* KUKURUYUK *
Suara kokokan ayam jantan terdengar saat matahari pagi menyingsing dari ufuk timur, terlihat seorang Pria membuka pintu kayu reot dari sebuah gubuk kecil sambil menguap, pria itu adalah Shishio yang baru saja bangun dari tidurnya.
" * Yawn * "
Ia menguap dengan sangat lebar sambil menggaruk-garuk perutnya, setelah itu ia terlihat menengok ke kanan dan ke kiri, dan kemudian berkata dengan ekspresi mengantuk.
" Hmm... dimana bocah itu? "
Tidak berapa lama kemudian, terdengar suara nafas yang tersengal-sengal agak jauh dari tempat Shishio berdiri sekarang, namun Shishio dapat mendengarnya dengan jelas.
" Huh? "
Shishio sedikit mengernyitkan alisnya saat mendengar suara itu, Ia kemudian berjalan kearah suara nafas itu dan terdengar suara dari Tetsuya yang bertanya-bertanya kepada dirinya sendiri.
" Ke... *Pant* Napa... *Pant*... tidak ada satupun lalat yang berhasil aku tebas *Pant* "
Dari sana terlihat Tetsuya yang berada di dalam pakaian yang kotor, terlentang di tanah dengan bersimbuh keringat disekujur tubuhnya yang membuat tubuhnya basah kuyup karena keringat. Dadanya terus naik turun saat mencoba mengatur nafasnya yang tersengal-sengal.
Shishio tentu tidak langsung muncul dihadapan Tetsuya, namun dengan pengalamannya ia menipiskan hawa keberadannya dan bersembunyi di balik pohon yang sedikit jauh dari tempat Tetsuya.
Kemudian, Shishio yang berada dibalik pohon berpikir dengan ekspresi terkejut.
' Apa bocah ini, melakukannya sepanjang malam??? '
Setelah berpikir lebih lama, akhirnya Shishio memutuskan untuk mendekati Tetsuya yang masih tersengal-sengal diatas tanah.
* Tap *
Merasakan langkah kaki, mata Tetsuya langsung menajam dan membuat posisi siap bertarung, namun ia akhirnya tenang setelah melihat bahwa itu adalah Shishio yang mendekatinya.
" Disini kau rupanya. "
Ucap Shishio yang berpura-pura baru mengetahui keberadaan Tetsuya, Tetsuya yang menyadari bahwa latihannya cukup untuk saat ini, jadi dia menyarungkan katananya kembali dan membersuhkan debu yang menempel di bajunya.
Shishio kemudian membuat senyum mengejek dan berkata kepada Tetsuya.
" Bagaimana Latihan yang aku berikan? Heh, dilihat dari nafasmu sepertinya kau benar-benar kewalahan, bukan? "
Tetsuya hanya diam mendengar hinaan dari Shishio, kemudian Shishio kembali berkata kepada Tetsuya.
" Ngomong-ngomong, berapa lalat yang sudah kau bunuh? "
Mendengar pertanyaan Shishio, Tetsuya sedikit mengepalkan tangannya, dan menjawab dengan nada malu.
" Nol. "
Shishio sudah tahu itu, namun ia pura-pura tidak mengetahuinya, dan malah tertawa dengan keras, seperti mengejek hasil latihan Tetsuya.
" Hah, Nol? HAHAHAHA kau payah sekali bukan? "
Shishio tertawa sangat keras, Tetsuya tentu saja kesal, namun ia tidak berhak marah atau apapun, ia menggengam katana di tangannya dengan erat saat mendengar tawa hinaan dari Shishio. Setelah puas tertawa, Shishio akhirnya kembali ke ekspresi biasanya, dan berbalik.
Ia mulai berjalan, namun sambil berbicara kepada Tetsuya.
" Cepatlah bersiap, kita akan berangkat dalam setengah jam menuju desa Kanegawa, dan juga... "
Shishio kemudian mengeluarkan sesuatu dari balik Bajunya, yang merupakan Sakantung Air, ia lalu melemparkannya ke belakang dan tepat mendarat kearah Tetsuya berdiri, Tetsuya menangkap Air itu dengan susah payah, dan ekspresinya masih bercampur antara kebingungan dan keterkejutan.
" Eh? "
Tanpa merespon Tetsuya, Shishio kembali berkata kepada Tetsuya.
" Minumlah itu, aku akan kerepotan jika kau mati karena dehidrasi. "
Dan kemudian, Tetsuya dengan lahap meminum Air yang diberikan Shishio, tanpa menyadari Shishio yang sedikit tersenyum saat ia dengan perlahan berjalan keluar dari Hutan.
