Baixar aplicativo
84.44% NCT - THE NIGHT UNFOLDS / Chapter 38: Rencana

Capítulo 38: Rencana

Mark mengurungkan niat untuk langsung pergi ke arah gerbang sekolah. Ia berbalik segera setelah melihat kakak kelas yang sedang berdiri tidak jauh darinya, mereka seperti menunggu. Mark pikir ia harus kembali lagi masuk ke gedung sekolah. Ia tidak mau berurusan dengan kakak kelas yang merupakan teman kelas Yunsoul. Mungkin mereka akan menanyainya dan Mark tidak bisa memberikan jawaban pasti.

Langkah Mark terhenti tatkala mendengar panggilan yang ditujukan kepadanya. Ekspresi Mark seketika berubah. Ia menghembuskan nafas panjang, kemudian berbalik.

"Kau mau pulang?" Taeyong bertanya.

Mark mengangguk, "Iya, Sunbaenim."

"Tapi, kenapa kau malah berbalik arah?" tanya Ten.

Mark menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Hmm... aku pikir barangku ada yang tertinggal di kelas," jawabnya berbohong.

"Kalau begitu ambilah dulu," saran Taeyong. "Kami akan menunggu di sini."

"Huh?" Mark cukup terkaget dengan perkataan itu. Ia tidak mengerti. "Memangnya... ada apa, Sunbaenim?" Mark bertanya ragu-ragu.

"Kami ingin berkunjung ke rumahmu," jawab Ten.

"Ke-kenapa?" Mark agak curiga.

Taeyong merangkul bahu Mark. "Memangnya tidak boleh mengunjungi rumah adik kelas?" tutur Taeyong dan tersenyum. "Kami hanya ingin dekat dengan adik kelas kami," imbuhnya.

***

Youngjoo masih duduk di bangkunya meskipun bel pulang sudah berbunyi sejak tadi. Ia juga belum memasukkan barang-barangnya ke dalam tas. Seorang murid perempuan berjalan ke arah meja Youngjoo.

Adalah Sojin. Murid perempuan itu menatap Youngjoo yang tengah duduk. Agak mendongkak, Youngjoo melihat Sojin.

"Youngjoo, bisakah kita bicara?"

"Di sini saja." Youngjoo melihat ke seluruh kelas, tidak ada siapa pun lagi kecuali mereka berdua. "Apa yang dibicarakan?"

Sojin duduk di kursi di depan meja Youngjoo. Berposisi miring supaya bisa melihat Youngjoo. "Kau tahu apa yang ingin kubicarakan. Kejadian waktu itu saat kau mengintip."

"Aku tidak mengintip," kilah Youngjoo agak marah. "Aku hanya tidak sengaja melihat itu. Tenang saja. Aku tidak akan menyebarkannya."

Sojin menatap Youngjoo. "Bukan itu maksudku." Menjeda sebentar, kemudian Sojin melanjutkan lagi perkataannya. "Karenamu, sejak kejadian itu Guru Cha menghindariku."

Youngjoo mengerutkan keningnya. Memahami ucapan Sojin. Apa maksudnya ia kecewa karena Guru Cha menghindarinya? Tapi, bukankah harusnya ia memang tidak boleh punya hubungan seperti itu dengan seorang guru. Meskipun Guru Cha memang masih muda dan cukup tampan.

"Itulah yang menyebabkanku membencimu. Kau penganggu dan perusak," ungkap Sojin.

"Kau menyalahkanku?" Youngjoo menatap Sojin dengan tatapan tidak percaya. "Kau seharusnya berpikir kalau hubunganmu dengan Guru Cha itu salah. Bagaimana bisa kau pu–"

"Semua ini salahmu!" sela Sojin dengan nada meninggi. Dia berdiri kemudian melihat Youngjoo. Wajahnya tampak marah. "Aku tidak akan diam saja. Kau akan membayar semua ini."

Youngjoo tidak habis pikir pada Sojin. Kenapa Sojin bisa semarah itu. Dari tempat duduknya, dia melihat Sojin yang berjalan keluar kelas.

***

"Rumahmu nyaman juga."

Taeyong, Ten, Doyoung, dan Taeil sekarang berada di sebuah apartemen sederhana. Mereka berempat melihat-lihat keadaan dalam rumah tersebut sembari duduk. Mark sendiri masih berdiri. Merasa canggung karena kakak-kakak kelasnya itu datang ke rumahnya, maksudnya rumah bersama Yunsoul dan Youngjoo.

"Kudengar kau tinggal dengan Yunsoul dan Youngjoo di sini?" tanya Ten.

"Iya. Itu benar."

Taeyong berdiri, mendekati Mark. "Kapan mereka berdua pulang?"

"Ah, Youngjoo Noona mungkin pulang terlambat dan Yunsoul Noona aku tidak tahu kapan pulangnya," jelas Mark.

