"khris, lo kok tambah cantik aja sih.." ucap julia.
"hah? lo ngomong apa sih, kan emang dari dulu udah cantik.." balas gue.
"yeee, dipuji sikit makin menjadi...maksud gue, lo makin cantik dari sebelumnya loh, nih tumben pakai blush on biasa cuma lipstik doank."
"ohh..." balas gue sambil sibuk sama hp.
"khris...is...lo denger gue ngomong ga sih? dari tadi sibuk sama hape mulu."
"hehe, gue lagi chat sama dirles nih. Dia minta gue nemani dia ketoko perhiasan." ucap gue setelah selesai balas chat dirles.
"hah!! mau ngapain dia nyuruh lo kesana? mau beli buat siapa sih?"
"tadi nya mau pergi sama sera tapi sera nya ga bisa masih sibuk. Jadi minta tolong ke gue dan pastinya beli cincin tunangan mereka lah.."
"apa?? mereka mau tunangan? secepat itu? emank papa dan mama nya udah merestui mereka?" tanyanya bertubi.
"ini mah udah kelamaan donk julia bukan cepat lagi.., kalau mama sama papa bahkan ga mau ikut campur sama hubungan sera dan dirles meski mereka membiarkan dirles melakukan sesukanya." gue yang masih fokus ke hp.
"astaga khris, bisanya sibodoh itu nyuruh lo nemani beli cincin tunangan mereka."
"heem.." dan masih berkutak di hape
"khristal...., lo lihat ap_"
"ekh, julia nih cincinya bagus kan? cantik kan? gue suka.." sahut gue sambil menunjukkan gambar cincin dari hp gue.
"khristal.."
"gue mau saran kan yang kayak gini deh sama dirles. Elegan motifnya pasti terlihat manis banget dijari mereka."
"cukup khristal..!! lo apaan sih hah?" senggak julia. Dan gue cuma menghela nafas aja, gue ngerti dia pasti ga suka dengan kebodohan gue ini.
"julia.., gue ngerti lo ga suka, tapi harus berapa kali gue bilang kalau gue ingin dia bahagia jul, dan gue udah belajar mengikhlas kan dia, udah belajar melepaskan dia, udah belajar menerima kekalahan gue. Percaya sama gue julia...gue baik-baik aja kok."
"tapi ga harus lo ikut mencari model cincin bangsat ini khris.." senggak julia.
"hushh.., jangan ngomong gitu donk julia, yang lo bilang bangsat itu suami loh.." jawab gue lembut.
"hati lo terbuat dari apa sih khris? ada ya istri bodoh seperti lo?" ucapnya dengan mata berlinang dan sebentar lagi air mata itu akan tumpah.
"hehe, bodoh gini tapi bahagia loh.., hey...lo kenapa nangis hem? gue baik-baik aja kok julia. Jangan nangis donk.." ucap gue sambil hapus air matanya.
Gue hanya mencoba meyakinkan dia bahwa gue baik aja, meski sebenarnya hati gue juga menangis seperti dia. Julia orangnya perasa banget, jadi dia seperti nisa merasakan apa yang kita rasakan.
"bahkan gue yang menangis khris bukan lo, dan lo yang menghapus air mata gue bukan gue yang hapus air mata lo, khris...gue pengen banget lihat lo bahagia..." ucapnya sedih.
"karena gue kuat julia, gue kan udah belajar menerima semua ini. Jadi gue udah bahagia kok sekarang dan seterusnya. Udah ya jangan nangis lagi."
"mmm..."
"yaudah, nih dirles barusan chat gue, kelas mereka udah selesai sebentar lagi mau kekantin bareng james dan josh. Plis jangan tiba-tiba emosi ya lihat dirles. Anggap lo ga tau yang tadi. Ok?"
"hufft... Iya khris.." ga lama mereka bertiga pun datang menghampiri kita.
"hey, udah lama nunggu nya ya?" tanya josh
"udah setahun.."balas julia.
"kirain 4 tahun.." timpal josh balek.
"hahahah, kalian ini kalau jumpa klop banget deh.." ledek gue.
