Seperti biasanya mereka berlima menunggu Yukina di bawah naungan pohon.
"Sudah 30 menit!" Kata Yuka.
Dengan segera, Toshiko menggunakan sihirnya,
"Search!"
Lalu ranting-ranting Toshiko mulai menjadi sebuah petunjuk arah. Mereka berlima mengikuti ranting-ranting itu. Ranting-ranting itu menuntunnya ke sebuah reruntuhan bebatuan. Dengan cepat Toshiko memberikan aba-aba untuk bersembunyi. Mereka berlima bersembunyi dengan cepat.
"Cancel." Kata Toshiko.
Ranting-ranting itu segera berubah menjadi debu-debu sihir dan terserap oleh Toshiko. Toshiko mengintip dari balik sebuah batu yang besar di mana mereka berlima bersembunyi. Lalu Toshiko berkata,
"Lihat, Yukina membawa seorang tawanan di lengannya dan ada 3 orang lain di belakangnya. Sepertinya ia menunggu kedatangan kita." Kata Toshiko.
"Dilihat dari situasinya, Kurosa sangat diuntungkan. Karena di dalam gelap dan jika ia memerlukan cahaya maka ia hanya perlu mengambilnya dari celah-celah reruntuhan itu." Kata Stormy.
"Begitu juga dengan Stormy dan Alvina. Kita tidak perlu khawatir dengan asap Alvina karena ada banyak celah-celah." Kata Yuka.
"Yuka bisa diuntungkan jika ia mengubah batu-batuan kecil menjadi magnet, tetapi tidak ada benda-benda besi." Kata Alvina.
"Tetapi, yang jadi masalah adalah ketidakstabilan tempat ini. Satu batu bergeser maka tempat ini bisa runtuh." Kata Toshiko.
"Benar.... bagaimana ini..." kata Stormy dengan bingung.
Yukina mengetahui keberadaan mereka,
"Kalian, lebih baik kemari dan serahkan nyawa kalian agar kalian tidak menganggu! Atau, nyawa gadis manis ini akan melayang!" Yukina segera mengarahkan pedang kayunya pada seorang gadis berambut kebiruan. Gadis itu terlihat sangat ketakutan.
"Bagaimana? Lebih sayang nyawa gadis ini atau nyawa sendiri?" Tanya Yukina.
"Yosh!"
.
.
"Baiklah." Jawab Yuka sambil berjalan ke arah Yukina. Yukina melihat ke arah Yuka dan bertanya,
"Di mana ke-4 temanmu?"
"Tenang saja. Mereka tidak akan melakukan apapun." Jawab Yuka.
"...."
"Dan sekarang, bebaskan nyawa gadis itu!" Kata Yuka.
"Heh heh... berani-beraninya menipuku hah?" Tanya Yukina yang dengan cepat mengayunkan pedangnya pada leher gadis itu.
Yuka segera berfokus dan pedang kayu Yukina segera menerjang ke arah tangan kiri Yuka dan Yuka menangkapnya.
"Bebaskan gadis itu!" Kata Yuka.
"Enak saja, kalian saja tidak menunjukkan diri kalian semuanya!" Kata Yukina sambil mencekik leher gadis itu secara perlahan.
"Cancel!"
Yukina terkejut,
"Lagi?"
Alvina dan Stormy muncul di bagian kiri dan kanannya. Yukina melompat mundur dan meninggalkan gadis itu di depannya.
Yuka berfokus dan seketika itu juga kedua lengan Yukina tertarik pada lengan Stormy dan Alvina.
"Hah? Ini berbeda!" Pikir Yukina.
Lalu lengan kiri Yukina menempel pada lengan Storny dan lengan kanan Yukina menempel pada lengan Alvina. Yukina tersenyum.
"Mereka hebat! Mengubah kedua lenganku sebagai magnet utara atau selatan sementara itu mengubah lengan Alvina dan Stormy sebagai magnet yang berlawanan sehingga kedua lenganku tertarik pada mereka." Pikir Yukina sambil tersenyum.
"Tapi!"
"Wind fall!" Kata Yukina.
Angin yang berhembus secara normal mulai mendorong ke bawah dan mengguncangkan gedung itu.
Tapi gedung itu tidak runtuh.
"Huh?" Kejut Yukina.
Yukina melihat ke atas, ranting-ranting kuat sudah melapisi gedung-gedung itu dan ditopang oleh sihir gelap dan terang.
"Begitu.... mereka sudah memprediksi pergerakanku semuanya.... hebat!" Pikir Yukina sambil tersenyum.
Lalu Yukina berkata,
"Pelatihan selesai. Kalian lulus pelatihan ini."
Lalu mereka semua melepaskan sihir mereka dan reruntuhan itu menghilang.
"Terimakasih, Becca." Kata Yukina.
"Tenang saja!" Jawab Becca, gadis itu.
.
.
Lalu mereka semua berkumpul,
"Sepertinya tak lama kalian sudah tidak memerlukan pelatihanku. Mungkin besok akan menjadi latihan terakhir bersamaku." Kata Yukina.
"Begitu?" Kejut Toshiko.
"Ya, kalian sudah mahir, mungkin kalian akan memerlukan mentor baru. Biasanya, universitas Hero akan memberikan kesempatan untuk bermentor pada para pahlawan. Dengan begitu, kalian bisa berlatih bersama mereka. Setelah bermentor, jika kalian sudah lulus, kalian bisa bergabung pada agensi dengan pahlawan pro atau membentuk partnership atau mentorship. Besok mungkin akan menjadi pelatihan terakhir,tetapi kalian tidak akan melawanku,aku akan memanggil seorang teman,mungkin 2 atau 3 orang teman." Kata Yukina.
"Begitu....." kata Toshiko sedikit sedih.
"Dan juga kita akan menjadi sandera lagi!" Kata Name, gadis berambut biru itu, dengan ceria.
"Dan kakak! Tidak perlu mencekik Name kan?" Keluh Nomu.
"Ehe... maaf..." jawab Yukina.
Lalu Yukina mengelus-elus kepala Name dan Nomu dan bertanya,
"Apakah kalian terluka?"
Mereka berdua menggelengkan kepalanya.
"Jahat sekali Yukina.... menggunakan kedua adiknya sebagai sandera... dan juga adik Rheinalth dan Ermin...." keluh Kurosa.
"Maaf....." jawab Yukina.
"Baiklah, kita akan berkumpul di tempat biasanya!" Kata Toshiko dengan ceria.
Lalu mereka semua pulang ke rumah masing-masing.
.
.
Yukina mengangkat ponselnya dan menelepon teman-temannya,
"Besok, apakah kalian ingin berlatih bersama dengan Kurosa, Alvina, Stormy, Toshiko, dan Yuka? Kita akan mencari tempat besok. Terimakasih karena sudah mengijinkan adik-adik kita untuk menjadi sandera, besok mereka ingin menjadi sandera lagi dan kita akan membentuk kelompok."
"Baiklah, terimakasih."
Lalu Yukina menutup ponselnya dan tersenyum. Ia menatap langit indah sore itu.
"Mereka akan menjadi pahlawan yang hebat."