Baixar aplicativo
40% Mr.Park Jimin / Chapter 4: Someone Else

Capítulo 4: Someone Else

.

.

.

.

.🍼🍼

" Siapa yang menyuruhmu pulang? ". Jimin berdiri di belakangnya saat Yuura akan memutuskan untuk pulang.

" Ta... Tapi, aku harus pulang jam sudah menunjukan pukul sepuluh malam ".

Jimin menaruh kedua tangan di saku celananya sambil menghampiri Yuura.

" Bermalam lah disini untuk sehari, kau bilang ini sudah pukul 10 malam bukan? Maka dari itu aku tak mengizinkanmu keluar malam malam begini ".

" Menginap? Di rumah mu? Malam ini ? ".

Jimin mengangguk.

" Aku sudah menyiapkan kamar untukmu, ikuti aku ".

Yuura tak bisa berkata kata.

Ia menurut dan mengikuti Jimin dari belakang.

.

.

.

.

.

" Ini kamarmu beristirahatlah , selamat malam ".

Jimin pergi dan sempat meninggalkan senyuman hangat untuk Yuura.

" Nee.. Selamat malam ".

Yuura menutup pintu dan berjalan menuju ranjang berwarna pink.

" Pink? Apa dia benar benar menyiapkan ini untukku? ".

" Ahh.. Aku harap kakak ku tidak mengkhawatirkan ku ".

Yuura segera menaiki ranjang lalu memutuskan untuk tidur.

Rasa kantuk nya kini mulai menyerang.

Jimin menuangkan susu coklat ke dalam gelas.

Minum susu sebelum tidur menjadi rutinitasnya setiap hari.

Hal itu adalah Yuura yang mengajarkan nya agar dia bisa istirahat dengan baik.

Setelah susu itu di habiskan Jimin pergi menuju kamar dan memutuskan untuk tidur.

.

.

.

.

.

Sementara itu di Busan.

" Apa Jimin baik baik saja di seoul? "

" Dia menjalankan pekerjaan sebagai seorang Manager dengan sangat baik. Tapi terkadang dia terlalu memaksakan diri ".

Sambil meminum teh di cangkirnya tatapan seorang ibu menunjukan kembali ke khawatiran.

" Dia membutuhkan sosok yang bisa mengubahnya " .

" Apa kau yakin Jimin akan mau melakukan itu? ".

Ayahnya begitu ragu dengan keputusan istri nya .

" Aku kenal dengan seseorang, kupikir dia pantas dengan Jimin ".

" Jika itu memang bisa mengubahnya, tidak ada salahnya bukan? ".

" Jimin sudah dewasa, sudah saat nya dia memiliki seseorang di sampingnya ".

Ibunya menghabiskan satu tegukkan teh terakhir lalu menaruh gelas nya di meja.

" Haruskah kau ambil alih perusahaan? Aku pikir Jimin sudah melakukan yang terbaik sejauh ini ".

Ayah Jimin adalah pemilik perusahaan yang Jimin jalani.

Dia memberikan hak nya pada Jimin sebagai peran Manager .

Terlihat sedikit berpikir bagaimana jika hak nya sebagai Manager ia lepas ?

Kedua orang tua mereka mengkhawatirkan anak satu satu nya itu.

" Kita berkunjung ke seoul besok ".

Tiba tiba Ayah nya seperti menyusun sebuah rencana .

                                                   

.

.

.

.

.

Paginya....

Yuura terlihat begitu kebingungan.

" Pulang? Tidak? Pulang ? Tidak? Pulang ? Tidak ? ".

" Haruskah aku bilang padanya bahwa aku harus pulang sekarang? Aku takut jika kakak ku berpikiran macam macam :(( ".

" Tapi bagaimana jika ia menahan ku lagi seperti tadi malam? ".

Yuura menggelengkan kepalanya cepat.

Dia membuka kenop pintu secara perlahan lalu melihat sekitar.

Keadaan rumah masih tampak sepi, kedua pembantu Jimin juga belum datang .

Dan sepertinya Jimin juga masih tidur.

" Apa aku harus izin padanya? ".

" Tapi bagaimana jika ia masih tidur? ".

" Aku tak ingin membangunkan nya, tapi aku pasti akan di marahi jika aku pamit tanpa izin ".

Yuura mengoceh pada dirinya sendiri seperti orang gila.

Tetapi satu pemikiran tiba tiba muncul di kepalanya.

