Baixar aplicativo
77.77% Bidadari Pilihan Tuhan / Chapter 7: Belenggu rindu yang terlepas

Capítulo 7: Belenggu rindu yang terlepas

Pukul 14:00 di hari itu mendung menyelimuti langit di sekitaran daerah saya, saya sudah lupa hari itu tepatnya hari apa yang saya ingat adalah hari itu hari ketiga setelah pertemuan saya dengan "Tia", setelah saya membaca tulisan dia (tia) yang saya tidak tau mau menamakan tulisan itu apa, yang jelas isi dari tulisan itu adalah ungkapan dari isi hati yang di rasakan olehnya (tia) kepada saya, jujur setelah membaca isi tulisannya smangat saya ke sekolah makin membara bukan hanya untuk belajar tetapi ada niat yang sudah bulat untuk bertemu dengan dia (tia), Tetapi hari hari setelah kejadian itu sampae hari yang mau saya ceritakan ini kesempatan itu tidak pernah ada, kami (saya dan tia) hanya bisa saling memandang sebentar tetapi saya perhatikan stelah kejadian di hari itu dia (tia) berbeda kalau pandangan mata kami bertemu dia (tia) langsung menunduk, saya juga tidak tau alasannya apa mungkin dia malu atau dia tidak mau melihat saya yang jelas sangat membuat saya menjadi penasaran mungkin tepatnya saya menjadi bingung.

Hari itu jadwal les untuk mata pelajaran pavorit saya yakni EKINOMI AKUNTANSI bukan hanya mata pelajarannya tetapi gurunya juga saya suka karna saya sangat cocok dengan cara mengajarnya, kita tidak usah menyebut namanya karna nanti critanya panjang dan membelok dari cerita yang mau saya ceritakan ... Hari yang mendung membuat saya gelisah, alasannya karna saya takut sebentar lagi mungkin hujannya akan turun dan tidak bisa mengikuti les , sedangkan saya tidak mau ketinggalan khususnya untuk mata pelajaran ini, Saya memutuskan untuk berangkat kesekolah walaupun jam lesnya masih satu jam lagi.

Benar saja sesampai di sekolah hujan turun dengan derasnya "Syukur saya sudah nyampae gumamku dalam hati, Suasana di sekolah sangatlah sepi karna gak mungkin teman teman masuk cepat karna memang waktunya masih cukup lama.. Saya memanfaatkan suasana yang sepi dengan merokok di salah satu ujung lorong kelas yang berdekatan dengan klas tingkat Smp, Saya sengaja karna kalau ada guru atau teman yang masuk mereka tidak sempat melihat saya melanggar aturan.

Selagi menikmati asap rokok saya melihat sosok orang berlari mendekat saya cepat cepat mematikan rokok saya takutnya itu adalah teman.. Setelah mendekat barulah saya sadar kalau yang belari itu adalah "Tia" dia terlhat basah kiyup karna kehujanan, mungkin dia (tia) mengira saya adalah temannya sehingga dia langsung menuju arah ketempat saya duduk. Sesampainya dia di depan saya dia (tia) belum menyadari kalau orang yang di tuju adalah saya.. Dia blum sempat memperhatikan saya karena dia (tia) masih sibuk menyeka air yang ada di pakaiannya .. Setelah dia selesai dia ternganga mungkin karna dia tidak menyangka yang ada di depannya adalah saya.

"tia".. Eh kak arie saya kira teman saya !!

"saya".. ya saya sngaja duluan kesekolah takut kehujanan, kamu basah ya?

"tia" ya ni kak tadi pas di tngah jalan hujannya turun.. Pandangan kami satu sama lain tidak pernah lepas, yang membuat saya segitu memandangnya adalah karena dia (tia) di hari itu sangat berbeda mungkin karena pengaruh dari keehujanannya sehingga pakaiannya pada basah yang membuat lekuk tubuhnya agak terlihat, sumpah saya melihatnya sungguh sangat sempurna bagaikan bidadari yang ikut terjatuh bersama hujan yang turun.

"tia".. kok kakak memandangku seperti itu? saya langsung terkesiap mendengar dia bilang begitu.

"saya".. ehh maap, kamu pasti kedinginan ya? sambil melepas jaket yang kebetulan hari itu saya pakai dan langsung memberikan jaket itu kepadanya (tia).

"tia" terimakasih kak, ya dingin bangt kak. Terlihat diri bibirnya yang sedikit bergerak karena menahan dingin.. saat itu otak saya langsung berfikir kenapa saya tidak memanfaatkan kesempatan ini untuk berbicara dan mengungkapkan isi hati saya sama dia (tia), Memang saat itu suasananya sangat sepi saya bisa paatiin di sekolah itu hanya kami berdua... Tanpa meminta izin saya mengambil tangannya dan langsung menatiknya sedikit untuk masuk di kelas dimana kami berdiri, Saya bisa rasakan dia (tia)sedikit kaget tetapi dia tidak menolak langsung ikut dengan saya, sesampainya di dalam yang suasana sedikit agak gelap pengaruh dari langit yang lagi menangis, tangannya tetap saya genggam sambil terus memandangnya sebaliknya dia (tia) juga tidak mau melepas pandangan saya.. kami hanyut dalam suasana saat itu, selain sepi rasa dingin dari udara yang berhembus membuat tangannya (tia) terasa hangat.