"ekh, kita duluan ya, gue sama khristal ada urusan nih." sahut dirles.
"mau kemana bro?" tanya josh
"adalah,,, ayok khris.." ajaknya
"iya kita ada urusan sebentar, jadi kita luan ya semuanya.." balas gue.
"hem..,hati-hati dijalan ya dek" jawab james.
"iya bang.."
"yaudah, kita luan ya.." mereka pun mengangguk dan kami pun pergi.
****
"makasih ya khris udah mau nemani gue." ucap dirles sambil nyetir.
"iya dirles, kan gue udah janji akan bantu lo sampai kalian nikah nanti." balas gue tersenyum dan dia juga ikut tersenyum.
"oh ya dir, emank sera kemana ya? Kok dia mendadak ga bisa ya?"
"dia juga hari ini ga masuk, dia mendadak pergi nemani mamanya keaustralia, biasalah urusan bisnis."
"ohh,, gitu ya.."
"heem.."
"oh ya, kok baru sekarang lo beli cincinnya? Uda hampir dua bulan nih dari janji lo kemaren."
"iya khris, lo tahu kan sebenarnya gue rada ga tenang kalau papa dan mama belum beneran menerima rencana gue ini apa lagi menerima sera. Tapi sampai sekarang juga mereka belum menerima, jadi mau ga mau gue lakukan sendiri deh sekarang, mau nunggu berapa tahun lagi coba?" curhatnya.
"oh,, gara-gara itu ya? yang sabar ya dirles... Meskipun sekarang mereka belum menerima kalian tapi gue yakin mereka pasti akan memaafkan lo dan menerima kalian, mereka hanya syok aja mendengar berita ini."
"makasih ya khris..lo selalu mengerti gue." ucapnya tulus.
"iya,, sama-sama dir.." balas gue tersenyum.
Dan disini lah kami sekarang, di toko perhiasan. Dan ini bukan tempat pamannya waktu beli cincin nikah kita, yang gue tahu dari cerita mama, paman caloy dan tante kath masih marah sama dirles.
"mba mau lihat cincin tunangan boleh?" tanya dirles.
"boleh pak, dan ini beberapa yang sering diincar calon pengantin disini."
"hem..," balas julia sambil melihat rekomendasi spg nya.
Tahu kah dirles saat dia membawa gue kesini, jantung gue lemas seketika dan gue teringat saat kita beli cincin nikah, gue kembali bersedih karena cincin pernikahan yang gue pakai sampai sekarang sebentar lagi akan gue lepas, dan dirles memakai cincin yang baru dan itu cincin yang akan dipakai dia selamanya. Gue mengelus cincin nikah gue dijari manis ini. "sebentar lagi cincin ini akan kembali sama dia." batin gue bicara.
"khris,, bantuin gue donk milih yang bagusnya." ucap dirles yang menyentakkan pikiran gue tadi.
"hah! Oh...bentar gue lihat dulu.." balas gue sambil lihat cincinnya. Namun gue teringat sama sesuatu.
"hemmmm, mba kalau model cincin kayak gini ada ga?" tanya gue sambil menunjukkan gambar cincin di hp gue yang udah discrenshoot tadi.
"oh.. Yang ini ada kok mba, tapi ini lebih mahal dibanding yang lainnya.." balas spg nya.
"yahhhh,, mahal ya? hemmm ga jadi deh mba, yang antara yang mba rekomendasi tadi deh.." ucap gue sedikit gagap karena malu takutnya dirles ngetawain gue dan ga setuju dengan permintaan gue.
"saya ambil yang disaran dia aja mbah, masalah harga saya ga masalah.." sahut dirles tiba-tiba. Kirain dia nolak tahunya engga
"dir,," panggil gue.
"gapapa khris.."
"tapi itu mahal dir, belum lagi biaya lainnya, yang lain aja ya.." tapi dia menggeleng tanda ga setuju.
"gue maunya cincin yang lo pilih, lo suka ya sama cincin nya?" tanyanya dan gue langsung gelagapan.
