Baixar aplicativo
10% Cinta Hanya Untuk Reina / Chapter 2: Berkunjung ke rumah panti

Capítulo 2: Berkunjung ke rumah panti

Tak lama kemudian keduanya meluncur keluar dari area kampus. Setelah beberapa lama saling diam, Pras memulai pembicaraan.

"Kamu suka Nathan?", katanya menyelidik.

"Nathan? Engga, aku baru juga kenal", ucap Reina dengan nada sinis, padahal dalam hatinya dia kaget setengah mati.

"Apa maksudnya ni org ngomong gitu?", batin Reina.

"Nathan sudah jadi Idola sejak kecil makanya engga heran kalo banyak perempuan suka dia. Aku sempat lihat foto kamu di Tab nya Nathan. Dia tidak tau kalo aku lihat foto kamu, karena aku engga sengaja melihat Tab nya yg ketinggalan di mobilku. Dia sering pakai mobil ini karena dia bilang mobil ini enak dipakainya. Dia sepupuku dan sahabat baikku", jelas Pras yang seakan tau pikiran Reina.

"Kenapa dia engga datang waktu kita tunangan?", tanya Reina.

"Kan kita tunangan juga dadakan di Rumah Sakit waktu papa di rawat. Aku si sampai sekarang masih yakin kalo papa waktu itu cuma akal-akalan aja kena serangan jantungnya biar kita setuju atas perjodohan ini", ujar Pras serius.

"Loh kalo kamu yakin kenapa kamu mau ditunangkan sama aku?", tanya Reina keki.

"Hmm aku takut aja kalo emang bener-bener papa kena serangan jantung lagi kalo aku nolak apalagi saat itu uda banyak keluarga kita yang kumpul dan aku lihat kamu juga engga ngomong apa-apa. Ya aku pikir oke lah, aku akan jalanin dulu dan kurasa kamu enak diajak kerjasamanya. Itu si penilaian aku waktu pertama kali ngobrol sama kamu", ujar Pras.

"Kalo aku nilai kamu tu super jutex karena kayanya kamu engga nyaman ngobrol sama aku. Aku juga sebenernya mau nolak waktu itu cuma Yanda menyuruhku untuk mencoba dulu demi om Ryan, apalagi aku juga engga tega liat om Ryan berbaring tak berdaya gitu. Kalo tau besoknya dia langsung seger buger mah aku pasti dah tolak kamu", ujar Reina santai. Dia melirik ke arah Pras yang sempat melihat ke arahnya dengan senyum kemenangan. Pras mengacak-ngacak rambut Reina lembut dengan tangannya.

"Hei lihat ke depan dong kalo nyopir, masalahnya kamu lagi bawa aku juga", ujar Reina keki sambil membereskan rambutnya. Pras tertawa kecil. Tak lama mobil memasuki rumah yang dijadikan panti asuhan.

"Kenapa ke sini?", tanya Reina heran.

"Aku mau menemui seseorang dulu. Nanti aku kenalkan. Tapi jangan bilang sama dia dulu ya kalo kita tunangan", pinta Pras memohon sambil melepaskan cincinnya dan dimasukkan ke kantong celananya. Pras keluar mobil dan diikuti oleh Reina. Di pintu masuk panti keluar gadis cantik dengan rambut sebahu menyambut Pras. Setelah memeluk Pras, dia melihat ke arah Reina dan matanya kembali seperti mencari-cari orang.

"Nathan engga bisa ikut. Temannya ada yang masuk Rumah Sakit, dadakan. Emang dia engga telp kamu?", jelas Pras seakan tau pandangan gadis itu. Gadis itu menggeleng lalu dia melihat ke arah Reina.

"Ini Reina, temanku dan Nathan, dia juga anaknya kawan lama papa", jelas Pras lagi.

"Hai aku Requele", gadis itu menyodorkan tangannya kepada Reina.

"Reina", sambut Reina tersenyum.

"Mari duduk, sorry ya tempatnya sangat sederhana", ujar Requele mengajak tangan Reina untuk duduk di sofa di teras rumah panti itu. Tak lama seorang ibu datang dengan 3 gelas teh hangat. Requele bangkit dan mengambil gelas-gelas diatas nampannya dan menaruhnya di atas meja.

"Ini Reina, bu. Dan Reina ini Ibu Maya pemilik panti ini", ujar Requele mengenalkan. Ibu Maya menyodorkan tangannya dan disambut hangat Reina dengan senyum manisnya. Pras selalu menatap Reina dan dia salah tingkah waktu tau Requele melirik kepadanya.

