Baixar aplicativo
80% NCT - THE NIGHT UNFOLDS / Chapter 36: Mimpi Buruk

Capítulo 36: Mimpi Buruk

"Doyoung..."

Masih dalam posisi bertindihan, keduanya sekarang saling menatap satu sama lain. Beberapa lama mereka dalam posisi itu sampai perkataan Doyoung menyadarkan Youngjoo yang terus menatapnya.

"Kau berat."

Refleks, Youngjoo segera beranjak dari posisinya karena ucapan itu. Tangan Youngjoo menepuk nepuk seragamnya yang jadi sedikit kotor. Doyoung juga ikut bangkit berdiri. Dia memperhatikan Youngjoo yang jadi cemas setelah melihat seseorang dari jarak cukup Jauh.

Guru Cha adalah orang yang dilihat Youngjoo. Doyoung tahu itu, namun yang membuat heran adalah kenapa wajah Youngjoo seperti ketakutan setelah melihat Guru Cha.

Youngjoo akan pergi, namun dicegah oleh gengaman tangan Doyoung pada lengannya. Youngjoo melihat wajah Doyoung.

"Ada apa?" tanya Doyoung.

"Bukan apa-apa," tutur Youngjoo sambil mencoba lepaskan genggaman tangan Doyoung dengan cara menggerakan lengannya. Namun, tidak berhasil.

Youngjoo menatap Doyoung dengan tatapan minta dilepaskan, tapi pemuda itu tidak membiarkannya pergi. Youngjoo melihat Guru Cha yang sedang berjalan ke arahnya dan itu membuatnya jadi panik.

"Doyoung, cepat lepaskan!"

Tidak berhasil. Doyoung masih memegang lengannya. Youngjoo tidak mengerti dengan sikap Doyoung saat ini. Apa ia marah karena ditabrak olehnya? Sehingga tidak mau membiarkannya pergi, pikir Youngjoo.

Guru Cha semakin mendekat. Youngjoo tidak tahu harus melakukan apa. Ia hanya berpikir untuk bersembunyi. Tapi, bagaimana? Youngjoo tiba-tiba memperhatikan tubuh Doyoung yang lebih tinggi darinya.

Youngjoo pun mempersempit jarak dengan Doyoung hingga tubuhnya menempel dengan pemdua itu. Ia juga menenggelamkan wajahnya pada tubuh Doyoung. Tangan kirinya menggenggam bagian sisi blazer seragam Doyoung.

Sementara itu, Doyoung sendiri cukup terkejut dengan tindakan Youngjoo yang mendekatkan diri padanya.

"Kang Youngjoo!"

Mendengar panggilan dari Guru Cha itu membuat Youngjoo mempererat genggamannya pada seragam Doyoung dan semakin menyembunyikan wajahnya.

Doyoung menoleh pada Guru Cha yang sekarang terjarak beberapa langkah darinya. "Ada apa?" tanya Doyoung yang ditujukan pada Guru Cha.

"Tidak ada apa-apa. Guru hanya ingin bicara dengan Youngjoo."

Dengan tatapan curiga, Doyoung melihat Guru Cha. Kemudian beralih pada Youngjoo. Terlihat ekspresi ketakutan dari wajah gadis itu. Doyoung pun kembali melihat Guru Cha dan berkata, "Saat ini Youngjoo kurang sehat."

"Begitu? Hmm.. baiklah. Guru akan bicara dengannya lain waktu."

Sebelum pergi, Guru Cha memberikan senyuman pada Doyoung. Sebuah senyuman yang mencurigakan, pikir Doyoung. Kemudian ia melihat Youngjoo kembali, masih dalam posisi yang sama. Doyoung membiarkan Youngjoo memeluknya. Ingin rasanya waktu dapat dihentikannya. Mengabadikan momen saat ini saja. Doyoung sejenak ingin mengingkari kenyataan bahwa ia makhluk yang berbeda dengan Youngjoo. Bahkan Doyoung ingin menjadi manusia saja.

Youngjoo perlahan mengangkat wajahnya. Menatap wajah Doyoung masih dengan ketakutan.

"Tenanglah," tutur Doyoung lembut.

Ucapan itu sedikit mengurangi ketegangan Youngjoo. Di sekitar mereka, siswa-siswa yang berlalu lalang melihat dan saling berbisik-bisik. Yuta pun ikut melihat keduanya. Kedua tanggannya mengepal.

***

Wajahnya kelihatan takut. Nafasnya memburu. Peluh juga membasahi daerah wajah dan sekitar. Dalam keadaan tidur, Yunsoul bergerak gelisah. Jemarinya bahkan meremas kuat selimut yang menutupi sebagian tubuhnya.

Yunsoul mimpi buruk.

-

Seorang gadis kecil menangis dan menjerit-jerit. Suaranya parau. Melihat sekelilingnya penuh dengan cipratan darah dan api. Ayah dan ibunya terbaring di lantai berbahan kayu. Dari tubuh keduanya keluar banyak darah dari luka-luka gigitan dan cakaran. Jiwa gadis kecil itu terguncang tatkala melihat orang tuanya mati dengan cara seperti itu.

