Baixar aplicativo
98.66% Kannoya Academy / Chapter 444: Preparation

Capítulo 444: Preparation

"Aaah... sebentar lagi...." keluh Kurosa sambil berjalan keluar dari gedung universitasnya.

"Ada apa?" Tanya Stormy

"Ujian....." keluh Kurosa.

"Eeeeh.... seharusnya kita tidak perlu mengkhawatirkan tentang hal itu kan? Habisnya, kamu selalu mendapatkan nilai B bahkan A dalam tes tertulis dan nilai A+ saat tes praktek... aaaah.... andaikan aku bisa seperti itu." Keluh Toshiko.

"Tenang saja.... hari ini kita akan berlatih lagi kan?" Tanya Alvina.

"Benar juga...." jawab Stormy.

.

.

"Oh?" Kejut Kurosa.

"Jarang sekali Yukina menunggu di tempat biasa kita menunggu...." kata Alvina.

"Hai teman-teman, sudah siap?" Tanya Yukina.

"Eh?" Kejut Toshiko.

"Benar juga.... aku belum bilang ya? Kita di sini sekarang untuk melatih ketahanan stamina kalian." Kata Yukina.

"Stamina? Bukankah kita baik-baik saja dengan hal itu?" Tanya Kurosa.

"Bukan stamina biasa..."

"Oh, benar juga. Junko juga di sini untuk membantu kalian." Kata Yukina.

"Hai lagi, Kurosa, Alvina, Stormy, Yuka, Toshiko." Kata Junko sambil melambaikan tangannya.

"Hai!" Kata Kurosa dengan ceria

.

"Lalu..... kalau bukan stamina biasa, stamina apa itu?" Tanya Stormy kebingungan.

"Memang stamina sama saja sih... tapi, kalian selalu berlatih mengeluarkan sihir selama mungkin kan?" Tanya Yukina.

"Benar.... kita selalu belajar itu." Jawab Kurosa.

"Sekarang..... cobalah seperti ini." Kata Yukina sambil mengeluarkan sihirnya.

"Sky Warrior."

Sebuah perisai muncul, pakaian Yukina berubah. Lalu Yukina meletakkan perisainya di atas tanah dan sebuah lapisan perisai yang mengurungnya muncul.

"Jujur saja.... pengeluaran stamina untuk perlindungan lebih melelahkan jika kalian tidak terbiasa dengan itu." Kata Yukina sambil merebahkan diri di atas tanah dan mulai beristirahat.

"Woooh! Terlihat mudah! Tapi aku yakin itu susah!" Kejut Alvina.

"Ayo, sekarang Alvina, Kurosa, Yuka, Toshiko, dan Stormy.... mulailah melakukan seperti yang dilakukan oleh Yukina." Kata Junko.

"Barrier!" Kata Kurosa. Lapisan perisai muncul dan mengurung Kurosa dengan aman.

"Fire barrier!" Kata Alvina. Api mengelilinginya dan mulai membara dan melindungi Alvina.

Toshiko memerintahkan ranting-rantingnya untuk mengurung tubuhnya dengan kuat.

Sementara itu, Yuka dan Stormy sedikit kebingungan. Dengan begitu Junko meminta,

"Bolehkah Junko mengambil darah Yuka dan Stormy setetes saja?"

Mereka memberikannya dan Junko mulai menyerap tetesan darah mereka berdua. Junko mulai berpikir.

"Begitu.... sihir Yuka dan Stormy kurang cocok untuk perlindungan.... sama seperti milik Junko.... baiklah, cobalah ini." Kata Junko sambil mengeluarkan sihir cambuknya dan membuat cambuknya memutari tubuhnya dan membuat sebuah lingkaran di sekeliling Junko.

"Yuka dan Stormy bisa membuat sihirnya berputar di sekeliling Yuka dan Stormy dengan dasar penyerangan tetapi untuk melindungi diri, seperti yang dilakukan oleh Alvina sebenarnya. " Kata Junko.

"Oh, baik! Terimakasih!" Kata Yuka.

Mereka melakukan hal itu.

.

1 jam berlalu, Kurosa dan Alvina mulai berkeringat kelelahan.

"Berat rupanya.... jika menahan sihir besar kita bisa memakan waktu yang sangat lama.... rupanya kita memang harus berlatih untuk melindungi juga." Pikir Alvina.

