Baixar aplicativo
95.23% THE CHALLENGE GAME / Chapter 20: EKSTRA PART (M)

Capítulo 20: EKSTRA PART (M)

"Tae minggir! Aku gak bisa fokus nih!"

PLAK!!

Tee memukul wajah Tae dengan buku besar di tangannya karena dari tadi Tae terus saja mengganggu belajarnya. Mereka sekarang berada di rumah Tae -tepatnya di kamar  Tae sedang mengerjakan tugas sekolah.

"Tee, baby.. kamu dari tadi cuman ngerjain tugas aja, gak mau dengerin apa yang aku ceritain. Udah dulu dong belajarnya." Tae memasang tampang imut agar Tee melirik dan memperhatikannya. Dari tadi memang dia terus saja mengganggu acara belajar Tee dengan mencium tengkuk milik kekasihnya itu.

"Baiklah. Apa yang kamu mau lakukan?" tanya Tee pasrah karena dia juga dari tadi tidak bisa konsentrasi belajar. Karena jujur saja, perlakuan Tae membuatnya gelisah dan menjadi panas.

Tae tidak menjawab pertanyaan Tee dan tersenyum sambil mendekatkan wajahnya pada Tee. Dengan tanpa aba-aba bibir mereka menyatu, awalnya pelan dan lembut sampai akhirnya berubah menjadi menuntut.

'Aah..' terdengar desahan dari mulut Tee yang menambah kabut nafsu dalam pikiran Tae.

Dengan sekali gerakan, Tae mengangkat tubuh Tee ke kasur yang berada di belakang mereka. Mata Tae yang sudah terbakar oleh nafsu menatap mata sayu lelaki yang lebih kecil itu. Tangan Tae memegang dagunya dan memaksa lelaki itu untuk melihat kearahnya lebih lama.

"Tee, aku menginginkan 'itu'. Apakah bisa?" tanya Tae, mengingat itu adalah pertama kalinya mereka melakukan hal yang lebih dari sekedar ciuman, handjob ataupun blowjob. Tae ingin persetujuan terlebih dahulu dari kekasihnya itu. Tee hanya merespon dengan anggukan kepala dan mata yang sayu menahan rangsangan yang diberikan oleh Tae.

Tae dengan cepat mencium kembali bibir manis milik Tee dan kali ini tangannya ikut bermain bersama. Dengan perlahan tangan Tae menyusup ke balik kaos yang dipakai Tee dan memainkan benda kecil di dadanya yang menjadi titik sensitif Tee selain daerah leher bawah telinga.

"Aah-ah Tae!" erangan merdu milik Tee sekarang memenuhi kamar dan itu membuat Tae semakin semangat untuk 'mengerjai' tubuh kekasihnya itu.

"Kamu lebih suka belajar dan mengerjakan tugas sialan itu, hmm? Tapi aku lebih suka jika mengerjai tubuh indahmu ini dan menghiasinya dengan tanda merah kepemilikanku." Kata Tae dengan suara serak menahan nafsu.

"Shh Tae, aah jan-jangan disitu.." kembali Tee mengerang saat tangan Tae menyusup dibalik celana pendeknya dan mempermainkan 'adik kecil'-nya itu.

Tae memijat bagian bawah Tae dengan gerakan naik-turun dan bibirnya mengambil alih mencium bagian puting milik Tee. Tee hanya bisa pasrah sambil mendesah karena perlakuan Tae yang semakin menuntut.

Tae membuka baju serta celana yang dikenakan oleh Tee dan hanya menyisakan dalaman saja. Mata Tae yang sedari tadi liar menahan tubuh indah itu terus mengontrol emosi agar tidak langsung menyerang dan memasukkan batang keras miliknya dan menikmati lobang milik kekasihnya itu. Tidak, ini pengalaman pertama mereka dan Tae ingin Tee merasakan nikmat terlebih dahulu.

Tae membuka bajunya dan membuka kaitan celana miliknya tanpa melepaskannya. Berulang kali Tae menjilat bibirnya dengan tidak sabar karena di hadapannya sekarang, kekasihnya menjadi sangat merangsang dan fuckable dimatanya.

Tae mencium dengan sangat lembut dan pelan di daerah paha dalam Tee, merangsangnya dengan mencium dan menjilat perlahan mendekati selangkangan Tee.

