Jauh di sebelah utara dari kerajaan Mataram, di sebuah kerajaan yang terlihat mempunyai peradaban barbar, dimana hanya yang kuat sajalah yang akan berkuasa dan kehidupan tidak terlalu berharga. Atas perintah dari sang penguasa tertinggi bangsa Orc, 1 juta pasukan Orc sedang bersiap untuk berangkat menuju ke kerajaan Mataram.
Invasi bangsa Orc ke kerajaan Mataram tersebut disebabkan oleh ucapan dari seorang pria misterius yang tiba-tiba muncul beberapa waktu yang lalu. Dia memberitahu salah seorang bangsa Orc yang dibiarkan selamat dari pembantaian yang telah dilakukan olehnya beberapa waktu yang lalu. Dia berkata jika ada sekelompok petualang yang lebih kuat dari bangsa Orc yang tinggal di sebuah kerajaan yang berada di ujung paling selatan benua Wasteland.
Sang penguasa dari bangsa Orc yang mendengar akan berita tersebut pun murka dan mengirimkan 1 juta pasukan Orc yang dipimpin oleh salah satu komandan perangnya menuju ke kerajaan Mataram.
Bangsa Orc merupakan salah satu ras terkuat yang sangat hobi berperang dan menjajah ras lain, dan kini mereka sedang bergerak menuju ke kerajaan Mataram, sebuah kerajaan terlemah dari seluruh kerajaan yang ada.
Pemberangkatan pasukan Orc diiringi dengan suara gemuruh langkah kaki dan antusias yang luar biasa dari para prajurit Orc. Mereka terlihat seperti sudah tidak sabar untuk melakukan pembantaian di kerajaan Mataram.
Sedangkan suasana di beberapa tempat di kerajaan Mataram masih terlihat sama seperti biasanya. Para warga di beberapa desa masih melakukan aktivitas harian mereka dengan penuh semangat, sedangkan di dalam benteng ibukota masih terlihat banyak dari para Senshi yang belum bisa menerima nasib mereka dan menghabiskan waktu dengan bermabuk mabukan.
Sebuah ancaman besar sedang menuju ke kerajaan Mataram dan mereka masih belum menyadari akan hal tersebut. Untuk saat ini para Senshi tidaklah cukup kuat untuk menghadapi 1.000.000 pasukan Orc yang terkenal akan keganasannya. Walaupun beberapa dari para pemain peringkat atas mampu untuk mengalahkan sebagian dari mereka, akan tetapi dengan jumlah sebanyak itu pasti akan ada banyak sekali korban yang akan jatuh, karena baik dari pihak kerajaan maupun para Senshi, kebanyakan dari mereka masih terlalu lemah untuk bisa mengimbangi kekuatan dari para pasukan Orc.
-----------------------------------------
Sabtu, 14 September, 2019
Tenggat waktu pasukan Orc sampai di kerajaan Mataram : 63 hari.
-----------------------------------------
Sebelum pasukan Orc datang dan membumi hanguskan kerajaan Mataram, masih ada waktu sekitar 2 bulan bagi Shiro dan yang lainnya untuk meningkatkan kemampuan mereka.
.
.
"Oh ya, tuan. Apa setelah ini anda ada misi atau kegiatan lain? Jika tidak.. Saya mohon jagalah desa ini selama kami pergi. Dan tentu saja, saya akan memberikan bayaran yang layak kepada anda." kata sang kapten kembali membuka percakapan.
Mendengar tawaran misi dari sang kapten kerajaan membuat Shiro kembali merasa seperti memainkan sebuah game yang selama ini ia mainkan. "Tadinya aku berencana untuk kembali berburu Monster di hutan, memangnya kalian mau ke mana?"
"Kembali ke ibukota. Membawa para prajurit yang telah gugur kepada keluarga mereka untuk dimakamkan, dan juga meminta bala bantuan untuk kembali menjaga desa ini." jawab sang kapten.
"Baiklah. Aku akan melindungi desa ini selama kalian pergi." kata Shiro yang masih bersantai di teras depan rumah warga.
"Terimakasih, tuan. Kalau begitu saya akan bersiap untuk kembali ke ibukota. Akan saya usahakan untuk kembali kesini sebelum matahari tenggelam." Sang kapten menjabat tangan Shiro dan kemudian melangkahkan kakinya berjalan menghampiri pasukannya yang terlihat sedang memindahkan mayat para prajurit ke sebuah gerobak.
Belum jauh dia berjalan, sang kapten pun berhenti dan kembali bertanya kepada Shiro "Oh ya.. Siapa nama anda? Saya akan melaporkan kepada sang raja bahwa kami telah mendapatkan bantuan dari seorang Senshi."
"Nama.. kah? Hmm.." Sejenak Shiro terdiam. Dia berfikir jika ini merupakan kesempatan yang bagus baginya untuk bisa memulai melambungkan namanya.
