Selepas ia memastikan istrinya terlelap dalam kelelahan. Panca indera lelaki bermata biru terasa kian menajam. Itulah yang tengah dia rasakan, bersama dengan gemuruh di dalam dadanya.
Ia menuruni ranjang, sejalan kemudian meraih baju yang jatuh berserakan. Sambil mengenakan celana ia mulai berfikir, di mana letak kain memanjang (dasi) yang sempat disembunyikan dari istrinya.
Tak butuh waktu lama Mahendra mengaitkan kancing-kancing bajunya. Lalu pembungkus tubuh berwarna hitam memanjang ia lengkapkan pada tubuhnya yang tinggi tegap.
Bersama bimbingan kabut asap yang begitu ringan memenuhi kepalanya, Mahendra mengeluarkan seutas kain memanjang. Penuh hasrat mata biru mengamati benda tersebut sekian detik, tak lama kemudian ia gulungkan pada keempat jari tangannya yang merapat, dilingkarkan oleh telapak tangan yang lain.