POV Zico
Tanganku bergetar memegang kertas laporan hasil tes DNA. Aku seakan tak percaya dengan hasilnya. Aku dan Alvin adalah ayah dan anak. Tanpa aku sadari air mataku keluar, aku menangis bukan karena sedih tapi terharu. Aku menatap mami menyakinkan apa yang aku liat tidak salah. Mami mengangguk dan menangis terharu. Beliau bahagia akhirnya memiliki cucu.
Ada kebahagiaan yang membuncah dalam hatiku. Satu sisi aku lega jika aku tidak mandul bahkan aku punya anak tanpa aku ketahui kehadirannya. Satu sisi aku merasa kasihan dengan anakku yang besar tanpa kehadiran seorang ayah bahkan dia tidak mengenal ayahnya.
Untung saja anakku laki-laki jika perempuan pasti dia akan menderita ketika dewasa. Jika anakku perempuan aku tak bisa menikahkan dia nanti ketika dewasa karena hubungan nasab di antara kami tidak ada, hanya ada hubungan biologis. Aku ayah biologis dari Alvin. Aku ucapankan dan aku renungkan nama Alvin dalam kalbuku.