"Sshh aah Tae..F-fuck, ple-please Tae, jangan hmm menggoda-kuhh"

Tae menyeringai menang melihat Tee yang pasrah dan menuntut lebih darinya. "Apa yang kamu mau Tee? Katakan!" 

"ju-just.. Just fuck me now, Tae!" Tee merengek. Tee-nya merengek untuk segera dimasuki dan itu membuat Tae semakin menyeringai.

"Hmm.. I don't know baby, aku harus mempersiapkan lobang ketatmu dulu agar aku bisa leluasa memasukkan penisku ke dalamnya." Jawab Tae dengan mencium pelan kepala penis Tee.

"Aah cepatlah Tae, cepat lakukan.."

Dengan itu Tae langsung menyingkirkan kain yang tersisa dari tubuh Tee dan akhirnya tidak mengenakan apapun. Tae mulai mencium pelan ujung kepala milik Tee dan memainkan kedua bola kembar milik Tee. Mendapat perlakuan begitu, desahan Tee semakin keras dan dia juga menggigit bibirnya agar tidak terus menuntut untuk segera dimasuki.

Lidah Tae bermain di sepanjang batang milik Tee, menambah panasnya yang ia rasakan.

"Aaah.. Tae! Shh a-aah…" erangan Tee semakin nyaring saat lidah Tae berpindah ke bagian bawah miliknya. Saat lidah basah itu dengan lihainya menyapu daerah lobangnya dan tidak dipungkiri rasa gatal menyeruak saat lidah itu menjejal masuk dan menggelitik daging dalamnya.

Tae sudah tidak bisa lagi menahannya, jarinya ikut bermain di lobang itu, bergabung dengan lidah yang sejak tadi memperkosa lobangnya. Dan kini sudah empat jari yang bergabung dengan suara erangan milik Tee.

"Fuck Tee, I can't wait anymore!" Tae mulai membuka dengan cepat celana miliknya dan memijat kejantanannya yang sejak tadi sudah tidak sabar untuk bermain didalam tubuh Tee.

"ju-just fuck me now Tae. Just Aah-" Tee menjerit kecil saat

Tae akhirnya mengangkat kaki Tee dan meletakkan di pinggangnya. Dengan perlahan diarahkannya kepala penisnya ke dalam lobang sempit milik Tee. Dan beberapa kali hentakkan, Tae sukses membobol lobang sempit milik Tee. Tanpa persiapan, tanpa pelumas. Tee pun menjerit kesakitan karenanya.

"Argh-- fuck! Sak-kit Tae.." air mata Tee sudah menetes di ujung matanya, Tae hanya mendiamkan sesaat penisnya, sebelum menggerakkan pelan kedalam lobang Tee.

"Tahan sebentar babe. Argh- fuck so tight!" Tae mencium bibir Tee dengan lembut agar mengalihkan sakitnya itu.

Pelan tapi pasti akhirnya Tee mulai merasakan nikmat pada bagian bawahnya. Tae terus memompa lobang Tee dengan ritme pelan-cepat-pelan, merasakan lobang Tee yang menjepit miliknya.

"Aargh fu-fuck, jepitan kamu nikmat banget Tee!"

"Aah.. Aah Tae, en-enak Tae! Sshhh i-iya disituhh. Teruus Tae! Aah.."

Suara erangan dan hentakkan itu semakin lama semakin keras dan akhirnya mereka berdua berteriak saat berbarengan melakukan pelepasan. Tee keluar di perutnya dan dada Tae, sedangkan Tae keluar di lobang sempit milik Tee.

"Terimakasih sayang. Aku mencintaimu Tee" kata Tae sambil mencium sayang bibir Tee.

"Aku.. Juga mencintaimu Tae." Tee hanya merespon sebentar ciuman Tae sebelum akhirnya tertidur akibat kelelahan.


Load failed, please RETRY

Status de energia semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Pedra de Poder

Capítulos de desbloqueio em lote

Índice

Opções de exibição

Fundo

Fonte

Tamanho

Comentários do capítulo

Escreva uma avaliação Status de leitura: C20
Falha ao postar. Tente novamente
  • Qualidade de Escrita
  • Estabilidade das atualizações
  • Desenvolvimento de Histórias
  • Design de Personagens
  • Antecedentes do mundo

O escore total 0.0

Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
Vote com Power Stone
Rank NO.-- Ranking de Potência
Stone -- Pedra de Poder
Denunciar conteúdo impróprio
Dica de erro

Denunciar abuso

Comentários do parágrafo

Login