Tidur berdua di atas ranjang yang sama, dalam ikatan pernikahan tidak membuat Fadhil bebas melakukan apa saja pada istrinya. Nyatanya satu bulan lebih dia hanya gigit jari karena tak berani menggempur benteng pertahanan Aqila yang sangat dijaga ketat.
Setiap malam hanya bisa menatap punggung istrinya dan tak boleh untuk menjamah. Dan Fadhil hanya bisa menuruti apa yang diminta oleh istrinya. Apalagi setelah pernyataan Aqila di mobil tadi yang bilang kalau dia enggan untuk punya anak setelah melihat kerepotan Rani menjadi ibu dari dua anaknya.
Padahal niat Fadhil mengajak Aqila bertandang ke rumah Diko adalah berharap Aqila tergerak hatinya untuk mau memasak dan punya anak. Tapi kenyataan sungguh di luar ekspektasi. Hingga tengah malam, matanya terjaga menatap langit-langit kamarnya dengan kedua tangan terlipat di belakang kepalanya. Sesekali menoleh ke arah Aqila yang memunggunginya.