Cika bingung, ia masih memikirkan pesan dari David. Apa sebaiknya dirinya menemui laki - laki itu saja? Tetapi ia masih takut menemui laki - laki itu, mengingat kemarin David hampir menamparnya.
Cika mengetuk - ketukkan jarinya di dagu, tetapi ini yang terakhir. Setelah itu dirinya bebas dari David, seulas senyuman terbit di bibirnya. Membayangkan jika laki - laki itu tidak merecokinya, membuatnya senang.
Cika menyalakan ponselnya, ia mulai mengetikkan balasan untuk David.
Cika : Oke, tapi ini beneran yang terakhir, kan?
Drrtt... drrtt....
+6282********* : Iya, ini yang terakhir. Besok aku jemput kamu di kampus.
Apa dirinya membolos saja, tidak mungkin dirinya membiarkan David menjemputnya di kampus. Ia tidak ingin Shaka mengetahui jika ia pergi dengan laki - laki itu, kali ini ia harus menyelesaikan masalahnya sendiri. Dirinya sudah cukup merepotkan Shaka, pria itu juga sedang sibuk dengan kerjaannya.