Dari pagi membantu bunda masak. Menjenguk si bungsu, berjalan-jalan dengan Nabila supaya akrab, Yang terakhir dia yakin sekedar meletakkan kepalanya di atas sofa. Setelah capek tersedak kopi tanpa gula.
Lepas kesadarannya pulih Ananta bangkit dari duduknya, secara beli-bet dengan menubruk beberapa benda pria itu buru-buru masuk kamar mandi.
Tentu saja Ini kamar mandi perempuan, dominasi utama warna dan benda-bendanya menuju warna pink. Yang paling menyulitkan, pria ini tidak menemukan handuk. Dalam kondisi badan masih basah, ia gunakan kembali bajunya. Lalu buru-buru keluar dari apartemen Nabila, termasuk mengantongi kunci ke dalam saku celananya.
Sebuah tanda tanya besar di dalam kepalanya. Bagaimana cara dia memasang ekspresi ketika bertatap muka dengan Nabila? Apakah dirinya perlu malu, canggung, cuek, atau seolah tidak terjadi apa-apa. Tampaknya pilihan Anantha pura-pura tidak terjadi apa-apa.