"Ada perlu apa kamu datang ke mari Dhil? bukannya masalah kita sudah selesai?" tanya Fita.
"Maaf Fit, aku sudah mengganggu waktumu." Fadhil menemui Fita. Ya hanya Fita yang selama ini bisa diajak.bicara. Dia nyaman bersama Fita. Tapi dia tidak bisa mencintai. Hanya rasa nyaman sebagai sahabat.
"Tidak apa-apa, Dhil. Aku banyak berhutang budi padamu. Kamu ada perlu apa sama aku?" tanya Fita. Hatinya masih sakit setelah apa yang sudah Fadhil putuskan tempo hari.
Flashback on
Fadhil memberanikan diri menemui Fita dan Ayahnya yang sedang berada di teras rumah. Fita tersenyum bahagia menyambut kehadiran Fadhil. Begitu juga dengan Ayahnya Fita yang bahagia.
"Assalamualaikum.. Fita, Om." sapa Fadhil.
"Waalaikumsalam.. Fadhil, tumben ke sini?" ucap Ayah Fita. Sedangkan Fita hanya tersenyum malu-malu.
"Iya Om ada yang mau saya bicarakan sama Fita." ucap Fadhil.
"Oh begitu. Fita, tolong bawa Ayah masuk ke dalam ya. Kamu bicaralah dengan Fadhil. Barangkali dia mau bicara serius."