Tiba-tiba sebuah cambuk menyambuk perisai mereka dan seketika itu juga perisai mereka hancur.

"HOEEEE?!" Kejut Kurosa.

"Lagi!" Kata Junko.

"Aaaah.... berat..... kenapa Yukina bisa?" Keluh Alvina.

"Mungkin perisainya lebih lemah?" Tanya Kurosa.

Mendengar itu, Junko mencambuk perisai Yukina lebih kuat dari kekuatan yang ia gunakan untuk mencambuk perisai Alvina dan Kurosa. Saat cambuk itu menyentuh perisai Yukina, cambuk itu segera terpantulkan dengan sangat kuat hingga Junko hampir melepaskan cambuk itu.

"HOE?! SEPERTI BOLA BESI!" Kejut Kurosa.

"Sampai bisa seperti itu, kalian bebas dari latihan ini." Kata Junko sambil tersenyum.

"HOEEE?!" Kejut Kurosa.

.

Tak lama, Junko mencambuk perisai Toshiko. Perisai Toshiko segera retak, tapi kemudian Toshiko melapisinya lagi dengan segera.

"Bagus.... perkuatlah lagi." Kata Junko.

Lalu Junko mulai mencambuk perlindungan Stormy dan Stormy terkena cambukan Junko.

"Masih ada celah, perbanyak lapisannya." Kata Junko.

Lalu Junko mulai memutar-putar cambuknya dengan sangat cepat sambil berkata,

"Cobalah serang Junko."

Lalu Stormy melemparkan bola sihir kepada Junko dan dengan cepat bola sihir itu terlemparkan ke arah lain.

"Seperti itu. Cobalah lagi, Stormy." Kata Junko.

"Ah... baiklah." Kata Stormy yang mulai kelelahan.

Yukina mulai tertidur dengan lelap di atas tanah.

"Yukina tertidur? Jika begitu bukankah perisainya akan melemah?" Tanya Kurosa.

Lalu Junko mencambuk perisai Yukina dengan lebih kuat lagi dari yang sebelumnya, tetapi tetap saja cambuk Junko terpantulkan dan hampir terlempar lagi.

"HOE... BAGAIMANA BISA..." kejut Kurosa yang sangat kelelahan.

Junko mencambuk perlindungan Yuka dan meskipun Yuka berhasil melindungi dirinya, ia menjadi tidak fokus dan menjatuhkan pertahanannya.

"Bagus, hanya jangan mudah tidak fokus saat diserang." Kata Junko.

.

1 jam berlalu

"AAAAAAAAH.... LELAH...." Keluh Alvina.

"Lalu.... bagaimana jika ada musuh yang menyerang kalian sementara itu di sekitar kalian ada seorang anak kecil yang mungkin bisa menjadi sasaran penjahat itu?" Tanya Yukina yang masih tertidur. Ia mengingau, tetapi ia benar.

"Benar juga..." pikir Kurosa.

"Ayo! Berjuang!" Kata Junko.

Mereka memulai lagi, tetapi rupanya mereka terlalu kelelahan sehingga mereka terjatuh di atas tanah.

"Oh, stamina kalian sudah hampir habis. Cepatnya..." kejut Junko.

"Aaaah...."

"Baiklah, beristirahatlah." Kata Junko.

Lalu mereka semua beristirahat.

"Beratnya.... lebih berat daripada yang aku bayangkan...." keluh Alvina.

"Benar..... dan juga karena di Kannoya Academy sedikit jarang kita harus melindungi..... atau memang pikiran kita hanya berisi serangan..." kata Kurosa.

"Benar juga...." jawab Stormy.

"Dan lihatlah..... Yukina masih mengaktifkan perisainya...." keluh Toshiko sambil menunjuk ke arah Yukina yang masih terlelap.

"Benar juga..... selama apa ia bisa menahan?" Tanya Stormy.

"Terakhir kali, Yukina bisa menahan selama jam tidurnya jadi...." kata Junko sambil berpikir.

"HOE? 8 JAM?!" kejut Kurosa.

"Bukan.... Yukina tidur selama 11 jam." Jawab Junko.

"HOEEEEEEEEE...?!" Kejut Kurosa sedikit lemas dari biasanya.

"Baiklah, kita akan terus berlatih seperti ini hingga kalian bisa seperti Yukina." Kata Junko.

"Hoeeee..... mengerikan..." keluh Kurosa.

