"Kamu makin cantik, Zie! Pantas saja Ali dari tadi tidak bisa berpaling darimu." Lucky terkekeh. "Jangan tolak dia lagi, Zie. Saatnya membuka hati dan menerima kenyataan kalau Harsya sudah pergi."
Dengan santai Lucky duduk di depan kami, menatap kami bergantian sambil tersenyum.
Aku menghindari tatapan Lucky dengan mengarahku ke tengah danau buatan. Mungkin memang sudah saatnya aku menerima kenyataan bahwa Harsya sudah tidak ada lagi di sisiku, sudah saatnya untuk move on seperti kata mamanya Harsya. Aku menghela nafas panjang, move on .... kata itu mungkin mudah untuk diucapkan tapi bagiku itu adalah hal yang sulit.
"Kamu jangan ngarang deh, Luck! Bagaiman Zie mau menolakku sedang aku belum juga menyatakan perasaanku padanya!" Ali terkekeh memecah kecanggungan yang ada di sekitar kami.
Lucky tertawa, "Ah, aku lupa kalau kamu tidak berani menyatakan cintamu pada Zie!"