Yuura menuju dapur untuk membuatkan sarapan pagi untuk Jimin sebelum ia bangun.

Yuura begitu sangat sibuk menyiapkan bahan bahan untuk sarapan.

Tak butuh waktu lama, sepuluh menit kemudian Yuura sudah meyiapkan roti panggang dengan susu di meja.

Yuura juga tak lupa untuk selalu menyelipkan memo .

Setelah selesai Yuura segera menuju pintu keluar, entah Yuura takut akan membangunkan Jimin, dia membuka pintunya lalu menutupnya dengan sangat pelan.

Dengan langkah yang sangat cepat Yuura berjalan terburu buru untuk menuju rumah.

Pikiran nya sudah melayang kemana mana.

Membayangkan jika saat tiba di rumah nanti kakak nya akan memarahinya karena tak pulang .

" Ahhh aku harus bagaimana? ".

" Aku harap aku tidak dapat masalah ".

.

.

.

.

.

Jimin membuka matanya perlahan.

Sinar matahari berhasil masuk melalui jendela kamar.

Sudah jam sembilan pagi.

Jimin segera bangun dan pergi keluar kamar.

Hidungnya mencium aroma sesuatu dari arah dapur.

Dia segera menuju dapur dan mendapati sepiring roti bakar dengan susu vanilla.

" Aku buatkan sarapan untukmu, jangan lupa kau habiskan ya.  Dan maaf aku harus cepat cepat pulang ^^ ".

Senyuman seketika muncul sehabis membaca secarik memo.

Perhatian nya teralihkan saat handphone miliknya berdering .

.

.

.

" Yeobosseo? ".

" Ayah dan ibu akan tiba di seoul selama kurang lebih lima meit lagi , pastikan kau sedang ada di rumah hari

Ini ".

" .... Nee, baiklah aku akan menunggu di rumah ".

Ucap Jimin sambil memakan sarapan nya.

" Kalau begitu berhati hatilah ".

.

.

.

Jimin memutuskan panggilan nya dan kembali menyantap sarapan.

.

.

.

.

.

Yuura sampai di rumah nya.

Tangan nya begitu gemetar saat ingin membuka kenop pintu.

Pemikiran nya kembali membayangkan yang tidak tidak.

Membayangkan jika kakak nya akan berdiri di balik pintu sambil menyilangkan kedua tangan nya.

Yuura kembali menggelengkan kepalanya dengan cepat, lalu memberanikan diri untuk membuka pintu.

Setelah pintu berhasil ia buka Yuura terlihat sedikit kebingungan.

Rumahnya begitu benar benar sepi tak ada siapapun.

Kakak nya sudah pergi bekerja pagi pagi sekali.

" Huft... Nyawaku selamat hari ini ".

.

.

.

.

.

Seseorang membunyikan tombol bel.

Dengan cepat Jimin membuka pintu rumahnya.

Kedua orang tuanya datang mengunjungi Jimin.

Setelah menyambut kedua orang tuanya, pandangan Jimin beralih pada satu gadis yang berdiri di belakang ayah ibu nya.

Gadis itu begitu sangat anggun dengan memakai dress hitam, sepatu hak yang tidak terlalu tinggi , rambut hitam nya yang di biarkan terurai dan make up yang begitu natural.

" Kalian membawa siapa? ".

" Dia akan menjadi teman mu, dia adalah salah satu anak dari teman ibu yang bernama Yoona ".

Yoona segera memperkenalkan dirinya di depan Jimin dengan sangat sopan

Senyum yang di miliki Yoona benar benar sangat menggemaskan karena kedua dimple yang terdapat di kedua pipinya.

🌸🌸🌸


Load failed, please RETRY

Status de energia semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Pedra de Poder

Capítulos de desbloqueio em lote

Índice

Opções de exibição

Fundo

Fonte

Tamanho

Comentários do capítulo

Escreva uma avaliação Status de leitura: C4
Falha ao postar. Tente novamente
  • Qualidade de Escrita
  • Estabilidade das atualizações
  • Desenvolvimento de Histórias
  • Design de Personagens
  • Antecedentes do mundo

O escore total 0.0

Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
Vote com Power Stone
Rank NO.-- Ranking de Potência
Stone -- Pedra de Poder
Denunciar conteúdo impróprio
Dica de erro

Denunciar abuso

Comentários do parágrafo

Login