Baixar aplicativo
7.09% DI ANTARA GEMINTANG / Chapter 10: Perjalanan

Capítulo 10: Perjalanan

Minggu pagi, Harsya dan Ria sudah sampai di tempat kost ku. Setelah memasukkan barang-barang kami ke bagasi. Kutatap jam di tanganku, sudah lewat setengah jam dari waktu yang sudah disepakati tapi Airin belum juga kelihatan batang hidungnya. Aku mulai kesal, aku adalah tipe orang yang selalu tepat waktu jadi paling sebel kalau janjian terus ada yang datangnya molor. Meski sudah hafal kebiasaan Airin yang satu ini tetap saja merasa jengkel, aku menyesal karena kemarin tidak memajukan waktunya saat memberi tahu Airin.

"Mungkin ada sesuatu yang penting yang membuatnya telat," kata Harsya berusaha membuatku tenang saat melihatku bersungut-sungut.

"Kalau Airin mah Miss Telat, kak," jawab Ria.

Harsya memang belum pernah bertemu dengan Airin, makanya dia berbaik sangka.

"Teleponku gak diangkat," kata Ria mulai sebal.

Hingga setengah jam kemudian Airin belum muncul hingga aku dan Ria uring-uringan hanya Harsya yang masih bisa tersenyum dan berusaha menenangkan kami berdua.

Seperempat jam kemudian Airin baru muncul dengan wajah memelas meminta pengertian sambil menyampaikan beberapa alasan. Aku dan Ria mendengus. Basi! Harsya kemudian membantu Airin memasukkan barang-barangnya kedalam mobil. Ria dan Airin duduk di kursi belakang sementara aku dan Harsya duduk di kursi depan. Harsya segera menghidupkan mobil dan menjalankannya.

Aku masih merasa jengkel dengan keterlambatan ini karena aku adalah orang yang tepat waktu. Aku tak menghiraukan permintaan maaf yang dikeluarkan Airin. Hal yang kemudian membuatku tersenyum adalah lelucon-lelucon yang dikeluarkan Harsya. Aku juga tak bisa menahan senyumku saat ia mulai mengeluarkan rayuannya. Suasana di dalam mobil tidak lagi terasa sunyi tapi mulai penuh canda karena Harsya melibatkan kedua temanku dalam percakapan.

Aku selalu merasa beruntung memiliki Harsya di sisiku. Ia selalu bisa mencairkan suasana saat aku tak mampu lagi berkata-kata.

Setelah hampir tiga jam perjalanan kami akhirnya tiba di kota tujuan. Kami mampir di sebuah masjid untuk menunaikan shalat dhuhur kemudian mencari makan tak jauh dari sana.

Setelah menyelesaikan makan siang, mereka melanjutkan perjalanan mereka menuju tempat kost mereka.

Tempat kost yang mereka tujuan berada cukup dekat dengan rumah sakit. Rumah itu terlihat asri dengan halaman yang luas untuk parkir dan tanaman yang terdapat dalam pot tertata rapi. satu stel meja kursi terdapat di teras rumah yang cukup luas.

Kami segera turun dari mobil menuju teras dan duduk di kursinya yang nyaman. Aku dan Harsya berdiri di depan pintu setelah mencet bel, menunggu. Tak lama kemudian seorang ibu berusia lima puluh tahunan membuka pintu dan mempersilahkan kami masuk ke ruang tamu. Kami berempat segera masuk, setelah berbasa-basi sebentar kami menyampaikan maksud kami untuk kost di sini. Beberapa waktu sebelumnya kami memang telah menghubungi Ibu kost jadi ia sudah menyiapkan dua kamar untuk kami, tapi berhubung tidak ada yang mau sendiri akhirnya kami hanya mengambil satu kamar. Ibu kost hanya mengiyakan.

Kami segera menuju mobil dan mengambil barang-barang kami. Harsya membantuku membawakan koper ke kamar. Kemudian kami berbincang cukup lama di teras berdua sebelum kemudian ia pamit.


Load failed, please RETRY

Presentes

Presente -- Presente recebido

    Status de energia semanal

    Rank -- Ranking de Poder
    Stone -- Pedra de Poder

    Capítulos de desbloqueio em lote

    Índice

    Opções de exibição

    Fundo

    Fonte

    Tamanho

    Comentários do capítulo

    Escreva uma avaliação Status de leitura: C10
    Falha ao postar. Tente novamente
    • Qualidade de Escrita
    • Estabilidade das atualizações
    • Desenvolvimento de Histórias
    • Design de Personagens
    • Antecedentes do mundo

    O escore total 0.0

    Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
    Vote com Power Stone
    Rank NO.-- Ranking de Potência
    Stone -- Pedra de Poder
    Denunciar conteúdo impróprio
    Dica de erro

    Denunciar abuso

    Comentários do parágrafo

    Login