Baixar aplicativo
4.44% NCT - THE NIGHT UNFOLDS / Chapter 2: Klien Baru

Capítulo 2: Klien Baru

"Tidak, kalian yang menghalangi jalan kami. Jadi, kalian yang harus pergi!" ujar Doyoung tidak kalah emosi dari Yuta.

Sementara itu, tindakan kelompok Jaehyun dan Taeyong yang tidak mau saling mengalah –hanya karena sebuah jalan– membuat dua orang perempuan yang berada di belakang teman-teman Taeyong melihat keheranan.

"Apa yang sedang kalian lakukan?"

Terdengar lontaran pertanyaan dari belakang Taeyong dan teman-temannya. Taeyong, Taeil, Ten, dan Doyoung pun menoleh ke belakang. Tampak dua murid perempuan, Youngjoo dan Yunsoul, yang terlihat tidak mengerti dengan pertikaian kecil mereka.

"Kalau kalian ingin bertengkar sebaiknya tidak di depan pintu dan menghalangi jalan seperti ini." Youngjoo menggerutu dan seakan memarahi mereka. Kedelapan laki-laki itu malah diam dan memperhatikan Youngjoo dan Yunsoul. Baru kali ini ada yang berani menganggu pertikaian mereka.

Yunsoul kembali berkata. "Kami mau lewat. Bisakah kalian memberi jalan?"

Satu

Dua

sampai tiga detik Taeyong membungkam dan menatap Yunsoul dari kedekatan. Kemudian, ia tersadar. Segera menggeser tubuhnya –membuka jalan– Taeyong juga menarik Ten supaya memberi jalan.

Youngjoo mengekori Yunsoul yang mulai berjalan melewati Taeyong dan teman-temannya. Dengan terpaksa Jaehyun menggeser tubuhnya untuk Yunsoul. Dua perempuan itu pun sudah melewati kedelapan laki-laki yang tadi menghalangi pintu kelas.

Melihat ada celah di antara Jaehyun dan Yuta, Taeyong langsung berinisiatif. Dia berjalan maju dan melewati Jaehyun. "Aishh... kau," decak kesal Jaehyun saat Taeyong menyenggol bahunya secara sengaja. Taeil, Ten, dan Doyoung ikut menyusul Taeyong.

Di dekat koridor kelas, Mark –murid kelas satu– menghampiri Yunsoul dan Youngjoo. "Noona, kenapa kita tidak bisa pulang bersama? Bukannya tadi pagi kau yang mengajak pulang bersama?" Mark bertanya ketika sudah di depan Yunsoul dan Youngjoo.

"Maafkan kami Mark, kami ada urusan mendadak dan sangat penting," jawab Yunsoul sambil sedikit merapikan bagian depan rambut Mark. "Kau pulang duluan saja, tapi kau beli makanan dulu. Di rumah tidak ada makanan. Oke?" imbuhnya.

"Yah, Noona." Mark sedikit kecewa.

"Kami pergi duluan, Mark. Dahh.." pamit Youngjoo. Kedua perempuan itu –yang sudah seperti kakak bagi Mark– meninggalkannya dengan berjalan agak terburu-buru.

Mark melihat kepergian Yunsoul dan Youngjoo. "Ahh, kenapa mereka tidak mengajakku?" protesnya.

"Mengajak ke mana?"

Terkejut. Mark langsung berbalik setelah mendengar ada yang menyahuti perkataannya. Dilihatnya keempat laki-laki, Taeyong, Taeil, Ten, dan Doyoung tepat di belakangnya. "Ah, Sunbaenim... aku juga tidak tahu mereka pergi ke mana," Mark menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Aku pergi dulu, Sunbaenim," Mark cepat pamit sambil membungkuk pada keempat kakak kelasnya itu. Dia juga merasa segan pada mereka.

Ten melirik Taeyong, "Kenapa kau jadi ingin tahu ke mana kedua perempuan itu pergi?" tanyanya sedikit curiga.

"Tidak, aku hanya iseng saja," kilah Taeyong. "Ayo, sebaiknya kita pergi juga," ajaknya kemudian.

***

Youngjoo dan Yunsoul menemui Hansol. Ternyata Hansol mengajak mereka pergi bertemu klien baru yang memintanya datang langsung ke rumah. Pandangan mereka seketika takjub saat melihat sebuah rumah yang terkesan sangat mewah. Bisa dibilang itu bukan rumah, melainkan istana. Para pelayan rumah itu memakai seragam yang sama dan tidak hanya beberapa saja. Jumlah pelayan di sana mencapai dua puluh lebih.

