Baixar aplicativo
14.22% Biarkan Mata Berbicara / Chapter 34: Kaki ini Mengikutimu...

Capítulo 34: Kaki ini Mengikutimu...

Jika seandainya diperbolehkan aku meminta untuk tidak terlahir kedunia ini , mungkin aku sudah meminta pengharapan ini untuk yang keseribu kali atau bahkan lebih , karena aku merasa hidupku ini , penuh dengan misteri yang harus aku jalani sendiri , diriku hanya bermodalkan mimpi dan harapan harapan yang tidak pasti . Aku tidak mengerti apa akhir dari semua masalah ku ini . Kisah ku bersama Antoni pun belum jelas kemana arahnya , kini ditambah lagi masalah asal usulku yang belum jelas kepastiannya...

" Aaaaaaaaaaaaaaacccchhhhhh....!!!!! " .

Kututup mukaku dengan bantal ini dan aku berteriak sekencang kencangnya , karena hanya ini yang bisa aku lakukan sekarang .

" Anjani , ayuk sarapan..... , hari ini lo mau gue antar kemana ? gue siap mengantar...kemanapun lo pergi !". Aku merasa , tidak seperti biasa suara ini dan tatapan wajah ini kepadaku , pikiran ku semakin kacau ,karena bertambah lagi perasaanku terhadapku Antoni , perasaan sayang ku terhadapnya kini tertutup oleh rasa malu yang semakin besar didalam jiwaku .

Aku semakin malu dan tidak berarti disampingnya , status diriku didalam rumah ini , kini adalah sebagai benalu ke 2 atau parasit ke 2 .....

" Ooh Tuhaaan.... apakah ini artinya karma untukku ?".

Aku menjerit dalam hati , tak pelak lagi airmata ini pun sudah menetes lagi dimataku .

" Anjani..Anjani kenapa lo nangis..? ada apa..?".

Antoni megusap air mataku dan memeluk diriku , seperti biasa dia selalu menunjukan rasa kasih sayang nya kepadaku . Dengan sabar dia menemaniku dan menyelesaikan semua masalah masalahku .

" Antoni , lo musti janji , jangan marahin gue yaa ??...

Rengekan manja , ku jadikan senjata untuk berbicara kepada Antoni , saat ini aku harus mengambil sebuah keputusan agar aku tidak menjadi benalu abadi di dalam keluarga ini .

" Anjani , jangan pernah berfikir kalo lo mau pergi ninggalin gue , lo adalah hidup gue , dan gue adalah hidup lo , walaupun lo mencoba untuk menutupinya , tapi gue yakin bahwa hati lo tidak bisa memungkirinya"

Seperti mempunyai indra ke 6 , Antoni selalu saja bisa membaca pikiran ku . Akupun terpaku sesaat , aku memikirkan apa yang harus aku katakan selanjutnya...

" Antoni , gue sudah berjanji untuk selalu berada disamping lo , kenapa sih , lo musti selalu berfikiran negatif sama gue..! ".

Dan akhirnya pagi ini aku sudah megawali perang dengan nada kerasku terhadapnya .

" Berada disamping gue !" setiap orang bisa selalu berada disamping gue , papa , mama , bi Inah , mang Ali , dan semua orang orang yang gue kenal dalam hidup gue pun bisa selalu ada disamping gue..!! tapiii lo musti tau apa yang gue butuhin ?...apa yang gue perluin ? , cuma satu yang gue inginin , adalah orang yang ada dihati gue , orang yang selalu mencintai gue..". Terduduk aku dihadapan Antoni , Hati ini terasa sakit mendengar apa yang diucapkan oleh Antoni , Aku merasa selama ini aku memberinya kepalsuan .

Aku kini benar benar tidak mengerti mengapa hidupku harus seperti ini .

Antoni merangkulku dan menciumi keningku , aku merasakan detak jantungnya yang begitu dekat di telingaku , dia benar benar tidak ingin berpisah dengan ku. Memang benar apa yang diucapkan olehnya , walaupun aku mencoba menutupinya , hatiku tidak bisa berbohong .

" Huuuuuffff... " . Dengan napas yang panjang , Aku pun mencoba kembali untuk berbicara dengan nya ....