Setelah hari itu, Beberapa bulan berlalu, Shishio mendapatkan perkejaan kontrak dari kepala Desa Kanegawa dan Harus menetap disana dalam jangka waktu yang tidak ditentukan. Jadi secara tidak langsung Tetsuya juga harus menetap di desa Kanegawa. Selama beberapa bulan ini, Tetsuya terus melakukan latihannya namun sampai saat ini, tidak ada satupun lalat yang berhasil ia tebas menggunakan katananya.
Tetsuya terlihat bersandar dipohon dengan putus asa dan Shishio yang berdiri disampingnya terlihat merokok dengan santainya.
" *Pant* *Pant* Ini mustahil, tidak mungkin aku bisa menebas lalat yang kecil dan cepat *Pant* Ini mustahil. "
Tetsuya untuk pertama kalinya mengeluh, karena latihan yang selama ini, setiap hari ia lakukan tidak menghasilkan apapun, mendengar keluhan Tetsuya, Shishio dengan santainya berkata kepada Tetsuya.
" Berikan katanamu padaku."
Ucap Shishio, mendengar itu, Tetsuya langsung menyerahkan Katananya kepada Shishio, setelah itu Shishio menggengam katana itu dan berjalan pelan kearah Lalat yang sedang terbang, dan sekitaka.
* Swiing *
Suara lalat seketika berhenti saat Kilatan perak menebasnya dengan sangat cepat, lalu jika diperhatikan dengan teliti kepala dan Badan lalat itu sudah berada diatas gagang Katana yang dipegang Shishio.
Tetsuya terkesiap melihat hal itu, pertunjukkan yang baru saja dilakukan oleh Shishio sangat menakjubkan, pupil biru safirnya melebar saat melihat hal itu.
" He... hebat. "
Tetsuya tidak mampu merangkai kata-kata lain selain itu.
Shishio kemudian berbalik Kearah Tetsuya.
" Tidak ada yang mustahil di dunia ini... Manusia memiliki lima Indra, untuk apa kau memiliki itu jika hanya memiliki salah satunya saja, manusia adalah makhluk fana fana dan lemah, mereka harus melakukan segala cara untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan, gunakan semua sumber daya yang ada dan melakukan semua yang mereka bisa. "
Shishio kemudian menyarungkan pedangnya, dan lanjut berbicara.
" Manusia tidak memiliki apa-apa karena itu mereka dapat menjadi apapun, aku tidak memiliki salah satu dari kelima Indera Manusia... "
Shishio kemudian menunjuk matanya dan kembali berbicara.
" ...Yaitu Indera Penglihatan, namun aku sadar aku masih memiliki Inderaku yang lain, aku masih memiliki Telinga untuk mendengar, Hidung untuk membau, Lidah untuk mengecap dan Kulit untuk merasa. "
Shishio kemudian berjalan mendekati Tetsuya secara perlahan.
" Maksudku adalah, manfaatkan seluruh hal yang kau punya dan jangan pernah menyia-nyiakan satupun hal itu. "
Kemudian Shishio menyerahkan Katana itu kembali ke Tetsuya sambil berkata dibawa terangnya cahaya bulan di malam hari.
" Dan karena itulah kau yang masih memiliki kelima Inderamu sehahrusnya tidak kalah dariku yang sudah kehilangan salah satu dari hal itu. "
Tetsuya yang masih terkesiap menerima katana itu dengan ragu, Shishio kemudian berbalik dan mulai berjalan membelakangi Tetsuya, namun ditengah-tengah ia berjalan, ia berhenti sebentar dan sedikit menengok kebelakang sebelum mulai berbicara.
" Dan jika kau masih tidak dapat melakukan hal seperti itu, maka kau tidak pantas menjadi muridku. "
Setelah itu, Shishio perlahan-lahan berjalan membelakangi Tetsuya, karena ada beberapa hal penting yang harus ia lakukan.
kemudian Tetsuya yang ada dibelakangnya sudah berdiri memberi hormat dengan sedikit meninggikan suaranya.
" Terima Kasih atas Sarannya !!! "
Ucap Tetsuya yang menunduk, namun mata biru safirnya terbuka, dan pikirannya terus berpacu sambil mencoba memahami kata-kata yang dilontarkan oleh Shishio.
" Memanfaatkan seluruh sumber daya yang ada ya... "
Tetsuya kemudian kembali ke Posisi berdirinya dan menaruh kembali Katana di tangannya ke pinggang, ia kemudian sedikit mendongak dan memperhatikan Bulan purnama yang bersinar sangat terang Malam ini.
" Dia berbicara seperti hal itu terdengar sangat mudah. "