Qu Tan'er tidak berniat membalas perkataan Yun Youlian meski dianggap lemah olehnya, dia akan menahan diri dan bersabar. Apalagi, dua bersaudara Mo itu masih melihatnya, tentu dia tidak mau mati dengan cepat dan dalam keadaan yang tidak menyenangkan..
"Baguslah kalau kamu tidak permasalahkan mulut jahatku ini, aku memang suka ceplas-ceplos dan menyebalkan. Perkataanku kadang membuat orang lain sakit hati, kalau…"
"Ya, kamu memang menyebalkan." kata Qu Tan'er sambil mengangguk sebagai tanda setuju akan pernyataan Yun Youlian. Namun, begitu mendengar jawabannya, wajah gadis itu langsung berubah.
"Kenapa raut wajahmu jadi begitu? Apa kamu sedang tidak enak badan? Suruh pelayan untuk memanggil tabib ke sini saja." tutur Qu Tan'er yang menatap Youlian dengan ekspresi penuh kecemasan seolah takut gadis itu sesak napas sampai pingsan di tempat.
"Nyonya, kamu bisa saja, aku tidak sakit kok." Yun Youlian tertawa sambil menatap Qu Tan'er dengan penuh kebencian.