diniah, sedangkan kakak ayahnya yaitu ummi robi'ah adalah seorang Da'iyah sama seperti adiknya itu, hanya suaminya selain pedakwah juga seorang pengusaha advertising yang perusahaan induknya berada di jakarta, sedangkan di sumenep tidak terlalu besar, namun memiliki banyak karyawan yang kreatif dan cakap dalam ilmu periklanan.

beberapa menit kemudian akhirnya mereka bertiga sampai di rumah Alan, rumah itu adalah rumah khas Madura, dengan muka terbuat dari ukiran kayu jati kuno, bagian samping kiri kanan dan belakang adalah tembok yang di bangun dari batu bata, didalamnya terdapat beberapa sekat yang terbuat dari bahan yang sama dengan bagian depan. sekat itu membentuk beberapa ruang yang berfungsi sebagai kamar.

dapur dan kamar mandi berada di tempat terpisah, yaitu berada di depan rumah inti, memiliki bentuk yang hampir sama namun lebih kecil karena terdiri dari 1 sekat saja, di bagian depan berfungsi dapur dan bagian belakan kamar mandi yang dirubaj sudah sedikir modern.

Kayla terkagum kagum dengan keindahan rumah tersebut, hingga netranya tak berkedip menatap semua keindahan dari rumah itu.


Load failed, please RETRY

Status de energia semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Pedra de Poder

Capítulos de desbloqueio em lote

Índice

Opções de exibição

Fundo

Fonte

Tamanho

Comentários do capítulo

Escreva uma avaliação Status de leitura: C6
Falha ao postar. Tente novamente
  • Qualidade de Escrita
  • Estabilidade das atualizações
  • Desenvolvimento de Histórias
  • Design de Personagens
  • Antecedentes do mundo

O escore total 0.0

Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
Vote com Power Stone
Rank NO.-- Ranking de Potência
Stone -- Pedra de Poder
Denunciar conteúdo impróprio
Dica de erro

Denunciar abuso

Comentários do parágrafo

Login