"Terima kasih," aku mencium rahang tegas Ali membuat Ali segera menunduk dan melumat bibirku dengan lembut, aku segera membalasnya.
"Eh, maaf..." suara seseorang membuat kami melepas tautan bibir kami.
Aku dan Ali menoleh ke pintu dan menemukan Haris berdiri di sana. Ali segera menyuruhnya masuk. Ali tahu Haris pasti akan menanyakan keadaanku. Haris masuk dengan canggung.
"Dasar pengantin baru, di manapun dan kapanpun selalu bermesraan gak kasihan sama yang masih jomblo," gerutu Haris membuat Ali terkekeh.
"Salah sendiri kamu jomblo, banyak gadis cantik di sekitarmu, ada dokter Ellen yang malu-malu tapi sebenarnya mau sama kamu juga banyak perawat dan bidan yang masih jomblo yang suka kamu." ujar Ali sambil tersenyum.
Haris hanya terkekeh, sudut matanya menatap ke arahku membuatku merasa tak enak pada pada Ali. Aku tahu Haris memiliki rasa padaku, melihatku dan Ali bermesraan tentu membuatnya terluka dan Ali tahu itu.