Aku mengangguk linglung.
Sampai Nian Shou lenyap sepenuhnya, Bei Mingyan lalu meraih tanganku untuk menuntunku duduk di tempat tidur, seolah ada sesuatu yang penting untuk dikatakan kepadaku.
"Yan, apakah kamu percaya?" Tanyaku pelan sembari memegang bola kristal di tanganku.
Aku pikir Bei Mingyan baru saja mengusir binatang itu dengan lembut karena ia curiga.
Tanpa diduga, ia justru menganggukkan kepala, "Aku percaya."
Aku benar-benar tidak mengerti, "Kenapa?"
Ia tiba-tiba terkekeh dan menatapku dengan lembut, "Xiaoqi, mungkin kamu tidak percaya, tapi pada kenyataannya, sejak aku kecil aku sering bermimpi aneh."
"Mimpi apa?"