Baixar aplicativo
12.53% Dikala Cinta Menyapa / Chapter 40: Bab 40 ( Artis Yang Digandrungi )

Capítulo 40: Bab 40 ( Artis Yang Digandrungi )

Monica sontak terkejut dan menengadahkan kepalanya ke atas. Melihat siapa yang baru saja sok mengakrabkan diri padanya.

"Nona Monica, senang bertemu denganmu kembali. Tanpa mengurangi rasa hormat, aku, Kevin Sanjaya, memberi salam yang paling hangat untuk matahariku yang cantik tiada-tara,"

Monica reflek bereaksi dengan heboh.

"Kevin Sanjaya?? Kau??" Monica berteriak tidak percaya mengetahui siapa calonnya yang ketiga.

Bagaimana tidak?!

Jika bukan karena nama yang sangat familiar yang disebutkan oleh Mommy dan sederetan suara yang ia kenal darinya, Monica tidak akan mungkin mengenali pertemuan mereka yang kedua hari ini.

Setelah pertemuan pertama mereka di kantor. Kini laki-laki itu muncul dengan membawa dirinya sebagai calon dari Mommy?

Monica terkejut bukan kepalang.

Di tengah keterkejutannya itu, Veronika menangkap ketidakbiasaan ini dengan satu kali pandangan.

"Kalian saling mengenal?" tanya Veronika menebak dengan cepat. Membuat Kakek dan Daddy ikut memperhatikan.

"Ya, tentu saja..."

"Tidak, aku tidak kenal..."

Monica dan Kevin menjawab secara bersamaan. Tapi jawaban keduanya berbeda. Semua orang menatap mereka bingung.

"Jadi kalian sebenarnya saling kenal atau tidak?" tanya Veronika sekali lagi penuh tanya.

Monica segela mengambil kendali.

"Aku tidak cukup mengenalnya. Dia hanya maskot salah satu proyekku baru-baru ini. Jadi dia.. adalah calon Mom?" tanya Monica masih sepenuhnya tidak percaya.

"Ya, dia calon Mommy. Jadi dia juga bekerja di perusahaanmu untuk menjadi maskot produkmu?" Veronika bertanya dengan antusias. Dan tidak menyadari ketidakberdayaan sikap Monica yang terguncang.

"Bukankah itu artinya kalian berjodoh?"

Perkataan Veronika membuat Monica merasa ingin mual. Dan Kevin, tersenyum geli.

"Ini adalah berita yang sangat hebat! Kalian bertemu tanpa Mommy rencanakan. Itu artinya kalian memang berjodoh. Bukankah begitu?!" tanya Veronika penuh semangat.

Monica menimpalinya, "Hentikan ucapan Mommy yang menggelikan itu! Jangan berasumsi yang tidak-tidak karena itu hanya akan membuatku kehilangan selera makan. Atau, perlukah aku mengakhiri pertemuan ini dengan segera karena ucapan Mommy yang sama sekali tidak lucu itu?"

Monica tahu ia telah berkata dengan sangat ketus. Tapi demi apapun, Monica tidak suka sama sekali candaan ibunya.

"Apa kau sedang dalam masa PMS, Sayang? Kenapa kau mudah sekali naik darah akhir-akhir ini. Sebelumnya, kau tidak pernah seperti ini pada Mommy." Celetuk Veronika berakting sedih.

Monica menatapnya malas.

Apa Mommy sedang berakting di depan seorang aktor saat ini? Atau, apa dia hanya pura-pura tidak tahu dengan apa yang sebenarnya menjadi pemicu putrinya terus saja marah-marah akhir-akhir ini?

"Kevin, aku harap kau tidak terlalu terkejut dengan penuturan Monica yang sangat ceplas-ceplos. Tolong dimaklumi karena kami selama ini selalu memanjakannya. Sehingga Monica tumbuh menjadi anak yang bebas berkata sesukanya tanpa maksud tertentu. Benarkan itu, Sayang?"

