Cuaca masih subuh. Langit baru mulai terang ketika Ketua Klan Xiao, Xiao Yunhai dibangunkan dari tidurnya oleh gedoran pintu kamar. "Ketua Klan! Ketua Klan, apakah tuan sudah bangun?"
Xiao Yunhai membuka matanya, melihat sekejap keluar dan kemudian bertanya sambil mengerutkan dahinya : "Ini masih subuh, apa yang terjadi?"
"Ini… Ini Xiao… Sekte Xiao ! Surat dari Sekte Xiao!" Dari luar pintu terdengar suara yang gemetar.
"Apa? Sekte Xiao?!"
Ketua Klan Xiao yang merupakan salah satu orang terkuat di Kota Awan Apung, melompat dari ranjangnya seperti ada orang yang menusuk pantatnya dengan belati. Dia secara sembarangan mengenakan pakaiannya, bahkan tanpa menyisir rambutnya, membuka pintu dengan tergesa-gesa, menarik murid Klan Xiao yang ada di luar. Dengan mata lebar dia berteriak : "Kamu katakan Sekte Xiao? Sekte Xiao?!"
"Ya. Benar, Sekte Xiao!" Murid Klan Xiao itu sukar berbicara, dengan seluruh kekuatannya dia mengangguk dan kemudian menyerahkan surat di tangannya kepada Xiao Yunhai. "Surat ini disegel dengan segel Elang Sekte Xiao! Di Benua Awan Biru, tidak akan ada yang berani memalsukan lencana Sekte Xiao."
Saat dia melihat segel Elang Langit pada surat itu, Seluruh tubuh Xiao Yunhai bergetar. Dia segera menyambar surat itu, dan dengan tangannya yang gemetar, cepat tetapi sangat hati-hati membuka surat itu.
Meskipun nama Sekte Xiao dan Klan Xiao hanya berbeda satu kata tetapi sesungguhnya seperti awan dan lumpur. Di Kota Awan Apung boleh dikatakan Klan Xiao menjadi pemimpin tetapi di Benua Langit Kekal hampir tidak dikenal. Sekte Xiao merupakan salah satu dari 4 sekte terkuat di Kerajaan Angin Biru. Reputasi mereka selevel dengan Vila Pedang Surga, Istana Awan Beku dan Klan Pembakar Surga. Reputasi mereka yang tinggi bukan tandingan bagi Klan Xiao.
Jika mau bicara jujur, seorang pelayan yang tidak berarti dari Sekte Xiao lebih dihormati daripada seorang guru Klan Xiao.
Tetapi memang ada hubungan antara Klan Xiao dan Sekte Xiao. Karena orang yang mendirikan Klan Xiao di Kota Awan Apung 160 tahun lalu, Xiao Bieli adalah orang dari Sekte Xiao. Xiao Bieli adalah murid terbuang dari Sekte dan menurut kabar merupakan anak dari salah satu Tetua saat ini. Xiao Bieli terlahir dari seorang pelayan yang diperkosa oleh ayahnya saat mabuk. Sejak anak-anak, penampilannya biasa saja dan kurang berbakat. Meskipun demikian, dia membuat banyak kasus yang membuat banyak Tetua tidak senang. Saat remaja, kekuatan saktinya merupakan yang terlemah dari teman sebayanya. Mempertahankan dirinya dalam Sekte Xiao merupakan hinaan bagi ayahnya. Jadi Xiao Bieli dikirim ke kota paling terpencil Awan Apung dan dibantu untuk mendirikan Klan Xiao. Sejak itu, ayahnya tidak memperhatikan dia dan semua kontak terputus.
Meskipun demikian, Xiao Bieli tetap memiliki rasa bangga karena terlahir dari Sekte Xiao. Dia menghabiskan seluruh hidupnya, melatih kekuatan saktinya dengan sungguh-sungguh, berharap mendapat pengakuan, dan suatu hari mendapat persetujuan untuk kembali ke Sekte Xiao. Sesudah dia mati, kerinduannya diwariskan ke seluruh Klan Xiao dari generasi ke generasi dan menjadi tujuan utama setiap generasi Klan Xiao. Khususnya disetiap generasi Ketua Klan, sangat berharap dengan sedikit darah dari Sekte Xiao dapat membangun kembali hubungan lama yang telah rusak. Tetapi sampai hari ini, Klan Xiao tidak pernah menghasilkan seseorang yang dapat memenuhi keinginan ini. Jika berbicara tentang Sekte Xiao, itu seperti istana langit, sesuatu yang tidak bisa mereka raih.
Tetapi, hari ini, Sekte Xiao mengambil inisiatif untuk mengirim sebuah surat! Ini membuat Xiao Yunhai histeris, kegembiraan hatinya tidak bisa ditahan, seolah-olah dia lagi bermimpi indah sekarang.
Sesudah membaca isi surat, kata per kata, wajah Xiao Yunhai berubah menjadi merah seluruhnya, nafasnya tak teratur. Jarinya dengan gemetar menunjuk ke luar, sambil berkata : "Cepat… cepat beritahu semua Tetua untuk secepatnya berkumpul di aula utama! Katakan kepada mereka, kita akan membicarakan berita besar berkaitan dengan masa depan Klan Xiao.. Cepat pergi!"
