Mumut dan Bian turun dari mobil dan berjalan memasuki rumah sakit. Banyak orang yang memandang aneh kepada mereka karena pakaian yang pakai sangat berbeda jauh gayanya. Bian mengenakan setelah jas yang mewah dan mahal yang membuatnya terlihat makin tampan dan mempesona sedang Mumut hanya mengenakan seragam cleaning service. Mumut hendak bertanya ke bagian informasi saat matanya menangkap sosok Randy melambai ke arah mereka, Bian segera menghampiri Randy dan Mumut hanya mengikuti di belakangnya.
Mumut sanya menatap kedua lelaki yang tengah berbincang dengan serius. Ia tak begitu mendengar apa yang mereka bicarakan karena keduanya agak menjauh darinya. setelah itu Randy mengajak keduanya agar mengikutinya ke tempat perawatan ibu Mumut.
Mumut belum pernah pergi ke rumah sakit ini karena itu ia hanya ngikut saja kemana kedua lelaki itu melangkah. Mumut mengira ibunya dirawat di bangsal kelas tiga dimana satu kamar berisi beberapa pasien tapi dugaannya keliru karena ibunya di rawat di sebuah paviliun rumah sakit itu. Mumut menggigit bibirnya resah, bagaimana dia akan membayar semua ini, sedang untuk biaya DP saja kemarin kebingungan. Mumut ingat kalau Bian bersedia membayar semua biaya rumah sakit selama ibu dirawat tapi Mumut merasa ini terlalu berlebihan. Ia mendekati ibu yang baru saja sadar dari pengaruh obat bius, perempuan itu tersenyum menatapnya penuh terimakasih. Mumut segera mencium tangannya dan menangis, ibu mengelus-elus kepalanya memintanya untuk tidak khawatir.
Tatapan ibu kemudian beralih pada Bian dan Randy yang berdiri tak jauh di belakang Mumut. Mumut memperkenalkan mereka sebagai bosnya, Bian segera menambahkan bahwa ia calon suami Mumut dan meminta izin ibu untuk segera menikah dengan anaknya. Ibu tampak terkejut, seingatnya Mumut tidak pernah bercerita tentang bos nya tapi mengingat ruangan mewah ia dirawat membuat semuanya jadi masuk akal. Ia menatap Bian lama sebelum menyapanya dan mengucap terimakasih atas semua yang Bian lakukan. Setelah beberapa perbincangan, akhirnya Bian dan Randy menjauh ke teras paviliun sementara Mumut masih bersama dengan ibunya bersama ditemani seorang perawatan yang disewa Bian untuk merawat ibunya Mumut.
Randy menatap Bian dengan tatapan yang serius.
"Bos serius mau menikahinya?" Randy.
"Awalnya aku hanya mengikuti saranmu untuk mencari seseorang untuk membuat Ristie cemburu dan mau balik lagi denganku. Saat gadis itu datang untuk minta bantuan, aku tak tega untuk memintanya hanya menjadi pacar pura-puraku. Gadis itu selalu menjaga diri dari pergaulan dengan laki-laki, ia juga bukan pemujaku seperti kebanyakan perempuan di kantor kita. Aku hanya berusaha membantu dan menjaganya selain aku mengambil keuntungan untuk menjadikannya seseorang yang bisa membuat Ristie cemburu dan kembali padaku."
"Kalau suatu saat nanti bos jatuh cinta padanya bagaimana?"
Bian tertawa kecil,"Itu sesuatu yang tak mungkin, Ran!. Kamu tahu aku hanya cinta pada Ristie, suatu saat aku akan menceraikannya dan membebaskannya menikah dengan siapapun yang dicintainya."
"Tidak ada yang tidak mungkin, bos," kata Randy lirih,
Bian hanya menanggapinya dengan tak acuh. Randy justru lebih suka Mumut dibanding Ristie, meski hanya seorang cleaning service, attitudenya lebih bagus. Ia juga sorang pekerja keras dan seorang mahasiswa yang nilai-nilainya selalu bagus. Randy selalu menyemangati gadis itu agar segera menyelesaikan kuliahnya.
@@@@
Terimakasih untuk selalu setia membaca karya-karyaku. semoga kalian suka. Terimakasih juga buat yang memberikan bintang dan batu kuasanya. Ditunggu kritik dan sarannya melalui komentar-komentarnya.
Love you all