Baixar aplicativo
88.23% Perjuangan cinta yang suci / Chapter 105: Cemburu tak beralasan

Capítulo 105: Cemburu tak beralasan

"Apa salahku sampai kamu membenciku,,?"Tanya kiran dengan suara bergetar.

Arjun malah tertawa meremehkan sambil berkacak pinggang.

"Mengapa kamu tega Arjun terhadap kiran..? Selama ini kamu ternyata hanya berpura-pura.Apa karna wanita gila ini sampai kamu segampang itu melupakan istrimu sendiri..? Buka matamu lebar-lebar Arjun,lihat sifatnya begitu jauh berbeda dari kiran.Kiran wanita yang baik,sedangkan wanita ini wanita sinting yang ingin merebut suami orang."Kata Yani dengan geram menatap Arjun dan wanda bergantian.Bahkan Yani kini tak ingin menyebutkan nama Arjun dengan sebutan mas karna dia sudah begitu jengkelnya.

Arjun tersenyum sinis."Sebaiknya itu kamu pertanyakan kepada wanita itu."Arjun menunjuk ke arah Kiran.

Kiran menatap Arjun dengan padangan tak mengerti.

"Apa maksud kamu ha,,,?" tanya yani semakin kesal saja.

"Sudah lah,,,Aku sudah muak dengan semua ini.Aku akan pergi."Kata Arjun dan menarik tangan wanda untuk meninggalkan tempat itu.

Tapi kiran dengan segara menghentikan Arjun dengan menahan tangan Arjun yang satunya.

"Kamu kenapa mas,,,? ada apa denganmu,,? Apa sebenarnya kesalahanku,,? tolong kamu jelasin ke aku !! Selama ini kamu tega mas berpura-pura melupakanku."Kata kiran dengan berlinang air mata sambil berdiri di hadapan Arjun dan wanda.

Arjun mengalihkan pandangannya tak ingin melihat ke arah kiran.

"Aku mohon mas,Jangan seperti ini.Apa salahku,,? ngomong mas ngomong..!!" Kiran berkata sambil menggoyang-goyangkan pergelangan tangan Arjun dengan air mata yang semakin deras.

"Cukup Kiran Cukup,,,,,!!Aku muak dengan semua ini."Arjun menepiskan tangan kiran dengan begitu kasar.

"Sedang apa kamu di desa ini saat suamimu tak bersamamu..?? apakah itu pantas disaat suamimu belum di ketahui keberadaannya dan kamu malah enak-enakan bersenang-senang bersama pria lain."Kini Arjun menatap kiran dengan dalam.Bahkan kini terdapat cairan bening di kelopak matanya.

"Apa maksud kamu,,,?" kiran semakin tak mengerti.

Yani dan wanda hanya diam mendengarkan saja.Dan kini semakin banyak yang memperhatikan mereka.Orang-orang yang ingin pulang malah berhenti seakan itu adalah tontonan yang menarik.Apalagi itu adalah pertengkaran seorang pria yang tadi bikin mereka sampai terpesona.

Mendengar pertanyaan kiran,Arjun malah tertawa tapi tawa yang terlihat begitu menyakitkan.

"Aku tak menyangka kia kamu bisa setega itu.Aku selama ini berjuang untuk hidup hanya untuk bisa bersamamu lagi,tapi ternyata yang aku lihat kamu sama sekali tak memikirkanku dan tak ingin tahu aku masih hidup apa sudah mati.Kamu tahu kiran,,,,rasanya aku ingin mati saat melihatmu bersama pria lain.Tapi tidak untuk dirimu,,,," kata Arjun bahkan kini air matanya sudah keluar.

Kiran semakin tak mengerti apa yang di katakan Arjun.Apa maksudnya,,,?

"Kamu ngomong apa mas,,? pria lain,,,? aku tak perna sedikitpun untuk melupakannu.Bahkan tak ada sedikitpun niatku untuk bersama pria lain.Kamu tak tahu betapa tersiksanya aku saat tak bersamamu.Dan aku ke desa ini hanya untuk menenangkan hatiku saja."Kiran menjelaskan dengan terus menangis.Dia ingin memegang tangan Ajun namun Arjun menepisnya.

