Pagi-pagi buta Bara mengetuk pintu kamar hotel Dian. Dalam ketukan pertama Dian tak merespon sehingga Bara mengetuknya berkali-kali. Ia dibuat kesal dan bahkan menendang pintu kamar dengan keras.
"Jika sekali lagi aku panggil dia tidak juga buka pintu aku akan mendobrak pintunya," gerutu Bara kesal.
Ketika Bara akan menendang pintu, Dian membukanya hingga Bara hampir terjatuh karena kakinya melayang.
"Kenapa bos?" tanya Dian menguap.
Mengabaikan pertanyaan Dian, Bara masuk ke dalam dan duduk di sofa. Dian mengekori dari belakang. Ia duduk berseberangan dengan Bara.
"Kenapa sich bos? Pagi-pagi buta bangunkan aku. Masih ngantuk ini," gerutu Dian kesal.
"Tidur aja kerjaan kamu. Aku membawa kamu kesini buat kerja bukan tidur," kata Bara memarahi.
"Ya elah bos. Hari masih pagi kenapa marah-marah? Enggak dapat jatah ya semalam?" goda Dian menaik turunkan alisnya.
"Tutup mulutmu Dian!"
"Baiklah."
Você também pode gostar