Baixar aplicativo
78.84% Moment at Senior High School / Chapter 41: Bab 41

Capítulo 41: Bab 41

Gudang

Saat ini Chaca, Veve, Zeva, Nora, Rosie, Tara sedang berkumpul di gudang sekolah.

Nora : "Sekarang kita harus gimana?"

Chaca : "Tenang dulu kita pikirin penyelesaiannya"

Zeva : "Chaca gue gak mu kalau gue masuk penjara. Kalian semua tahu orang tua gue gimana"

Nora : "Lu pikir cuma lu doing yang gak mau masuk penjara gue juga gak mau"

Veve : "Udah semuanya tenang dulu. Untuk hari ini kita harus bisa tidak menarik perhatian para polisi itu. Lebih baik kita menyelidiki secara diam – diam saja"

Rosie : "Terus gimana cara kita menyelidiki semua ini. Kita bukan seorang detektif"

Veve : "Kita harus datang ke sekolah di waktu malam"

Chaca : "Itu ide yang bagus tapi untuk mala mini sebaiknya jangan karena mungkin para polisi masih berkeliaran di TKP"

Tara : "Yang dikatain Chaca itu ada benernya. Besok kita akan menyelidiki semuanya"

Nora : "Tapi kalau malam – malam bukannya kita tidak boleh berada di sekolah?"

Tara : "Astaga lu lupa apa kalau sekarang ada kegiatan belajar malam hah?"

Rosie : "Tapi kan anak – anak lain juga bisa ikut dalam kegiatan belajar malam itu tandanya kita tidak akan aman untuk menyelidiki ini jika ada banyak orang"

Veve : "Kalau masalah itu kita bisa selidiki masalah ini pada saat tengah malam. Saat tengah malam pasti murid lain akan pulang"

Zeva : "Kenapa gue bisa sampai kayak gini. Hiks. Hiks. Hiks"

Chaca : "Lo yang tenang Zev. Mungkin kita hanya kena sial saja saat ini"

Rosie : "Aku curiga apa mungkin ini semua ulah si surat merah?"

Nora : "Hei apa maksud mu dia kan sudah masuk penjara"

Rosie : "Hmm iya juga sih"

Saat Chaca mendengarkan pembicaraan Nora dan Rosie tiba – tiba Chaca teringat saat penculikan hari itu.

Veve : "Cha. Hoii Cha" (Sambil menggoyang – goyang kan tubuh Chaca)

Chaca : "Hah?"

Veve : "Lu kenapa sih malah ngelamun. Udah ayo kita pergi. Kalau kita di sini lama – lama takutnya semua orang bakalan curiga"

Chaca : "Oh okay"

Saat keluar dari Gudang mereka semua bertemu dengan Kenan.

Kenan : "Cha kenapa kamu dari gudang terus mereka juga ngapain ada di gudang juga"

Chaca yang saat itu merasa ketahuan oleh Kenan dia tidak bisa berkata apa – apa.

Kenan : "Cha kamu kenapa sih kok malah diam aja?"

Chaca : "Ah enggak kok aku gak apa – apa"

Kenan : "Kamu sakit?"

Chaca : "Ah iya iya aku sakit hehehe"

Kenan : "Hah serius kamu sakit apa"

Chaca : "Akhh perut ku sakit" (Sambil memegang perutnya)

Kenan : "Kalau gitu ayo kita ke UKS"

UKS

Chaca : "Ken"

Kenan : "Apa?"  

Chaca : "Kalau misalnya nyawa ku sedang diincar oleh pembunuh gimana?"

Kenan : "Hah maksud kamu apaan sih?"

Chaca : "Ah enggak kok. Lupain aja apa yang aku katain tadi itu tadi Cuma bualan ku aja kok"

Setelah Chaca mengatakan itu Kenan langsung memeluk tubuh Chaca.

Kenan : "Kalau ada orang yang mau celakain kamu aku bakal lindungin kamu apapun caranya"

Chaca : "Ken itu tadi Cuma misalnya aja kok. Itu tadi gak beneran"

Kenan : "Meskipun itu tadi Cuma misalnya aja aku bakalan tetep lindungin kamu apapun yang terjadi. Jadi kamu gak usah takut lagi okay"

Chaca : "Makasih"

Kelas 11 B

Saat ini Zeva baru memasuki kelasnya, lalu dia menuju ke lokernya untuk mengambil sesuatu. Saat dia membuka lokernya dia mendapati sebuah bangkai burung yang terletak di dalam sebuah kotak.

Zeva : "Ahhh"

Saat Zeva berteriak semua padangan tertuju pada Zeva termasuk juga Allen yang kebetulan berada di kelas 11 B.