Lalu mereka beristirahat selama 1 jam, setelah itu Junko berusaha untuk membangunkan Yukina dari tidurnya.

"Hm...? Baiklah." Jawab Yukina sambil berjalan ke arah Kurosa, Alvina, Yuka, Toshiko, dan Stormy selagi masih mengaktifkan perisainya.

"Sepertinya ujian kalian sudah dekat dan sepertinya tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Kalian sudah siap sebenarnya dan ini hanyalah latihan kecil." Kata Yukina.

"Hoeeee? Kecil?" Keluh Kurosa.

"Benar." Jawab Yukina dengan polos.

"Aaaaaaargh....." keluh Stormy secara perlahan.

"Tapi.... ujian kita tidak pernah menilai kekuatan perlindungan kita.... kenapa kita harus berlatih seperti ini?" Tanya Toshiko penasaran.

"Kamu memang benar soal itu, tapi coba pikiran ini. Jika ada beberapa orang yang terjebak bersamamu di dalam sebuah penyerangan, apakah kamu akan mengabaikan mereka semua dan pergi menyerang musuh itu? Atau jika musuh itu lebih kuat sehingga kamu harus menggunakan perlindungan dan penyerangan dalam satu waktu, apakah kamu akan mengabaikan perlindunganmu dan tetap menyerang?" Tanya Yukina

"Benar juga...." jawab Toshiko.

"Dan juga sepertinya ujian kelulusan selalu berganti ya? Tidak hanya kelulusan saja sih..... semua ujian selalu berganti tiap tahunnya." Kata Junko.

"HOE? JADI KITA TIDAK BISA MEMPERCAYAI KAKAK KELAS?!" Kejut Kurosa.

"Bukan begitu.... memang setiap tahunnya berbeda.... mau bagaimana lagi..." kata Junko.

"Kak Amiko dan kak Aino berkata bahwa ujiannya akan mudah jika terbiasa. Ujian mereka adalah ujian pengambilan poin secara buta, jadi mereka benar-benar diberi penutup mata dan di sana berkabut sangat tebal sementara mereka harus mengumpulkan minimal 5 kristal kecil sambil diserang oleh musuh, yaitu guru mereka. Dan untuk tahun ini karena kita tidak tahu ujiannya.... bagaimana ini..... bagaimana jika tiba-tiba mereka menilai sihir perlindungan kita...." keluh Alvina.

"T-Tenang saja... mereka jarang menilai perlindungan...." kata Toshiko yang sebenarnya juga khawatir.

.

Setelah mereka beristirahat lama, karena stamina mereka terkuras banyak, Yukina mentraktir mereka semua makan bersama sambil bercakap-cakap. Setelah itu, mereka semua pulang ke rumah masing-masing dan beristirahat.

Tapi Yuka,

.

.

.

"Kamu akan merasakan segala malapetaka dan luka yang kausebabkan sendiri! Orang sepertimu.... orang yang tidak memperdulikan orang-orang kecil.... tidak pantas disebut sebagai pahlawan!"

Yuka terbangun dari tidurnya, ia berkeringat banyak. Yuka menunduk dan memegang kepalanya.

"Mimpi itu lagi..." pikir Yuka yang ketakutan.

Tak lama, pintu kamar terbuka,

"Kakak?"

Yuka melihat ke arah seorang anak lelaki yang seumuran dengan Name dan Nomu. Anak lelaki itu terlihat khawatir. Yuka tersenyum,

"Tidak apa-apa... maaf mengganggumu. Selamat malam."

Yuka meletakkan kepalanya di atas bantal dan membiarkan rambut putihnya terurai begitu saja. Ia memandang ke arah langit-langit dengan tatapan kosong, berharap ia dapat tertidur dengan cepat.


Load failed, please RETRY

Status de energia semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Pedra de Poder

Capítulos de desbloqueio em lote

Índice

Opções de exibição

Fundo

Fonte

Tamanho

Comentários do capítulo

Escreva uma avaliação Status de leitura: C444
Falha ao postar. Tente novamente
  • Qualidade de Escrita
  • Estabilidade das atualizações
  • Desenvolvimento de Histórias
  • Design de Personagens
  • Antecedentes do mundo

O escore total 0.0

Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
Vote com Power Stone
Rank NO.-- Ranking de Potência
Stone -- Pedra de Poder
Denunciar conteúdo impróprio
Dica de erro

Denunciar abuso

Comentários do parágrafo

Login