"Ah.. Ya!" Murid Klan Xiao itu buru-buru menjawab dan berlari dengan panik.
......…
Xiao Che perlahan-lahan membuka pintu, selimut merah tua ada ditangannya, melihat Xia Qingyue duduk disamping tempat tidur, sudah bangun dan ganti pakaian. Mata indahnya setenang air, menatap Xiao Che tanpa berkedip…
Xiao Che tiba-tiba melemparkan selimut itu ke meja. Wajahnya tidak merah dan hatinya tetap tenang, dia berkata : "Isteri, kamu bangun sangat pagi. Apakah kamu tidur enak semalam?"
"Kamu tidak mengatakan pertama kali kemana kamu semalam?" Xiao Qingyue bertanya, matanya yang indah sedikit menyipit.
"Tidak perlu." Xiao Che meregangkan tubuhnya dan mulai mengatur rambutnya menggunakan cermin : "Karena saya tahu kamu sesungguhnya tidak tertarik."
Xia Qingyue : "...."
Meskipun dia tertidur dengan Xiao Lingxi semalam di puncak bukit, ketika dia bangun, perasaannya tidak nyaman. Sesudah dia merapikan pakaian dan rambutnya, berbalik ke wajah cantik Xia Qingyue. Xiao Che berdiri dan berkata : "Ayo pergi. Ini adalah pagi pertama, kita harus memberi hormat kepada Kakek… Kamu tidak menolaknya, bukan?"
Xia Qingyue berdiri tanpa mengucapkan satu kata pun dan melangkah ke luar pintu. Xiao Che secepatnya mengikuti dia.
Xiao Lie bangun sangat pagi setiap hari, tanpa terkecuali hari ini. Setelah memasuki halaman Xiao Lie, hal pertama yang mereka lihat, Xiao Lie lagi menyiram bunga dan tanaman. Xiao Lie melihat Xiao Che dan Xia Qingyue masuk, dia berkata sambil tersenyum : "Kalian datang."
Dibawah tatapan mata Xiao Lie yang penuh perhatian, Xiao Che segera mendekat dan memegang tangan Xia Qingyue. Tangan Xia Qingyue sangat lembut dan halus tetapi juga dingin, mungkin karena dia berlatih Seni Awan Beku. Seluruh tubuh Xia Qingyue kaku. Sebelum dia merenggut tanggannya lepas dari Xiao Che, dia melihat tatapan Xiao Lie. Tanpa pilihan lain, putus asa, membiarkan Xiao Che memegang tangannya sambil berjalan ke arah Xiao Lie.
Ayahnya sangat menghormati Xiao Lie, demikian juga dirinya. Dihadapannya, dia tidak bisa tidak memperlihatkan sedikit perhatian ke Xiao Che, jika dia merenggut tangannya, dia tidak bisa membayangkan betapa anehnya kejadian ini di depan Xiao Lie.
Ini perbuatan yang sangat menghina…
"Kakek, kamu bangun sangat pagi hari ini." Xiao Che menuntun Xia Qingyue memberi hormat kepada Xiao Lie.
"Qingyue memberi hormat kepada Kakek." Qingyue membungkuk, gerakannya sangat sopan dan hormat. Ini pertama kalinya tangannya dipegang laki-laki, dia marah dan tidak bisa menolak. Jika dia menggunakan Seni Awan Beku untuk membekukan tangan Xiao Che maka auranya dapat dideteksi oleh Xiao Lie yang berada di puncak tingkat Batin sakti.
"Haha, kalian berdua juga bangun sangat pagi." Sambil menatap Xiao Che dan Xia Qingyue yang terlihat begitu mesra, wajah Xiao Che berseri-seri. "Anak Che, Qingyue, meskipun usia 16 terlalu muda untuk menikah, ini tetap sangat menggembirakan saya. Qingyue kamu sudah sepenuhnya tahu kondisi Anak Che. Sebetulnya, pernikahan ini tidak adil bagimu. Tetapi keluarga kami akan melakukan segala upaya supaya ini cukup pantas bagimu. Sekarang, keinginan terbesar saya adalah melihat kalian berdua menjalani hidup dengan baik.
Xia Qingyue baru mau menjawab tetapi sudah didahului Xiao Che : "Kakek, jangan berkata begitu! Saya, Xiao Che adalah cucumu. Tidak ada wanita dibawah langit ini yang tidak pantas untuk saya. Jadi, dimana salahnya? Setelah menjadi keluarga, tentu saja Xia Qingyue akan menghormati Kakek dan mengurus saya selamanya. Jika dia tidak melakukan hal ini maka saya akan menceraikan dia dan mencari wanita yang lebih baik. Apakah kamu setuju isteriku , Qingyue?"
"…." Karena Xiao Lie berdiri didepan mereka, Xia Qingyue tidak dapat membekukan mulut Xiao Che dengan Seni Awan Beku.