Zeva : "Wah kalian semua bener – bener keterlaluan banget yah"

Allen : "Kenapa lagi sih Zev. Jadi orang kok suka banget cari perhatian"

Zeva : "Apa maksud mu? Diantara kalian semua siapa yang menaruh ini hah? Beraninya kalian semua sama gue" (Sambil membuang kotak itu ke lantai)

Setelah mengatakan itu semua Zeva langsung pergi meninggalkan kelas.

Allen : "Emangnya apaan isi kotaknya?"

Murid lain : "Bangkai burung"

Allen : "Hah bangkai burung? Kenapa dia bisa dapat gituan?"

Murid lain : "Entahlah mungkin karena perilakunya yang suka bully orang"

"Zevaa apa lagi sih sekarang masalahnya. Lu tuh astaga" (Batin Allen)

Kelas 11 C

Nora P. O. V.

Aku saat ini baru memasuki kelasnya dan aku sudah dikejutkan dengan kedatangan seseorang

Nora : "Elu? Ngapain lu di sini?"

"Hai beb lama gak ketemu kamu makin cantik aja"

Nora : "Lu ngapain di sini? Bukannya lu lagi di Inggris"

"Ya jelas gue ke sini karena gue kangen sama elu lah beb"

Nora : "ANSEL EDWIN"

Ansel : "Apasih beb kok teriak – teriak. Sama tunangan sendiri kok galak banget sih"

Nora : "Tunangan? Cih lu aja kali yang tunangan. Ogah gue sama lu. Udah lu sekarang pergi sana. Dapat izin dari mana coba lu bisa masuk ke sini"

Ansel : "Loh beb aku kan sekolah di sini?"

Nora : "Udah deh lu gak usah bercanda. Dan lu gak usah panggil gue bab beb bab beb lu pikir gue bebek apa"

Ansel : "Aku gak bercanda beb. Mulai hari ini aku masuk ke sekolah sini"

Tak selang beberapa lama kemudian seseorang masuk ke dalam kelas 11 C.

Ansel : "Woi brother. How are you?"

"Brother?" (Batin Nora)

"Yeah Iam fine" Sahut orang tersebut.

Ansel : "How about your flight?"

"you know i have a jatlag but its okay"

Nora : "Sel siapa sih dia?"

Ansel : "Ah dia Jeremy. Dia temen aku waktu aku di Inggris. Terus waktu aku mau bilang balik ke sini dia juga ikutan balik. Jadinya dia juga masuk ke sekolah ini juga deh"

Jerry : "Hi my name is Jaerry. You are so beautiful young lady"

Nora : "Ah thank you"

Jerry : "And what is your name?"

Nora : "Nora"

Jerry : "Ah Nora is a beautiful name"

Ansel : "Udah – udah lu ngapain jadi godain tunangan gue"

Jerry : "Tunangan?"

Ansel : "Ya tunangan gue. Yang pernah gue ceritain"

Jerry : "Waw bro you are very lucky"

Ansel : "Yeah I know hehe"

Istirahat

Ansel P. O. V.

"Hmm enaknya kemana ya? Nora gak ada di kelas Jerry juga gak ada" (Batin Ansel)

Ansel : "Coba jala – jalan sekitar kelas dulu lah"

Saat aku berjalan keliling sekitar kelas sesaat aku melihat seseorang yang seperti bidadari jatuh dari langit.

"Anjir siapa tuh cantik banget. Samperin ah" (Batin Ansel)

Ansel : "Haii"

Saat aku menyapa dia, dia hanya diam saja seperi mengabaikan ku.

Ansel : "Kenalin nama aku Ansel. Aku anak baru di sini"

"Hmm" Jawabnya

Ansel : "Kamu bisah bantuin aku gak?"

"Maaf aku gak mau bergaul sama anak – anak kayak kalian" Jawabnya

"Hah maksudnya dia apa? Anak – anak kayak kalian? Kayak siapa?" (Batin ku)

Ansel : "Tapi aku ingin sekali pergi ke kantin, tapi aku gak tahu jalannya kemana"

"Tanya sama anak lain aja" Jawabnya.

"Buset nih cewek dingin banget" (Batin ku)

Ansel : "Ayo tolong aku dong. Plis. Pils"

"Ya udah ayo cepet" Jawabnya.

Cerita Berlanjut

Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.


Load failed, please RETRY

Status de energia semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Pedra de Poder

Capítulos de desbloqueio em lote

Índice

Opções de exibição

Fundo

Fonte

Tamanho

Comentários do capítulo

Escreva uma avaliação Status de leitura: C41
Falha ao postar. Tente novamente
  • Qualidade de Escrita
  • Estabilidade das atualizações
  • Desenvolvimento de Histórias
  • Design de Personagens
  • Antecedentes do mundo

O escore total 0.0

Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
Vote com Power Stone
Rank NO.-- Ranking de Potência
Stone -- Pedra de Poder
Denunciar conteúdo impróprio
Dica de erro

Denunciar abuso

Comentários do parágrafo

Login