Baixar aplicativo
37.5% Granny’s House / Chapter 15: Be a Daddy part 1

Capítulo 15: Be a Daddy part 1

Alea nampak tenang tak kala Hana menggendongnya dengan kimono handuk pada tubuhnya. Gadis cilik itu baru saja selesai dimandikan tantenya, karena orang tuanya sedang dirumah sakit lantaran kakak keduanya tengah dirawat, jadilah sekarang Hana menjadi ibu asuh Alea untuk satu hari atau mungkin dua hari kedepan. Entahlah, semoga saja Arya lekas sembuh, karena Ia tahu Helena pasti sangat sedih, kasihan juga kalau Arya merasakan sakit lama-lama. Lagipula Hana tidak masalah, ia suka dengan anak-anak, terlebih selama beberapa tahun pernikahannya ia belum juga diberikan keturunan, membuatnya dengan senang hati menerima permohonan Helena untuk menjaga buah hatinya. Hitung-hitung latihan pikirnya. Kemudian Hana menggiring kakinya kedalam kamar miliknya dan Brian. Sesaat pintu terbuka, ia melihat Suaminya yang masih terlelap, sedikit decakan pada mulutya ia menghampiri Brian sebab kesal sudah sesiang ini pria itu belum bangun juga dari bunga tidurnya.

Ia menurunkan Alea ke atas Ranjang tepat disamping Brian, lalu membangunkan pria itu.

"Bri bangun bi, udah siang ini"

Brian melenguh, sedikit mengerjapkan matanya untuk melihat Hana hanya beberapa detik ia kembali memejamkan matanya. Wanita itu mendecak lagi dan untuk kedua kalinya membangunkan Brian dengan sedikit ancaman kalau ia tidak bangun seluruh koleksi boneka kaws miliknya akan Hana buang ke tong sampah.

"No!!! Iya.. iya.. ini aku bangun. Jangan sakiti kekasihku Han, dia tidak salah apapun" Ucap Brian yang langsung terjaga ketika mendengar kekasih hatinya dalam bahaya. Prinsipnya tidak ada yang boleh menyakiti Kaws selama ia masih hidup. Sebab Brian cinta mati dengan Kaws membuat Hana merotasi matanya jengah, menyesal mengancam Brian dengan kaws, meskipun ampuh tapi Hana jadi terlihat mengenaskan karena suaminya lebih cinta Kaws dibandingkan dirinya. Belum saja, Hana kasih somasi tidak mendapatkan jatah malam, Biar tahu rasa, biar saja ia bercinta dengan boneka yang menurutnya terlihat menyeramkan.

"Nyebelin kamu! Giliran diancam kaws langsung bangun."

"Udah bangun pas kamu bangunin kok Han, cuman aku pura-pura tidur aja biar kamu ngambek. Soalnya kalau ngambek ngegemesin sih" alih-alih tersipu dengan ucapan Brian, Hana malah semakin memperlihatkan wajah galaknya. Brian tahu, Hana akan kembali marah padanya, oleh sebab itu ia segera mengalihkan atensinya kepada bongkahan daging berparas imut disampingnya.

"Eh ada Gadis cantik, kok masih pake kimono sayang?"

Hana mendengus, memindahkan tungkainya ke meja rias, mengambil minyak telon yang akan dibaluri ke seluruh tubuh Alea, supaya tubuhnya hangat. Semua kegiatan itu diperhatikan Brian, pria itu menyaksikan betapa Hana dengan cekatan mengurus Alea. Hana tampak keibuan kendati ia tak memiliki pengalaman merawat anak kecil, Brian jadi kagum kepada istrinya, hatinya menghangat sekaligus resah. Seandainya Tuhan memberikan mereka kesempatan memilikinya sendiri. Ia pasti sangat bersyukur bisa melihat wajah dihadapannya bahagia pun sekaligus berseri sepanjang waktu.

"Nah Alea sudah cantik, sekarang pamannya yang mandi, Alea makan siang.... Kamu tuh bangun bukannya langsung mandi malah bengong" kata Hana ceria membawa Alea ke dalam gendongannya.

"Aku gak dimandiin?"

"Ngaco... enggaklah! Malu nih sama Alea"

"Lea juga belom ngerti, akukan juga perlu diurus"

"Jangan ngomong aneh-aneh. Sana mandi sehabis itu antar aku belanja bulanan"

Brian beringsut dari ranjangnya kemudian menghampiri dua wanita cantik didepannya, memeluk keduanya dari belakang, tak lupa memberi kecupan manis kepada Alea dan Hana di pipi mereka. "Tante Hana pelit ya sayang, pilih kasih" ucapnya yang mendapat sikutan dari Hana. Sedangkan Alea hanya terkekeh tak mengerti apa yang dikatakan pamannya.

"Buru Bi, mandi....."

"Iya.. iya bawel. Nih aku mandi tapi cium lagi sini" Tanpa meminta persetujuan Hana, Brian memutar tubuh istrinya dan memberikan kecupan kecil diseluruh wajah Hana dan Alea bergantian.