"Saya".. saya sudah membaca tulisan kamu dek,.. Saya melihat ekspresinya agak lain setelah mendengar saya berbicara begitu, saat bibirnya bergerak mau berbicara saya langsung menyekanya dengan cara memberi isyarat tlunjuk di bibir yang berarti tolong diam.

"saya"... Apa yang kamu rasakan sama seperti yang aku rasakan, saya juga selalu memikirkanmu tepatnya saya sayang kepadamu Tia, Tetapi apa prasaan yang ada pada kita nggak salah karna aku tau kamu(tia) sudah milik teman saya (kamar).

"Tia".. Kakak salah, aku dan dia tidak ada hubungan apa apa, ketika dia mengungkapkan perasaannya pada saya saat itu saya langsung menolaknya karena saya memang tidak ada sedikitpun perasaan sama dia....

Saya terhenyak mendengar penjelasan tentang hubungannya (tia) dengan Kamar, saya lihat dengan jelas saat dia berbicara matanya berkaca kaca dan sedikit menitikkan air bening, Tanpa sadar tangan saya memegang pipinya yang lembut sambil mengusap sedikit air mata yang jatuh di pipinya, Dia menundukkan kepala sambil bilang ♡AKU SAYANG KAMU KAK♡ tanpa menjawab ucapannya saya langsung menarik kepalanya (tia) ke dada saya, Saya memeluknya dengan erat seakan akan meberi dia jawaban kalau saya juga sangat menyayanginya (tia).

Saat itu hujan masih lumayan besar seakan akan menjadi saksi untuk kami yang dilanda asmara, Dia (tia) masih berada di pelukan saya seakan akan saya tidak akan melepasnya.. Mungkin pengaruh suasana atau mungkin arahan syetan yang ada di sekeliling kami (saya dan tia) tanpa bimbingan saya melepas plukan saya dan langsung memegang dagunya... pandangan kami bertemu tanpa sadar bibir kami (saya dan tia) bertemu seperti orang yang biasa melakukan ciuman saya melumat bibirnya (tia) dengan cukup panas, Begitu juga dengan dia (tia) membalas lumatan saya dengan sedikit dsahan napas yang tertahan , Jujur saat itu saya tidak bisa membedakan apa yang kami lakukan karena rasa sayang ataukah nafsu yang jelas kami menikmatinya seakan akan tidak mau saling melepas... sampai kami tersadar kalau hujan sudah reda, kami cepat cepat merapikan pakaian yang sedikit kusut karena tangan kami.. setelah itu saya menyuruh dia (tia) untuk pergi kekelasnya supaya ketika ada orang yang datang mereka tidak mencurigai pertemuan kami.

--------------------------------------------------------------'------

Setelah kejadian di hari itu belenggu rindu yang ada di hati seolah olah lepas, hari hari yang kami lalui sangatlah indah walau tidak ada perkataan yang bilang kalau kami (saya dan tia) resmi jadian, tapi kami menganggap kjadian itu lebih dari sekedar ucapan jadian.

Trlepas dari cerita kejadian di hari itu saya mau mengklarivikasi sedikit hubungan "tia dan "kamar mereka tidak ada hubungan apa apa dan pas saat itu "kamar sudah tidak sekolah lagi karena dia merantau keluar daerah bersama keluaganya, Saya hanya tidak mau kalian (pembaca) menganggap saya sebagi penghianat merebut pacar teman, saya yakin saya tidak bersalah karena kami (saya dan tia) memang mempunya perasaan yang sama, sama sama saling mencintai, semoga kalian (pembaca) mengerti.

~~~~~~~~~~~♡♡♡♡♡♡~~~~~~~~~~~~


Load failed, please RETRY

Status de energia semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Pedra de Poder

Capítulos de desbloqueio em lote

Índice

Opções de exibição

Fundo

Fonte

Tamanho

Comentários do capítulo

Escreva uma avaliação Status de leitura: C7
Falha ao postar. Tente novamente
  • Qualidade de Escrita
  • Estabilidade das atualizações
  • Desenvolvimento de Histórias
  • Design de Personagens
  • Antecedentes do mundo

O escore total 0.0

Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
Vote com Power Stone
Rank NO.-- Ranking de Potência
Stone -- Pedra de Poder
Denunciar conteúdo impróprio
Dica de erro

Denunciar abuso

Comentários do parágrafo

Login