"hah! I..i..iya.., gue suka cincinnya soalnya cantik dan pasti sangat manis terlihat dijari lo dan sera nanti. Duh...manis nya kalian dua nanti." ucap gue berpura terharu..
"heheh, ada-ada lo khris.., oh iya munpung masih disini, lo ga da suka perhiasan disini? Entah kalung, gelang,kerabu,cincin ntah apa gitu? kalau suka biar gue belikan sekalian buat lo." tawarnya.
"engga usah dir, engga perlu..uang itu lebih baik lo gunakan buat keperluan nikahan kalian nanti." balas gue menolak tawarannya dengan lembut.
"tapi gue pengen beli ke lo, kan gue ga pernah kasih sesuatu barang berharga sama lo selama kita nikah." lagi-lagi gue menggeleng tanda menolak.
"huft...keras kepala banget deh lo.." balasnya sambil mengacak rambut gue.
"maaf pak menganggu sebentar ya, ini cincin yang dipilih ibu tadi, dan bisa kita mengukur jarinya buat kita pastikan." deg..!! ngukur? Sera ga ada lagi haduh....!!
"dir, sera ga da lagi gimana mau ngukur ya.?" panik gue.
"mba, ukuran jarinya sama dengan dia kok." tanya dirles sambil mengangkat tangan gue kearah spg nya.
"oh iya pak, baiklah mari kita ukur ya buk?" Dan gue cuma mengangguk.
Saat gue melihat cincin indah itu masuk dijari manis gue, hati gue lagi-lagi ingin menangis. Andaikan cincin ini terpaut dijari gue selamanya, andaikan cincin nih beneran buat gue pasti gue bahagia banget karena cincin ini pengikat yang ditandai dengan cinta bukan seperti cincin nikah gue kemarin yang ditandai karena terpaksa. Sakit banget mengingat masa itu ya Tuhan..
"ya ampunn, kebetulan pas pula dijari ibu ini, cantik banget ya.." kagum spg nya. Dan gue hanya tersenyum aja.
"khris, pilihan lo emank terbaik ya.." timpalnya, gue tetap mengangguk dan senyum.
"oh mba gue jadikan cincin ini ya..jangan lupa juga sama ukiran nama nya ya."
"baik pak, tapi ini siapnya 2 minggu lagi pak, kita harus bener-bener harus memastika semuanya supaya terlihat cantik, bagus"
"iya, gapapa kok mbah lagian saya tunangannya bulan depan kok."
"baik pak.." dan dirles mengangguk.
"hem dir, gue benyar toilet dulu ya, gue kebelet pipis nih.." ucap gue dan dia pun mengangguk.
"sedih banget sih hidup lo khris.." gue bicara sendiri didepan cermin toilet, untung orang ga ada.
"hiks..hiks...tinggal hitungan 1 bulan lagi gue akan pisah sama lo dir.., hiks..hiks..lo ga akan pernah lagi disamping gue dir, biarpun gue udah mengikhlaskan lo sama sera dir dan mencoba biasa , asal lo tahu kalau gue selalu menahan berat rasa CEMBURU setiap lihat kalian bersama..hiks..hiks..,hati gue sakit dir..!!" gue kembali menangis meski pelan.
"lalu gue harus apa lagi dir, selain melepaskan lo? gue hanya ingin buat lo bahagia. Ini lah bukti cinta gue ke lo dir.., andai lo tahu rasa perjuangan cinta gue ke lo dir, hiks..hiks..akan kah lo membalas perjuangan gue ke lo?" isak gue pedih.
"semua hampir selesai dir, harapan gue cuma ini, kehadiran dia sangat gue tunggu dir, ini yang akan gantikan posisi lo dikehidupan gue selanjutnya.." ucap gue sambil mengelus perut datar gue.
"nak,, cepat hadir ya buat nemani mama nanti, Tuhan kabulkan doa khristal ya..?" curhat gue terakhir. Dan gue harus kembali ke tempat tadi biar dirles ga curiga gue kelamaan ditoilet.
~•~•~
(Hayoo..., sebulan lebih lagi mereka pisah..!! Tapi kok sedih ya.., kayak ga ikhlas juga saya..😢😥😭)