Veronika melirik Bramasta untuk meminta persetujuan. Bramasta berdeham pelan dan tidak mengatakan apapun untuk menjawab Veronika. Ia hanya menatap Kevin lalu mempersilahkannya duduk.

"Silakan duduk," serunya singkat dan tanpa sikap mengintimidasi.

Kevin segera mengambil tempat duduk tepat di samping Veronika dan mengucapkan terima-kasih.

"Kudengar kau adalah artis yang sangat digandrungi para remaja. Apa sampai saat ini kau masih belum memiliki kekasih? Atau, kau dipaksa Veronika untuk mengikuti perjodohan ini?" Tanya Bramasta mengorek informasi.

Monica segera menatap Bramasta dengan ekspresi tidak setuju. Apa yang dikatakan Bramasta jelas masuk diakal.

Bagaimana mungkin seorang artis terkenal semacam Kevin mau ikut perjodohan konyol ini dengan sukarela? Tanpa ikut perjodohan pun, Kevin pasti dengan mudah bisa menemukan wanita manapun yang diinginkannya.

Semisalnya, karyawan Monica kemarin contohnya. Mereka pasti rela berbaris puluhan hektar hanya untuk mengantri mendapatkan hati sang idola mereka.

Lantas, alih-alih melakukan hal yang mudah. Kevin justru mau saja mengikuti keinginan ibunya untuk menikah dengan Monica?

Rasanya itu seperti sebuah teka-teki yang belum terjawabkan.

"Aku sudah menyukai putri Anda sejak kami pertama kali bertemu. Selama ini, saya belum pernah menemukan wanita yang begitu unik seperti Nona Monic. Dan beruntung, Nyonya Vero mau membantu saja mendekatkan kami," terang Kevin apa adanya tanpa ia tutupi.

Monica menyipitkan matanya. Monic?

"Hanya karena itu?" tanya Bramasta lagi.

"Ya," jawab Kevin. Ia melirik Monica.

"Saya sangat terkesima dengan pembawaan Anda kemarin, ketika rapat. Dan bagaimana Anda sangat tepat menebak keinginan saya sejak awal, saya sudah mengagumi Anda sejak hari itu." Kevin memberikan penjelasannya.

"Tapi Mommy sudah memintamu menjadi calon tunanganku sebelum itu. Jadi bagaimana mungkin, kau bisa menyetujui perjodohan ini tanpa melihatku? Apa aku salah memprediksikan waktu dengan tepat?" serang Monica.

Kevin tersenyum.

"Anda sangat cermat, Nona." Puji Kevin.

"Saya memang ditawari Nyonya Vero sebelum itu. Karena itu, sebelum saya mengambil keputusan yang matang, saya memutuskan untuk bertemu dengan Anda terlebih dulu. Dan ternyata setelah saya telah bertemu dengan Anda, saya langsung menyanggupi itu dengan segera. Apa itu menjawab pertanyaanmu?" terang Kevin mencoba menjelaskan.

Monica langsung diam. Ayah dan juga kakek, hanya mendengarkan percakapan keduanya dalam keheningan. Hanya Veronika yang mencoba mencairkan suasana dengan bertanya pada suami dan ayah mertuanya tentang calon mereka yang belum datang.

"Apa calon kalian belum datang?" tanya Veronika mengalihkan pembicaraan.

Keduanya melirik jam. Sudah lewat beberapa menit sejak pertemuan ini dibuka. Entah apakah mereka mengalami kendala saat menuju kemari atau bagaimana, Hendra dan Bramasta tidak serta merta langsung memberikan jawaban yang pasti.

"Mungkin mereka akan tiba sebentar lagi," jawab Bramasta mewakili dirinya dan ayahnya.

Veronika mengangguk sekedarnya. Tapi baru ketika mereka mulai akan membuka topik pembicaraan yang baru, Bryan dan Haikal datang bersamaan.

