Saat menatap jalanan yang kami lewati dan panorama di sekelilingnya, tiba-tiba saja aku menyadari kalau jalan yang lewati bukanlah jalan menuju rumah Mak Ijah. Sejenak aku berfikir kalau kami tersesat tapi kemudian aku segera memprotesnya ketika aku merasa dia sengaja melakukannya. Harusnya ketika sampai di perempatan tadi kami belok ke kiri tapi Ali mengambil jalan lurus. Ali tak menjawab protesku, dia malah melajukan motornya lebih kencang lagi membuatku tanpa sengaja memeluk pinggangnya.
Setelah beberapa saat aku mengenali jalan yang kami lewati adalah jalan menuju rumah bu Astuti alias bu Tutik.
Melewati pertigaan kupikir kami akan berbelok ke kanan tapi ternyata Ali masih saja melajukan motornya.
"Kita mau kemana?" teriakku di telinganya.
"Survei lokasi," jawabnya datar.
"Survei lokasi apa?"