"Dia pergi ke luar kota?" tanya Taeyong. "Kota mana?"

"Hmm... Aku tidak tahu," jawab Mark. "Yunsoul Noona tidak bilang padaku," ungkapnya jujur. Mark memang tahu tujuan dan alasan Yunsoul pergi. Yunsoul dan Youngjoo tidak memberitahunya detail.

"Begitu ya?"

Mark mengangguk. Dia sampai lupa harus menyajikan minuman atau makanan pada tamu yang mendadak itu. "Aku mengambil minum dulu."

Mark pun pergi ke dapur dan membuka kulkas. Ada minuman soda dan ia mengambilnya. Dia melihat lagi ke sekitar, namun tidak ada apapun yang bisa dijadikan cemilan. Sehingga Mark pun hanya membawa minuman itu dan memberikan pada Taeyong dan ketiga temannya.

"Tidak ada makanan. Maaf. Aku akan membelinya dulu."

"Kalau begitu aku akan ikut. Aku juga ingin membeli sesuatu." Taeil beranjak dan mengajak Mark keluar.

Sesuai rencana. Taeyong menoleh pada Ten dan Doyoung. Ketika Taeil dan Mark benar-benar sudah pergi, Taeyong memberi isyarat pada kedua temannya itu untuk bergerak. Melakukan bagian dari rencana mereka di rumah ini. Apalagi selain mencari sebuah USB.

Taeyong, Ten, dan Doyoung mengeledah isi rumah tersebut dengan cepat, namun berhati-hati. Mereka juga membagi tugas, bagian mana yang harus dicari setiap orang. Supaya efektif.

Meninggalkan Taeyong, Ten, dan Doyoung, Mark dan Taeil menuruni tangga. Keduanya keluar dari bangunan dan menuju sebuah minimarket. Tugas Taeil adalah mengulur waktu agar Mark tidak cepat-cepat kembali ke rumahnya.

Di dalam minimarket, Mark memilih-milih makanan ringan. Taeil yang berada di sampingnya hanya memperhatikan Mark saja. Pemuda yang lebih muda darinya itu tampak serius.

"Apa yang lain menyukai ini?" Mark bertanya sambil menunjuk sebuah bungkus makanan ringan.

"Apa saja. Mereka tidak akan protes," sahut Taeil.

"Sunbae mau beli apa? Tadi bilang ingin membeli sesuatu."

Taeil mengedarkan pandangannya. Mencari benda yang akan dibelinya. Ia kemudian menunjuk sebuah obat maag. "Itu."

"Sunbae sakit?" tanya Mark khawatir setelah tahu kalau yang ingin dibeli Taeil adalah obat.

Taeil tidak menjawab dan hanya tersenyum pendek. Sebenarnya dia asal menunjuk.

Saat membayar, Mark akan mengeluarkan dompetnya. Namun, Taeil terlebih dulu menyerahkan beberapa lembar uang pada kasir.

"Biar aku saja," ucap Taeil pada Mark.

Mark tersenyum. ia senang karena kakak kelas yang menurutnya dingin itu tidak seburuk dugaannya.

Di luar minimarket, Taeil mengajak Mark untuk duduk lebih dulu di kursi-kursi yang disediakan minimarker tersebut di luar. Taeil yakin kalau Taeyong dan lainnya belum selesai mencari.

"Aku ingin bertanya." Taeil mulai mengulur waktu dengan menanyai Mark. Tapi, sebenarnya pertanyaan yang Taeil ajukan adalah hal yang memang membuatnya ingin tahu. "Kenapa kau bisa tinggal bersama Yunsoul dan Youngjoo?"

"Hmm... sejak aku kelas dua sekolah menengah pertama." Mark memberi penjelasan. "Aku mulai tinggal bersama mereka. Awalnya karena kabur dari rumah, aku menginap sebentar di sana. Tapi, mereka memperlakukanku dengan sangat baik. Aku merasakan kasih sayang yang jarang orang tuaku berikan. Pada awalnya, kedua orangtuaku melarang. Namun, setelah diberi alasan. Mereka akhirnya sadar dan memperbolehkanku tinggal bersama Yunsoul dan Youngjoo Noona." Mark mulai bercerita panjang lebar.

***


Load failed, please RETRY

Status de energia semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Pedra de Poder

Capítulos de desbloqueio em lote

Índice

Opções de exibição

Fundo

Fonte

Tamanho

Comentários do capítulo

Escreva uma avaliação Status de leitura: C38
Falha ao postar. Tente novamente
  • Qualidade de Escrita
  • Estabilidade das atualizações
  • Desenvolvimento de Histórias
  • Design de Personagens
  • Antecedentes do mundo

O escore total 0.0

Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
Vote com Power Stone
Rank NO.-- Ranking de Potência
Stone -- Pedra de Poder
Denunciar conteúdo impróprio
Dica de erro

Denunciar abuso

Comentários do parágrafo

Login