Baixar aplicativo
94.23% Moment at Senior High School / Chapter 49: Bab 49

Capítulo 49: Bab 49

Di saat mereka akan melangkah pergi, tiba – tiba turun hujan. Hujan yang sangat lebat dan disertai sambaran petir. Lalu tiba – tiba lampu padam.

"AAAA" Teriak Nora, Tara, dan juga Zeva.

Lalu Veve kemudian menghidupkan lampu senter dari Hp nya.

Veve : "Kenapa pakek acara lampu mati segalah sih. Ash sialan"

Nora : "Guys ayo kita balik yukk"

Tara : "Iya mending kita sekarang balik lagi ke kelas"

Chaca : "Tapi gue masih penasaran"

Rosie : "Mending kita balik kelas aja dulu sambil menunggu lampunya nyala lagi"

Saat mereka berenam sedang berdebat lalu tiba – tiba terdengar suara teriakan yang sangan kencang.

"AAAA"

Chaca : "Hah suara siapa itu?"

Rosie : "Udahlah biarin aja Chaca mungkin itu suara murid lain yang lagi ketakukan gara – gara gelap" 

Veve : "Tapi ngomong – ngomong soal murid lain perasaan gue gak lihat deh ada murid lain semenjak kita keluar kelas tadi"

Zeva : "Iya bener juga lu Ve"

Rosie : "Tapi kan ya bisa aja masih ada murid dari gedung lain gak harus gedung ini kan"

Veve : "Tapi seharusnya saat lampu mati tadi, seharusnya suara teriakan itu terjadi saat lampu padam tadi dan ini terjadi saat hampir udah 3 menit dari waktu lampu padam"

Rosie : "Ya tapikan.."

Chaca : "Udah gak usah tapi – tapian. Ayo kita cari lagi"

Akhirnya mereka melanjutkan perjalanan lagi. Lalu sampai lah mereka di dekat gudang sekolah. Gudang itu terletak di lantai bawah, sedangkan kelas 11 terletak di lantai 2 bangunan, sehingga mereka menuruni tangga terlebih dahulu.

Chaca : "Eh kalian cium gak bau amisnya semakin menyengat"

Nora : "Huekk. Gue mau muntah gak kuat gue sama baunya"

Veve : "Tahan Nor kita harus pastiin ada apa di dalam gudang ini"

Akhirnya mereka memasuki gudang itu, tapi…

Veve : "Loh kok ini gemboknya kayak terkesan dihancurin gitu ya?"

Chaca : "Apa jangan – jangan ini berkaitan dengan suara yang tadi"

Veve : "Mungkin aja iya. Ya udah ayo kita masuk"

Di bukalah pintu gudang ini. Bau amis langsung menjalar menerpa mereka  arahberenam.

Nora : "Astaga baunya"

Meski pun bau, tetapi mereka tetap mengabaikan bau itu. Mereka semakin masuk ke dalam gudang.

Chaca : "Eh ini gue injek apaan yah kok lengket – lengket gitu. Coba minjem Hp lu Veve"

Saat Chaca mengarahkan Hp itu ke bawah kakinya, semakin terkejut lah mereka akan hal yang mereka lihat.

"DARAH??" Teriak mereka berenam terkejut.

Veve : "Ternyata dugaan lu bener Cha"

Lalu di arah kan lampu senter Hp itu menjelajahi seluruh ruangan. Karena hal itu mereka berenam semakin terkejut akan hal itu.

Nora : "Kenapa bisa ada banyak darah di sini?" Tanya Nora sambil membekap mulutnya sendiri karena terkejut.

Chaca : "Iya kenapa bisa ada darah sebanyak ini"

Veve : "Ya sudah ayo kita lihat lagi siapa tau ada orang di sini"

Namun sayangnya di ruangan itu tidak ada siapapun selain mereka berenam. Lalu mereka akhirnya memutuskan untuk pergi keluar dari gudang itu. Saat mereka sedang berada di luar gudang mereka melihat adanya banyak darah yang bercucuran.

Rosie : "Kok di sini banyak darah juga?"

Tara : "Perasaan waktu kita dateng tadi ini gak ada loh"

Chaca : "Iya lu bener juga. Apa jangan – jangan waktu sebelum kita masuk ke gudang tadi orang itu udah keluar dari gudang, terus waktu kita masuk baru dia kabur lewat sini"

Veve : "Mungkin apa yang lu katain Cha ada benernya. Ya udah ayo kita ikuti jejak ini"

Nora : "Tapi Ve gue takut. Apa lagi sejak kejadian kita berenam diculik itu gue jadi makin paranoid"

Veve : "Gak apa Nor ada kita. Mungkin saat ini kita masih bisa menyelamatkan orang itu dari pendarahan yang dia alami" Kata Veve sambil tersenyum yang dibalas anggukan oleh Nora

Chaca : "Ya udah ayo"

Perlahan mereka menuju lantai atas mengikuti jejak darah itu. Lalu jejak darah itu berhenti di kelas 11 A.

Kelas 11 A

Mereka perlahan memasuki kelas 11 A. Saat memasuki kelas mulai tercium dengan jelas bau amis darah. Mereka mulai menyusuri kelas itu.

Nora : "Eh guys gue mau ambil barang gue dong di bangku. Sekalian habis ini langsung pulang. Takut gue lama – lama di sini"

Tara : "Iya gue juga"

Nora pun mengemasi barang – barangnya untuk ke dalam tas, lalu saat ia akan mengemasi bukunya yang terletak di meja. TES. Dia melihat sesuatu menetes di atas bukunya. Karena dalam keadaan gelap dan dia tidak dapat melihat dengan jelas apa yang ada di atasnya, akhirnya ia menyalakan lampu senter dari Hp nya.