"Sudah lah,,,,aku sudah lihat semuanya.Saat aku tersadar,yang langsung aku pikirkan adalah kamu dan mami.Tapi karna kondisiku yang begitu parah,sehingga aku harus menerima perawatan dulu selama hampir 4 bulan dan keluarga wanda lah yang menolong dan merawatku selama ini..Pikiranku lemah,aku tak bisa mengingat apapun selain dari dirimu.Aku ingin menelfonmu,tapi aku tak bisa mengingat apa-apa.Bahkan namaku saja awalnya aku tak mengingatnya."Arjun berkata panjang lebar.

Kini wanda tertunduk,hatinya terasa sakit.Ternyata selama ini pria itu membohonginya dengan berpura-pura lupa ingatan.

"Apa yang kamu lihat mas,,? aku tak pernah sedikitpun niatan untuk berpaling darimu."Kata kiran lagi.

Arjun menghapus air matanya dengan tersenyum sinis menatap kiran.

"Aku melihatnya kiran.Saat itu aku sudah ingin berencana kembali ke kota karna kondisiku sudah membaik.Aku ingin segera menemuimu.Tapi saat aku dan wanda pergi berkunjung ke acara di sebuah lapangan,tanpa sengaja aku melihatmu bersama pria lain.Aku melihatmu begitu bahagia seperti kamu tidak sedang menderita kehilanganku.Hatiku sakit,sehingga aku memutuskan untuk berpura-pura tak mengingat apapun lagi."Arjun berkata dengan nada memelas.Sejujurnya dia begitu amat sangat masih mencintai kiran dan ingin memeluk kiran namun mengingat kebersamaannya dengan pria lain rasa cemburunya tak bisa dia kendalikan.

"Kamu tahu Arjun,cemburumu tak beralasan.Jangan pernah menyia-nyiakan seseorang yang begitu amat sangat menyanyangi kita.Karna kamu tahu,jarum jam tak akan memutar kekiri,Penyesalan tak datang di awalnya.Aku saja yang bukan siapa-siapa kamu,merasa sangat kecewa dengan sikap seperti ini."Kata yani akhirnya karna sudah merasa Arjun sudah sangat keterlaluan.

Mendengar perkataan yani,Arjun terdiam.Sedangkan kiran terus menatap Arjun dengan berlinang Air mata.

Kiran tak menyangka,Arjun bisa menuduhnya berselingkuh.

"Sudah kiran,kamu tak perlu menangisi pria seperti dia.Jangan dia pikir berwajah tampan dan memikiki segalanya bisa seenak jidatnya mempermainkan hati wanita."Kata yani lagi menatap Arjun dan beralih ke wanda dengan bringas.

"Terima kasih mas,Aku pergi."Ucap kiran sambil menghapus air matanya dan segera meninggalkan Arjun.

"Kamu KETERLALUAN."Ucap yani dengan penuh penekanan dan segera pergi mengikuti kiran.

Arjun terdiam terpaku.Orang-orang yang memperhatikan sedari tadi segera pergi juga.

"Kamu sabar Ka Adi,," Wanda mencoba menenangkan Arjun sambil memegang sebelah pundaknya.Namun Arjun menepiskan tangan wanda dengan kasar.

"Namaku Arjun bukan Aditia." Kata Arjun menatap wanda dengan tajam kemudian pergi meninggalkan wanda sendiri.

😊😊😊😊😊


Load failed, please RETRY

Status de energia semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Pedra de Poder

Capítulos de desbloqueio em lote

Índice

Opções de exibição

Fundo

Fonte

Tamanho

Comentários do capítulo

Escreva uma avaliação Status de leitura: C105
Falha ao postar. Tente novamente
  • Qualidade de Escrita
  • Estabilidade das atualizações
  • Desenvolvimento de Histórias
  • Design de Personagens
  • Antecedentes do mundo

O escore total 0.0

Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
Vote com Power Stone
Rank NO.-- Ranking de Potência
Stone -- Pedra de Poder
Denunciar conteúdo impróprio
Dica de erro

Denunciar abuso

Comentários do parágrafo

Login