" Antoni , gue ingin tinggal dirumah gue , rumah itu hasil jerih payah mama , gue ingin merawatnya dan ingin tinggal disana ....".

" Ok..! siang ini kita beberes dan malam ini kita bisa mulai tinggal disana...". Dengan tersenyum penuh kepastian Antoni menjawabku .

" Kita... maksud lo kita ..??" .

" Iya... kita , Lo dan gue tinggal disana seperti yang lo minta..". Dengan santai Antoni pun menjawab ku lagi , seandainya aku mampu untuk bercermin , aku ingin melihat wajahku saat ini di cermin . mungkin merah karena rasa jengkel ku padanya , atau karena amarah ku terhadapnya , tapi yang pasti... dia itu benar benar menempel seperti perangko di hidupku .

" Antooniii....tepok jidat gue ama looo , gue bencii...!!!".

Karena emosiku sudah sampai diubun ubun akhirnya , kulempar dia pake bantal yang ada disamping ku .

" Hahahahhahaa..... kenapa lo marah ! gue jawab apa semua yang lo mau , dan gue juga mau melakukan apa yang gue mau , apa salahnya gue... hahahahahaha..." .

Antoni pun membalas ku dengan membalas melempar bantal kearahku . Dan terjadilah perang bantal di pagi ini ... hingga akhirnya Antoni menangkapku dan mendorong ku kekasur . Dengan mesra dia membelai belai rambut ku dan berbisik di telingaku...

" Anjani ayuk kita sarapan .... perutku sudah lapar..".

Dengan cepat akupun mendorong tubuhnya , dan tertawa karena mendengar kata katanya .

" Hahahahhahah...Makanya belajarlah puasa !"

Mendengar perkataan ku , Dengan cepat Antonipunwq menarik tanganku dan membuat ku terjatuh dalam pelukannya , dia menatap ku tajam dan berkata....

" Gue sudah puasa bertahun tahun , apa lo masih ga tau juga ya..?". Pikiranku melanglang jauh ,mencoba menerka apa yang dimaksud oleh Antoni .

" Sudah jangan kebanyak mikir , cepat tua nanti , sana mandi...! atau lo pingin gue yang mandiin yaa...??hahahahhaha....". Dengan kalimat dan tangan yang sedikit nakal dia mulai menggodaku .

" Hiiiiihh Ogaaaaah...tenaan...mang gue dah mati dimandiin ama lo !" . Aku pun menjawabnya sambil berlari kearah kamar mandi , meninggalkan dirinya yang selalu setia menunggu diriku .

Sudah hampir satu bulan sarapan pagi ini hanya tersisa kami berdua . Papa Antoni sibuk mengurus perusahaan baru yang terletak di Kalimantan , sedangkan sang mama angkat sedang pergi liburan .

" Antoni , jika kamu tinggal bersamaku , tidak ada sarapan lezat seperti ini lagi , dan tidak ada ruangan yang setiap detik selalu bersih dipandang mata ".

Aku masih terus berusaha berbicara kepada Antoni , aku berharap agar dia terbangun dari mimpinya .

" Apa susahnya , kan yang tinggal kita berdua , jadiii... kalo lo malas , yaaa.... gue juga ikutan malas , tapiii... kalo lo rajin gue juga ikutan rajin...begitu kan istriku !"

Kata katanya benar benar membuat kepala ku ini mengeluarkan tanduk ! , ingin rasanya aku melempar wajahnya pakai gelas yang ada di hadapanku , tapi terlalu sayang , aku berfikir gelas ini lebih mahal dari pada wajahnya .

" Haaaaiiiiizzz.... nyebelin amat sih lo ! gue guyur juga niih pake air ...!".

Dengan nada keki akupun membalasnya . Antoni hanya menampakan wajah yang sumringah dia merasa dirinya menang berdebat denganku .

Dengan bersungut sungut akupun meninggalkannya di meja makan , aku merasa sia sia untuk berbicara serius dengannya tentang keinginan ku ini .

" Eeeiiihh istriku , jangan tinggalkan gue doonk...

mang lo mau gue direbut orang...!".

Dengan nada manja dia mencoba menggodaku , dan

dengan nada cuek akupun membalasnya...

" Terserah... kalo itu lebih baik buat lo , dan lo mau lakuin itu , masa gue musti bilang WOW ....! gituu... !".

