"Terima kasih, Pangeran. Biarkan Tan'er yang bangun sendiri," kata Qu Tan'er yang melihat Mo Yihuai menghampirinya, dia pun langsung berusaha bangun sendiri. Walaupun tangannya terasa sangat sakit, dia tidak mau membiarkan pria itu menyentuhnya.
"Apa yang terjadi? Tan'er… Biarkan aku melihat luka kam," tutur Mo Yihuai sambil melihat luka di tangan Qu Tan'er dan tampak cemas.
"Terima kasih atas perhatian Pangeran Pertama. Saya tidak apa-apa." Qu Tan'er segera menghindari tangan Mo Yihuai yang sudah menjulur mendekat. Matanya menyapu ke sekeliling ruangan, sesuai dugaannya, Mo Liancheng sedang melihat dan memperhatikan interaksinya dengan Pangeran Pertama. Kalau pria perhitungan itu melihat mereka berhubungan akrab, akibatnya pasti tidak akan seindah yang dibayangkan.
Sementara itu, Mo Liancheng mengangkat alisnya dan sudut bibirnya terangkat sedikit. Dia tidak memberikan tanda apa-apa selain hal itu.