Aku pulang dengan membonceng Aida, salah seorang peserta pertemuan yang hadir dalam acara tadi, rumahnya tak jail dari rumah mak Ijah. Aida baru lulus SMA tahun kemarin dan sekarang dia membantu orang tuanya di sawah karena tidak melanjutkan kuliah. Ternyata Aida orangnya asyik juga, sebagai gadis desa yang pernah bersekolah di kota wawasannya cukup luas. Kami mengobrol sepanjang jalan dan bercerita tentang banyak hal.
Kami sampai di rumah mak Ijah paling akhir karena kami beberapa kali berhenti untuk mengambil selfie saat melintasi sawah di waktu senja. Aku mengirim beberapa foto itu pada Harsya dan dia membalasnya dengan emoticon hati. Aku melihat Ali tengah duduk di teras dengan yang lainnya, beberapa remaja yang tadi ikut kegiatan juga terlihat di sana. Ali menatapku dingin, gara-gara aku tak mau membonceng dia, terpaksa dia memboncengkan Airin dan kini gadis itu tampak menempel padanya dengan senyum yang menghias bibirnya.