Hansol, Youngjoo, dan Yunsoul dibawa oleh seorang kepala pelayan menuju sebuah ruangan. Kepala pelayan itu mempersilakan ketiga tamunya duduk, "Silakan tunggu di sini. Nona Muda akan segera kemari," kepala pelayan itu berucap sopan, ia membungkuk sebelum pergi.

Beberapa saat kemudian, datang seorang perempuan berusia sekitar 25 tahun. Rambutnya hitam sebahu dengan balutan pakaian berwarna cokelat muda. Ia duduk berhadapan dengan ketiganya.

"Detektif Ji?" tanya perempuan itu yang ditujukan pada Hansol.

Pria itu mengangguk, "Ya, aku Ji Hansol dan rekan timku, Kim Yunsoul dan Kang Youngjoo," Hansol memperkenalkan dua perempuan di sampingnya.

"Aku tidak menyangka kalian akan datang secepat ini. Padahal baru setengah jam lalu aku menelepon. Oh ya, namaku Choi Seunghee. Aku meminta kalian datang ke sini karena aku butuh bantuan kalian."

"Apa itu? Apa yang kami bisa bantu?" tanya Hansol.

Seunghee memberikan sebuah kertas pada Hansol. Dengan segera Hansol menerima kertas itu. Kedua tangan Hansol membukanya. Youngjoo dan Yunsoul ikut mengamati isi dalam kertas itu.

"Aku tidak tahu arti gambar itu. Kertasnya aku temukan di kamar almarhum kakakku. Kertas itu terselip di buku catatannya dan pada halaman yang diselipkan terdapat tulisan 'Hanya satu untuk membukanya'. Aku menyimpulkan kalau maksud tulisan itu adalah cara membuka ruangan pribadi almarhum kakakku."

"Ruang pribadi?" Youngjoo ingin tahu.

"Di dalam rumah ini terdapat ruangan pribadi almarhum kakakku. Dia sangat menyembunyikan ruangan itu. Bahkan aku sebagai adiknya, tidak diperbolehkan untuk masuk ke dalamnya walaupun hanya sekali. Bahkan para pelayan yang akan membersihkan ruangan juga tidak diizinkan. Dia melakukannya sendiri."

Yunsoul terlihat berpikir kemudian ia bertanya, "Mungkinkah ada sesuatu yang sangat penting dan rahasia yang disimpan kakakmu?"

"Ada dokumen-dokumen penting perusahaan yang almarhum kakakku simpan di sana. Aku harus menemukan dokumen-dokumen itu untuk menyelamatkan perusahaan."

"Apa kami boleh melihat letak ruangannya?" tanya Hansol lagi.

Seunghee mengangguk, "Mari ikut denganku."

Mereka pun beranjak dan berjalan keluar dari ruangan tempat mereka berbincang tadi. Hansol, Youngjoo, dan Yunsoul mengekori Seunghee ke sebuah ruangan. Tidak disangka ternyata rumah seperti istana itu mempunyai jalan menuju ruang bawah tanah. Mereka menuruni setiap anak tangga dan sampailah mereka di depan sebuah pintu. Pencahayaan di sana cukup bagus.

Youngjoo meraba-raba pintu itu, "Pintu ini terbuat dari baja yang sangat tebal."

"Kita bisa membukanya dengan menekan password-nya," tambah Yunsoul sambil menunjuk sebuah alat keamanan yang terpasang di samping pintu. "Tapi, kita harus membuka ini dulu," lanjutnya sambil mengamati sebuah kaca pelindung yang mengelilingi alat keamanan itu, terdapat lubang kunci untuk membuka kaca pelindung.

"Gambar di kertas tadi sebagai petunjuk keberadaan kuncinya," Seunghee kembali berbicara. "Aku sudah mengerahkan banyak orang untuk mencari kunci itu di rumah ini dan perusahaan, namun nihil. Kunci itu tidak ada. Kakakku pasti menyimpannya di suatu tempat," sambungnya.

"Berarti tugas kita menjadi dua, satu menemukan kunci itu dan satu lagi mencari tahu password pintu ini," simpul Youngjoo.

***


Load failed, please RETRY

Status de energia semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Pedra de Poder

Capítulos de desbloqueio em lote

Índice

Opções de exibição

Fundo

Fonte

Tamanho

Comentários do capítulo

Escreva uma avaliação Status de leitura: C2
Falha ao postar. Tente novamente
  • Qualidade de Escrita
  • Estabilidade das atualizações
  • Desenvolvimento de Histórias
  • Design de Personagens
  • Antecedentes do mundo

O escore total 0.0

Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
Vote com Power Stone
Rank NO.-- Ranking de Potência
Stone -- Pedra de Poder
Denunciar conteúdo impróprio
Dica de erro

Denunciar abuso

Comentários do parágrafo

Login