Setelah menyelesaikan beberapa pekerjaannya kami segera keluar dari ruangan Ali, kami mampir di kantin klinik untuk makan siang sebelum menjemput Alya dan rencananya akan ke makam Harsya. Aku mencoba menikmati soto ayam yang enak, tak seperti yang ada di kantin klinik tempatku bekerja.
Untungnya setelah minum obat, pusingku sudah tak terasa lagi. Mungkin tadi aku pingsan karena terlalu sedih saat mengingat kematian Harsya karena dia menutup mata tepat di depan mataku dengan tubuh yang berlumuran darah. Tak sengaja aku menatap Ali, tanpa dia di sampingku waktu itu aku pasti tak tahu apa yang harus kulakuan.
Setelah makan siang, kami segera meluncur untuk menjemput Alya yang sedang menjalankan praktik di sebuah rumah sakit sebagai coas. Aku menyalakan pemutar musik dan mendengarkan lagu dari dari sana. Aku dan Ali bersenandung menyanyikan lagu-lagu yang disiarkan oleh sebuah stasiun radio.