Aku berkata dengan nada dan gaya yang mengejek dirinya .

Antonipun terpaku mendengarnya , dia menatap ku tajam , dan mulai mengerenyitkan dahinya....

" Ooh... gitu yaaa.... ". Di tarik napasnya dalam dalam , wajah seriusnya mulai di perlihatkan kepadaku .

" Anjani , berarti lo ngijinin Sesilia untuk hadir di hati gue , begitu maksud lo...?".

Sontak saja mataku melotot dan rasanya leher ini tercekik saat aku mendengar nama Sesilia di ucapkan nya telingaku , Kini aku merasa suasana yang ada semakin memanas , bukan karena permasalahan ku untuk pergi dari rumah ini , melainkan masalah ku dengan perempuan yang selalu mencoba untuk perang dingin terhadapku .

Apa yang diinginkan oleh Sesilia ini , akupun masih belum jelas permasalahannya .

" Antoni , ayuk kita kerumahku , kita beberes disana agar kita bisa tidur disana malam ini ".

Tanpa ragu akupun menggandeng tangannya dan mengajaknya pergi kerumahku .

Entah perasaan apa yang terjadi sesungguhnya dihatiku saat ini , apakah aku takut menyinggung Antoni..... , atau aku takut kehilangan Antoni.... yang pasti , aku tidak mau pertengkaran terjadi antara aku dan Antoni hanya karena sebuah nama itu....

Bagiku saat ini , masalah yang pertama kali harus aku selesaikan adalah , aku kembali kerumahku , agar aku bisa dengan tenang mencari asal usulku . Dan...

Untuk masalah Antoni , aku masih belum berani memilikinya utuh , karena aku takut jika aku tidak sepadan dengannya , aku nanti hanyalah menjadi sebuah beban baginya .

" Anjani , kita bawa baju baju sekalian jadi kita tidak usah balik balik lagi... ". Antoni menarik tanganku , aku melihat senyum yang begitu bersemangat di wajahnya

Aku pun hanya mengangguk kan kepalaku sambil tersenyum mengikutinya dan berkata dalam hatiku ...

" Tuhan... maaf kanlah diriku ini....".

" Antoni , jika keluar dari rumah ini , gue tidak mau kembali lagi , jadi gue mohon mengertilah perasaan gue kali ini..." . Aku berpesan kepada Antoni , aku bermaksud agar dia berfikir sekali lagi sebelum dia mengambil langkah yang salah bersama diriku .

" Anjani , ikutin kata hati lo yang terdalam , jangan terlalu naif dan pesimis , dengerin gue baik baik , gue akan tetep ada dan berusaha menjadi yang terbaik buat lo , karena gue sayang.... karena gue cinta.... dan itu hanya untuk lo seorang.. ".

Mendengar kalimat yang diucapkannya , Akupun dengan cepat memeluk tubuhnya .

Antonipun memelukku dengan sangat mesra , aku merasakan hangat dan nyaman dalam pelukannya .

Aku mengucapkan rasa syukur yang begitu besar atas anugerah yang berikan Tuhan kepadaku .

Tanpa Tuhan aku bukanlah apa apa didalam kehidupan ini , dan kini Tuhan menyuruhku , harus membuktikan apa apa yang sudah di berikannya kepadaku dalam dunia ini....

Akhirnya aku menyerah , kemanapun aku pergi pasti Antoni akan tetap ingin selalu bersama diriku .

========== °°° ==========


Load failed, please RETRY

Presentes

Presente -- Presente recebido

    Status de energia semanal

    Rank -- Ranking de Poder
    Stone -- Pedra de Poder

    Capítulos de desbloqueio em lote

    Índice

    Opções de exibição

    Fundo

    Fonte

    Tamanho

    Comentários do capítulo

    Escreva uma avaliação Status de leitura: C34
    Falha ao postar. Tente novamente
    • Qualidade de Escrita
    • Estabilidade das atualizações
    • Desenvolvimento de Histórias
    • Design de Personagens
    • Antecedentes do mundo

    O escore total 0.0

    Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
    Vote com Power Stone
    Rank NO.-- Ranking de Potência
    Stone -- Pedra de Poder
    Denunciar conteúdo impróprio
    Dica de erro

    Denunciar abuso

    Comentários do parágrafo

    Login