Monica spontan menatap mereka.

"Maafkan kami karena datang sedikit terlambat," Haikal mengeluarkan kesopanannya untuk meminta maaf mewakili dirinya dan bryan.

Apa mereka kini menjadi akrab dengan cepat karena datang secara bersamaan kemari? Monica mengerutkan keningnya sedikit.

Baru ketika ia akan mengabaikan semua pemikiran konyolnya itu dengan segera, Kevin yang duduk di antara dirinya dan Veronika menyentuh kening Monica yang sedikit berkerut.

Sontak semua orang menatapnya dengan serius. Terutama Monica yang terperanjat.

"Apa yang sedang kau lakukan?" umpat Monica ketus.

"Aku hanya ingin membetulkan guratan di keningmu yang berkerut. Menurutku itu tidak cocok muncul di wajahmu yang cantik," ungkap Kevin tanpa sungkan dan malu. Yang spontan membuat Monica menatapnya tidak percaya.

Tidak terkecuali semua orang yang ada di ruangan itu, termasuk Bryan dan Haikal yang kini sudah menatap Kevin cukup sinis.

Hanya Veronika yang tertawa menanggapi kejenakaan Kevin.

Ia akui kevin memang calon Monica yang paling muda di antara yang lain. Tidak hanya itu, Kevin juga berada dua tahun di bawah Monica. Tidak heran jika Kevin bersikap sangat spontan pada calonnya yang menggemaskan.

***

___

di bagian catatan ini author hanya ingin menyampaikan..

untuk mendukung cerita ini dan memberikan semangat pada penulis agar bisa semakin semangat dlm berkarya..

kalian bisa melakukannya dengan berbagai cara..

misalnya dengan memberikan dukungan berupa :

-gift secara rutin - itu bs menjadi hadiah yg terindah untuk author,

-powerstone (ps) - ini juga bentuk dari semangat kalian utk mendukung author naik ke jajaran atas ( karena penulis masih berada di level menengah.. hehe ),

-kalian bisa tambhan review positif kalian untuk menghibur author dikala mengalami kebuntuan, kesulitan n hilangnya mood ( karena author jg manusia ),

-coment dan share novel ini ke teman-teman/kenalan kalian agar mereka ikut membaca cerita ini – jumlah collection kalian menambah semangat n kesenangan bagi author,

-buka bab cerita ini selalu dengan menggunakan koin karena koin kalian berarti bentuk penghargaan kalian pada kami ( sy tentu sj tdk melarang reader utk menggunakan voucher gratis yg memang telah diberikan WN )

-membeli bab privi memang tidak wajib. Tapi jika Anda penasaran, kalian bisa mencobanya.

Namun alangkah baiknya bila hadiah-hadiah kecil kalian ini bila dikumpulkan akan menjadi semakin besar.

Akhir kata.. selamat membaca ya dear. Semoga cerita ini membuat kalian juga semakin bersemangat ^^

( maaf bila sedikit panjang.. hehe )

___


Load failed, please RETRY

Presentes

Presente -- Presente recebido

    Status de energia semanal

    Rank -- Ranking de Poder
    Stone -- Pedra de Poder

    Capítulos de desbloqueio em lote

    Índice

    Opções de exibição

    Fundo

    Fonte

    Tamanho

    Comentários do capítulo

    Escreva uma avaliação Status de leitura: C40
    Falha ao postar. Tente novamente
    • Qualidade de Escrita
    • Estabilidade das atualizações
    • Desenvolvimento de Histórias
    • Design de Personagens
    • Antecedentes do mundo

    O escore total 0.0

    Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
    Vote com Power Stone
    Rank NO.-- Ranking de Potência
    Stone -- Pedra de Poder
    Denunciar conteúdo impróprio
    Dica de erro

    Denunciar abuso

    Comentários do parágrafo

    Login