Brakk. Bangku di belakang Nora mulai terjatuh.

Nora : "AAAHHHH" Nora berteriak dengan sangat kencang.

Semua perhatian sekarang tertuju pada Nora yang sedang berteriak, lalu teman – temannya mulai mengerubuni dia.

Chaca : "Nor lu kenapa?"

Saat ditanya Nora hanya bisa diam dan ketakukan.

Veve : "Nor kalau lu gak bilang kita mana paham kalau lu kenapa – kenapa"

Lalu setelah itu Nora menunjuk ke atas bangkunya. Semua pandangan menuju arah tangan Nora. Mereka awalnya bingung karena mereka tidak dapat melihat dengan jelas. Lalu tiba – tiba lampu menyala.

DEG.

Chaca : "Aa…apa yang sebenarnya terjadi?" Chaca mulai bersuara dengan suaranya yang tercekat

Di atas bangku itu ada Chaca si upik abu yang tergantung di atas.

Zeva : "Cukup ini udah terlalu jauh. Gue mau pulang sekarang"

Veve : "Tapi dia gimana?"

Chaca : "Cukup kalau sudah urusan nyawa itu bukan urusan kita. Sebaiknya kita semua pulang dan lupakan semua kejadian ini"

Akhirnya mereka berenam pun pulang.

Lalu keesokan harinya, semua darah yang berceceran semalam sudah tidak ada. Semuanya sudah bersih. Dan pembunuhan ini nampak si korban yang mencoba melakukan bunuh diri dengan cara gantung diri.

Flashback Off

Polisi Tama : "Sekarang apa penjelasan mu soal ini semua"

Setelah ditunjukkan rekaman CCTV tersebut Chaca hanya terdiam saja. Lalu dia mulai berbicara di hatinya.

"Mengapa Jerry tidak terekam di kamera CCTV? Apa dia tahu setiap sudut yang terdapat kamera CCTV dan menghindari area yang terlihat CCTV?" Batin Chaca.

Polisi Tama : "Saudari Chaca apakah sekarang anda sudah mengakui semua kesalahan anda?"

"Sialan kau Jerry" Batin Chaca.

Brak. Polisi Tama menggebrak meja introgasi.

Polisi Tama : "Percuma anda diam saja saudari Chaca. Semua perbuatan jahat anda sudah terkumpul buktinya dan anda tinggal menunggu waktu saja untuk membusuk di penjara"

Polisi Tama berbicara dengan seringai jahat dan dibalas dengan tatapan tajam dari Chaca.

Polisi Tama : "Apakah anda tidak tahu hokum karma? Meskipun kalian semua anak konglomerat, tapi tuhan tidak pernah membedakan hambanya"

Setelah mengucapkan itu Polisi Tama pun kemudian keluar dari ruangan.

3 Hari Kemudian, Tanggal 1

Pengadilan

Saat ini mereka berenam sedang menjali siding untuk menentukan hukuman yang akan mereka terima.

Hakim : "Sidang peradilan pidana, nomor kasus 1004. Dengan ini kami menyampaikan hukuman atas terdakwa saudari Zaviera Xaveria Chamomile, saudari Veronica Lee, saudari Rosie Auristela, saudari Zeva Artamevia Sucipto, saudari Almas Syifa Nora, saudari Sabiya Taraka. Pengadilan telah menemukan terdakwa bersalah atas pembunuhan atas saudari Putri Chaca Kumalasari yang sesuai dengan pasal 338 KUHP, yang mengatakan bahwa : 'Barang siapa dengan sengaja menghilangkan nyawa orang lain, karena bersalah telah melakukan "pembunuhan" dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya lima belas tahun' dan terdakwa juga bersalah atas penyerangan saudari Shasa Alexandra yang sesuai dengan pasal 170 KUH, yang mengatakan bahwa : 'Barang siapa dengan terang-terangan dan secara bersama-sama menggunakan kekerasan terhadap orang atau barang, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun enam bulan.' Jaksa penuntut silahkan memberikan pernyataan"

Jaksa : "Rekaman CCTV dari sekolah menunjukkan bahwa tersangka saat itu sedang berada di TKP. Bahkan tersangka di sekolah juga terkenal atas aksi pembullyan yang mereka lakukan"

Hakim : "Pengacara silahkan memberikan pernyataan"

Saat pengacara akan memberikan pernyataan, Chaca yang duduk di samping pengacara menarik tangan pengacara dengan menggelengkan kepala tanda bahwa mereka tidak mau untuk dibela. Mereka berenam sepakat untuk menerima hukuman dari pengadilan untuk menebus semua dosa mereka, meskipun itu bukan salah mereka.

Pengacara : "Tidak ada pernyataan"

Cerita Berlanjut

Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.


Load failed, please RETRY

Status de energia semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Pedra de Poder

Capítulos de desbloqueio em lote

Índice

Opções de exibição

Fundo

Fonte

Tamanho

Comentários do capítulo

Escreva uma avaliação Status de leitura: C49
Falha ao postar. Tente novamente
  • Qualidade de Escrita
  • Estabilidade das atualizações
  • Desenvolvimento de Histórias
  • Design de Personagens
  • Antecedentes do mundo

O escore total 0.0

Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
Vote com Power Stone
Rank NO.-- Ranking de Potência
Stone -- Pedra de Poder
Denunciar conteúdo impróprio
Dica de erro

Denunciar abuso

Comentários do parágrafo

Login