"Eommaa... Appaaa....," panggil gadis kecil itu diiringi isak tangis.

Seorang pemuda yang merupakan kakak dari gadis kecil itu terluka dan berdarah di bagian kepala dan perut. Dengan keadaan seperti itu, pemuda tersebut berusaha menggapai tubuh adiknya. Sisa tenaga digunakan sekuat mungkin untuk membawa gadis kecil itu dan keluar dari rumah yang sebagian sudah terbakar.

Sesudah berhasil keluar, ia berlari sekuat mungkin walaupun sekali-kali hampir terjatuh karena merasa tidak kuat. Namun, demi menyelamatkan adiknya, ia terus berusaha. Terus berlari masuk ke dalam hutan.

Dari belakang makhluk-makhluk bertaring tajam mengikuti mereka. Gadis kecil itu melihat kumpulan makluk tersebut yang menyorotkan tatapan tajam. Membuat si gadis kecil semakin ketakutan. Ia juga mendengar nafas kakaknya yang terengah-engah sambil tetap mengendongnya.

Dalam kegelapan malam dan kedalaman hutan, mereka terus berlari di bawah bulan purnama yang sangat terasa sangat mistis. Kakak dari gadis kecil itu tidak dapat lagi menahan lukanya dan...

brukk

Gadis kecil dan kakaknya terjatuh tepat di batas tepi jurang yang dalam. Hampir saja. Namun, genggaman pada tubuh gadis kecil itu terlepas. Gadis kecil itu terlalu dekat dengan bibir jurang. Seperti akan terjatuh, tapi kakaknya berusaha menyelamatkan.

Akan tetapi, makhluk-makhluk bertaring itu lebih dulu menangkap kaki pemuda tersebut. Lalu, menarik tubuhnya. Mereka menyeretnya dengan kasar. Gadis kecil itu menangis keras seraya memanggil kakaknya. "Oppa..."

Para makhluk itu membunuh pemuda tersebut dengan buasnya, seperti tidak puas melihat pemuda tersebut sudah tidak berdaya. Banyak sekali darah keluar dari luka cakaran dan gigitan. Sementara gadis kecil itu hanya bisa menangis.

Selesai membuat kakaknya tidak bernafas lagi, makhluk-makhluk bertaring itu kemudian mengalihkan tatapan tajamnya pada seorang gadis kecil yang menangis. Mereka mendekati gadis kecil itu dengan langkah pelan dan suara khas mereka terdengar.

Gadis kecil itu amat ketakutan. Dia pun memundurkan langkahnya. Namun, apa yang terjadi adalah gadis itu tidak bisa menahan tubuhnya karena di tepat setelah ia mundur satu langkah, tidak ada pijakan lagi. Gadis kecil itu terjatuh dan tercebur ke dalam air sungai.

-

Yunsoul terperanjat, bangun dari tidurnya. Ia langsung memegang kedua kepalanya karena sangat sakit tiba-tiba terasa pada bagian tubuh itu. Yunsoul mengerang kesakitan untuk beberapa saat.

Bernafas lega. Sakit yang dirasakannya itu perlahan menghilang. Yunsoul mengatur nafasnya. "Mimpi buruk," gumamnya. "Tapi... kenapa seperti nyata?"

Setelah menyingkap selimut, Yunsoul turun dari tempat tidur. Ia mengambil air putih dalam sebuah botol yang berada di atas meja kecil di samping ranjang. Yunsoul meminum air tersebut satu tegukan.

Sudah tiga hari Yunsoul menempati kamar motel ini. Selama tiga hari juga ia belum menemukan Crs-Light. Yunsoul mengingat lagi mimpinya waktu itu saat ia tidur di perpustakaan. Ia bermimpi tentang Crs-Light, benda yang berbentuk bulat bening dan bercahaya. Sebuah suara menyebutkan kata Busan dalam mimpi tersebut dan karena itulah Yunsoul menyakini kalau Crs-Light berada di kota ini.

Ia berharap kalau ia berada di Busan maka petunjuk mengenai keberadaan benda tersebut akan ada lagi. Entah lewat mimpi, ingatan sepintas, atau lainnya. Namun, mimpi tentang Crs-Light yang ditunggunya tidak kunjung muncul, yang ada malah mimpi buruk tadi.

"Apa aku membuat keputusan yang salah? Berada di kota ini."

***


Load failed, please RETRY

Status de energia semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Pedra de Poder

Capítulos de desbloqueio em lote

Índice

Opções de exibição

Fundo

Fonte

Tamanho

Comentários do capítulo

Escreva uma avaliação Status de leitura: C36
Falha ao postar. Tente novamente
  • Qualidade de Escrita
  • Estabilidade das atualizações
  • Desenvolvimento de Histórias
  • Design de Personagens
  • Antecedentes do mundo

O escore total 0.0

Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
Vote com Power Stone
Rank NO.-- Ranking de Potência
Stone -- Pedra de Poder
Denunciar conteúdo impróprio
Dica de erro

Denunciar abuso

Comentários do parágrafo

Login