"Hahahaha." Xiao Lie tertawa terbahak-bahak, sampai kepalanya terguncang. Dia melihat Xiao Che dengan tatapan manja :"Ooh kamu, Qingyue baru saja bergabung dalam keluarga kita dan kamu berani menggoda dia seperti itu. Qingyue jangan dengarkan ocehannya. Anak Che ini bajingan, tidak memiliki mulut yang jujur sejak anak-anak. Kamu berdua belum sempat makan tadi malam, kan? Tahu bahwa kalian berdua akan datang, Hong tua sudah membuat sup ayam untuk sarapan. Ayo, mari kita makan bersama."
"Ya Kakek.. sangat baik. Apakah kita juga bisa memanggil Bibi Kecil untuk makan bersama?"
"Dia masih tidur sekarang. Juga ini masih sangat pagi, tidak usah menggangu dia."
Meja makan didalam rumah sudah tersedia 3 porsi makanan untuk sarapan. Xiao Che tidak melepaskan tangannya dari Xiao Qingyue dan menuntunnya ke arah meja makan. Sikap mereka terlihat sangat alami. Xiao Lie mengambil posisi berhadapan dengan mereka berdua. Dia baru saja menyentuh kursinya ketika suara langkah kaki yang berlari cepat terdengar datang dari luar, disertai suara keras :
"Tetua Kelima! Apakah Tetua Kelima ada disini?"
"Ada apa ini?" Xiao Lie berdiri dan sedikit mengerutkan alisnya.
Klan… Perintah Ketua Klan. Semua Tetua secepatnya pergi ke aula utama untuk membicarakan kabar yang berkaitan dengan masa depan Klan Xiao. Tetua harus secepatnya pergi !"
Tidak ada kejadian lain di ingatan Xiao Lie dimana perintah mendesak datang sangat pagi. Dia memakai jubahnya menutupi tubuh dan segera berangkat.
Xiao Lie baru saja pergi, tetapi tangan Xiao Che secepat kilat melepaskan tangan Xia Qingyue, dan segera melompat ke belakang secepatnya. Dia berkata dengan cemberut , "Isteriku Qingyue, kamu sangat pintar, kamu pasti mengerti alasan saya memegang tanganmu untuk memberikan Kakek ketenangan pikiran. Saya sesungguhnya tidak memiliki maksud lain. Meskipun saya tidak meminta persetujuan sebelumnya, kamu pasti tidak marah, kan?"
Ekspresi Xia Qingyue menjadi sangat dingin. Dengan sangat marah dia berkata : "Jika kamu berani lagi sembarangan menyentuh tubuh saya maka tidak ada maaf lagi bagimu."
"Hei! Kamu tidak harus semarah itu! Xiao Che menatapnya dengan terbelalak dan depresi terlihat di wajahnya. "Saya hanya memegang tanganmu dan kamu sudah begitu marah.. Kita adalah sepasang suami isteri yang sah. Bahkan jika kamu menikahi saya hanya sebagai ungkapan terima kasih, kita tetap suami dan isteri. Sejak kita menjadi suami isteri, sangat normal bagi saya untuk menyentuh dimana saja, bukan hanya tangan.. Tetapi sekarang apa yang terjadi? Baru saja kita menikah satu hari, kamu sudah begitu dingin dan cuek. Kamu bahkan tidak mengizinkan saya tidur seranjang denganmu di malam pernikahan kita. Sekarang, memegang tanganmu menyebabkan kamu sangat marah.. *Xiao Che terisak* Perempuan apa yang saya nikahi ini? Bahkan lebih buruk daripada menikahi seorang ratu..
Temperamen Xiao Che memberikan Xia Qingyue perasaan putus asa. Pertama kali melihatnya, Xiao Qingyue merasa Xiao Che dingin dan sombong. Perlahan-lahan, Xia Qingyue merasa wataknya tidak biasa, bahkan terkesan misterius. Banyak kali, Xiao Che memberikan dia perasaan bahwa dirinya bukan berusia 16 tahun tetapi seorang laki-laki dewasa yang memiliki banyak pengalaman.. Dibalik sikapnya yang berandalan, seperti tersembunyi ketelitian dan perhitungan.
Dan sekarang, meskipun dia melakukan kejahatan, dia bertindak seolah-olah dia tidak bersalah. Persis seperti anak nakal, dia mengeluh secara kurang ajar, dan berbalik menuduh dirinya yang melakukan kejahatan. Sesaat, Xia Qingyue terdiam dan tidak tahu harus tertawa atau menangis. Bahkan kemarahan didadanya secara perlahan menghilang.
"Lupakan itu, ayo duduk dan makan." Xia Qingyue berkata perlahan.
"Dengan kata lain, isteriku Qingyue tidak marah lagi? He he, terlihat seperti isteri yang patuh. Saya datang, ayo makan yang banyak!" Xiao Che tiba-tiba meluncur ke meja dan duduk, seterusnya, memberikan kue kacang hijau miliknya ke piring Xia Qingyue.
"..... " Xia Qingyue mulai merasakan bahwa keputusannya meminta gurunya tinggal menemaninya selama satu bulan adalah keputusan yang salah dan berbahaya.