"Brian astaga!!!" Teriak Hana diiringi gelak tawa dari pria yang kini melarikan diri ke kamar mandi, seusai pintu kamar mandi ditutup, Hana tak bisa lagi menahan senyuman di wajahnya. Apalagi saat mendengar Brian berteriak mengikuti apa yang dikatakan Hana barusan dengan kalimat tambahan "Brian astaga!! Aku cinta banget sama kamu!!" Yang logatnya di gemulaikan Brian.

"Paman kamu gitu tuh Lea, ngeselin banget tapi bikin sayang!!" Adunya pada Alea, wajahnya takbisa menyembunyikan kebahagiaannya.

🍀🍀🍀

Brian sudah rapi dengan setelan kaos abu-abu polos, celana pendek dan sepatu seakersnya. Hana yang melihatnya mencebik lantaran jengkel karena suaminya terlalu tampan, kendati umurnya memang masih muda dan wajar-wajar saja, penampilan seperti ini pasti bisa memikat gadis muda diluaran sana. Oh ayolah, Hanakan jadi harus ekstra hati-hati dalam menjaga suaminya agar tidak digondol kucing betina yang melihat ikan segar begini. Apalagi setelah ia mendapat kabar dari karyawan butiknya yang membutuhkan kehadirannya untuk menyelesaikan masalah di butik. Hana jadi semakin dilema dibuatnya, ia harus menjaga suaminya dari predator yang sebutan lainnya pelakor atau menjaga agar butiknya bisa terus operasional tanpa ada masalah.

"Kok ganteng sih?" Ujarnya dengan nada jengkel membuat sang suami melongo tak paham.

"Ya bagus dong"

"Enggak.. enggak bagus. Nanti banyak pelakor yang ngincer kamu.." Oh cemburu maksudnya? Batin Brian, ia terkekeh gemas dengan wanita dihadapannya, tangannya yang bebas mengusak rambut Hana.

"Jangan cemburu, belum juga keluar ketemu orang-orang yang kamu sebutin itu. Lagiankan ada kamu yang stand by jagain aku, mana berani mereka deket-deket"

Agaknya ucapan Brian justru semakin membuat Hana jengkel sebab wanita itu semakin menatapnya tajam.

"Oh jadi kamu ngatain aku galak? Kaya singa makanya mereka takut? Iyah gitu?"

"Eh.. Astaga enggak sayang, bukan gitu maksud aku. Pokoknya mereka pasti gak berani gangguin aku, jamin aku, udah minder duluan liat kamu cantik banget"

Brian bisa melihat wajah Hana yang merah merona meskipun tetap menunjukkan sisi galaknya, ia tahu istrinya tersipu malu, sehingga Brian tidak berharap lebih ucapannya direspon wanita itu, sebab jika Jihan terlampau ekspresif dan tidak segan menunjukan perasaannya, istrinya yang cantik ini berbanding terbalik dengan kakak iparnya. Hana memiliki gengsi tingkat tinggi, ia tidak suka perasaannya diketahui banyak orang, ia akan menyangkal semua tuduhan yang disematkan kepadanya jika ia ketahuan sedang gembira ataupun marah. Aneh memang tapi disitulah yang Brian suka, menurut Brian sikap Hana menggemaskan. Kan lucu lihat orang senang tapi gakmau dibilang lagi senang. Sedang ingin menggoda maka Brian mencubit pipi Hana dengan gemas.

"Aduh gemesin banget sih istri aku, jadi makin sayang. Yukkkk bikin anak"

"Apasih Brian!!!! Ngeselin banget jadi orang" Tuhkan wajahnya malah semakin menggemaskan dengan bibir mengerucut begitu. Setelah puas menggoda Hana habis-habisan padahal ada Alea yang melihat mereka dengan mata bulatnya. Brian merangkul istrinya menuju garasi mobil, sesuai jadwal, mereka harus ke supermarket untuk belanja bulanan.

"Bri nanti ke butik dulu ya, lagi ada masalah, harus segera diselesaikan" kata Hana yang sudah duduk di kursi penumpang, sedangkan Alea sudah duduk anteng dibelakang kursi dengan kue ditangannya, anaknya Bp. Darren dan Bu Helena ini luar biasa sekali nafsu makannya, padahal baru beberapa menit lalu ia menghabiskan makan siangnya dengan lahap.

Masalah Brian, ya pada akhirnya Hana tidak rela Brian pergi sendirian ke supermarket dengan Alea berdua saja. Bahaya bisa jadi mangsa empuk ada hot daddy sedang belanja. Jadi ia memutuskan untuk membawa Brian dulu ke butiknya, baru setelah itu berbelanja.

"Siap my Queen" balas Brian lalu menjalankan mobilnya meninggalkan rumah nenek yang super besar itu.


Load failed, please RETRY

Status de energia semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Pedra de Poder

Capítulos de desbloqueio em lote

Índice

Opções de exibição

Fundo

Fonte

Tamanho

Comentários do capítulo

Escreva uma avaliação Status de leitura: C15
Falha ao postar. Tente novamente
  • Qualidade de Escrita
  • Estabilidade das atualizações
  • Desenvolvimento de Histórias
  • Design de Personagens
  • Antecedentes do mundo

O escore total 0.0

Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
Vote com Power Stone
Rank NO.-- Ranking de Potência
Stone -- Pedra de Poder
Denunciar conteúdo impróprio
Dica de erro

Denunciar abuso

Comentários do parágrafo

Login