"Itu bukan urusanmu." jawabku lemah sembari mendorong Ye Lingcang dengan letih, lalu mengambil satu langkah maju.
Namun, lagi-lagi kepalaku terasa berat dan aku merasa pusat gravitasi sedang tidak stabil. Aku jatuh lagi, kali ini aku jatuh ke dalam pelukan Ye Lingcang.
Dengan tubuh seperti ini, sebelumnya aku sudah mulai lari dari kereta sepanjang jalan, ditambah lagi aku harus berjuang untuk melarikan diri di goa kelabang, sehingga sekarang aku sudah tidak memiliki kekuatan lagi.
Ye Lingcang meraihku dan terkekeh, "Lihat dirimu. Kamu sakit seperti ini, tetapi masih saja memamerkan kekuatan."
"Lepaskan ..." aku jatuh tak terkendali ke dalam pelukannya. Sejujurnya aku ingin sekali berjuang, tetapi aku tidak mampu mengerahkan kekuatan apa pun.
Ye Lingcang menggendongku ke tumpukan kayu bakar, membiarkanku bersandar di dinding, dan kemudian menutupiku dengan selimut lagi.