"Mari diminum nak, maaf hanya ada air saja", kata ibu Maya ramah.

"Ibu tinggal dulu ya soalnya masih ada yang harus dikerjakan dibelakang", ujar ibu Maya pamit dan kemudian melangkah masuk.

"Kenapa si ribet ini ke sini si? Siapa cewe ini? Kenapa aku engga boleh kasih tau aku tunangan Pras?", batin Reina sambil duduk diatas sofa.

"Eh, aku bawa barang yang kemaren aku bilang, sebenernya Nathan yang tolong aku belikan tadi", kata Pras sambil berjalan menuju bagasi mobilnya dan mengeluarkan banyak sekali bungkusan dari dalam bagasi mobil. Sepertinya pakaian dan tas sekolah anak-anak. Requele membantu Pras membawa barang-barang itu sementara Reina hanya mematung di tempat duduknya. Dia hanya melihat saja sementara Pras dan Requele meninggalkannya sendiri duduk di sofa depan. Kemudian ada gadis kecil yang manis menghampiri Reina.

"Kakak siapa? Kakak cantik sekali", katanya polos. Reina tersenyum pada gadis kecil itu.

"Aku Reina, temannya kak Pras. Kamu siapa?", tanya Reina ramah.

"Aku Wendy kak. Aku anak panti ini", ujarnya ramah.

Lalu Wendy duduk di sofa samping Reina. Reina mengeluarkan beberapa batang permen lolypop dari tasnya. Cadangan permennya selalu ada di dalam tasnya.

"Buat aku?", tanya Wendy polos.

"Iya, tapi jangan dimakan sendiri ya, nanti sakit gigi. Bagikan dengan teman lain", ujar Reina ramah. Wendy sangat senang menerima permen-permen itu dari Reina lalu dia berlari masuk ke dalam dan kemudian terdengar kegaduhan. Tapi tak lama kembali sunyi lagi. Pras sudah ada di depan pintu dan sedang menatap Reina dengan senyumnya.

"Kayanya permen itu akan selalu ada ya ditas kamu", katanya sambil kemudian duduk di samping Reina.

"Makasih ya sayang", ujarnya lembut.

Reina mencibir. "Sayang?? Aduh kayanya mau ujan gledek ni", sindirnya.

Pras kembali tertawa kecil dan mengacak rambut Reina lagi dengan lembut. Requele ternyata sudah ada dipintu dan memandang heran ke mereka. Pras lalu salah tingkah. Gadis itu tampak sudah rapi untuk pergi, terlihat dia sudah mengganti pakaiannya dan sudah sedikit memoleskan make up dimukanya. Tas dan sepatunya pun sudah ia gunakan sambil tangannya memegang kunci mobil. Mobil yang terparkir disamping mobil Pras.

"Aku duluan ya, mau jemput Nathan di Rumah Sakit, tadi dia telp minta di jemput kamu tapi mending aku aja ya yang jemput", kata Requela pada Pras. Pras mengangguk.

"Ya uda, kamu yang jemput lagian aku juga harus anter nyonya ini dulu pulang", tunjuknya ke arah Reina.

"Nyonya?", cibir Reina.

"Aku duluan ya", pamit Requele lalu masuk ke dalam mobilnya.

Setelah mobil Requele menghilang, Pras tampak masuk ke rumah dan berpamitan dengan ibu Maya. Lalu dia kembali menghampiri Reina yang masih duduk ditempatnya.

"Yuk pulang. Kamu mau kemana? Aku antar", ujarnya lembut.

"Aku mau pulang aja deh. Perlu pamit engga?", tanya Reina.

"Engga usah, tadi aku dah pamitin sekalian", ajak Pras lalu menggandeng tangan Reina dan mengajaknya masuk ke mobilnya. Tak lama mobil itu kembali meluncur menuju rumah Reina.


Load failed, please RETRY

Status de energia semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Pedra de Poder

Capítulos de desbloqueio em lote

Índice

Opções de exibição

Fundo

Fonte

Tamanho

Comentários do capítulo

Escreva uma avaliação Status de leitura: C2
Falha ao postar. Tente novamente
  • Qualidade de Escrita
  • Estabilidade das atualizações
  • Desenvolvimento de Histórias
  • Design de Personagens
  • Antecedentes do mundo

O escore total 0.0

Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
Vote com Power Stone
Rank NO.-- Ranking de Potência
Stone -- Pedra de Poder
Denunciar conteúdo impróprio
Dica de erro

Denunciar abuso

Comentários do parágrafo

Login