"Destroyer. Eh.. Hmm.. Panggil saja aku Hakaishin (Destroyers)." jawab Shiro dengan penuh semangat.
"Baiklah tuan Hakaishin. Kalau begitu saya pamit dulu dan sekali lagi terimakasih." kata sang kapten yang kali ini benar-benar meninggalkan Shiro sendirian.
Beberapa saat kemudian para prajurit kerajaan pun pergi meninggalkan desa dengan mengendarai kuda dan beberapa gerobak untuk membawa mayat dari teman-teman mereka. Mereka berkendara dengan kecepatan penuh kembali ke ibukota.
"Lalu.. Sekarang apa yang harus aku lakukan??" keluh Shiro dengan suara pelan menoleh ke kerumunan warga.
Shiro terlihat penasaran melihat para warga yang mengumpulkan bangkai dari para Monster dan membawanya masuk ke dalam sebuah bangunan besar yang terlihat seperti sebuah pabrik. "Apa mereka akan memakan bangkai kera itu?" kata Shiro lirih dengan raut wajah penasaran.
Tidak lama kemudian setelah rombongan dari para prajurit kerajaan meninggalkan desa. Seorang pria tua yang terlihat sangat panik berlari menghampiri Shiro yang sedang bersantai di teras rumah warga. Nama dari pria tua berambut putih tersebut adalah Turi, sang kepala desa di desa Bae.
"G-Gawat, tuan!! Ada.. Ada para Penantang!!" kata pria tua tersebut terpatah-patah karena kelelahan.
***************************************
NPC Status : Village Chief
Name : Turi
Sex : Male
Age : 71
Level : 7
XP : 118/2.000
Power : 800 CP
HP : 500 (+100)
MP : 0
ATK : 60
DEF : 140
STA : 61/100
Speed : 6 Meter/Second
Recovery :
-HP : 7/Minute
-MP : 0/Minute
-STA : 12/Hour
Skill : Organization
Accessories : {Level 2} Topaz: +HP 20%
Note : Turi menjabat sebagai kepala desa di desa Bae selama 45 tahun, dan selama itu pula dia terus merawat desa Bae dengan gaji bulanan yang selalu diberikan oleh sang raja.
***************************************
"Penantang? Apa-apaan itu?" tanya Shiro penasaran memandangi pria tua bertubuh kurus kering kerontang tersebut.
"Untuk lebih jelasnya.. Silahkan ikuti saya." Tanpa terlebih dahulu menunggu Shiro yang masih bersantai di teras rumah, Turi pun langsung berlari menuju ke gerbang desa.
"Cih! Tunggu aku!" teriak Shiro yang kemudian bergegas berlari menyusul Turi.
Disaat mereka berdua berlari mendekati gerbang, Shiro memperlambat langkah kakinya karena terkejut dengan apa yang ia lihat. "A-Apa-apaan itu??" teriak Shiro keheranan.
2 tipe Monster yang berbeda terlihat sedang berbaris rapi di depan gerbang. Mereka terlihat seperti sedang menunggu sesuatu dengan tenang dan sabar, jelas sangat berbeda dengan kawanan Monster yang pernah Shiro temui sebelumnya, yang langsung menyerang jika bertemu dengan manusia.
Selain perilaku mereka yang sangat aneh, penampilan mereka juga terbilang sangat unik. Di barisan sebelah kanan terlihat kawanan Panda berbadan gemuk, memakai celana olahraga berwarna hitam dengan motif daun bambu, mereka juga terlihat membawa tongkat bambu kuning sepanjang 150 cm. Sedangkan di barisan sebelah kiri terdapat kawanan Kanguru berbadan kekar layaknya seorang pegulat profesional, mereka memakai sarung tinju yang terbuat dari cangkang kelapa dan sebuah ikat kepala yang terbuat dari rotan dan tumbuhan rambat.
Shiro memandangi kawanan Monster tersebut dengan mulut menganga, seakan tidak percaya dengan apa yang sedang ia lihat dengan mata kepalanya sendiri. "7 ekor Monster kanguru berbaris sambil melakukan pemanasan tinju. Lalu... di sebelah kanan.." kata Shiro dalam hati sambil menoleh sedikit ke kanan. "Ada Panda!!" teriak Shiro dalam hatinya.
Next Chapter : 19. Sang Juara Tinju
{Spoiler} bocoran 10 chapter ke depan.
19. The Boxing Champion
20. A Fierce Fight Against Kangaroos
21. The Lazy Wushu Master
22. TukangSantet
23. PVP
24. JavQueen "The Yummy Killer"
25. Freedom Forces
26. The Power of the Destroyer
27. Ali Frizt Skyler XVlll
28. The Beginning of A New World