"Praduga tak bersalah perlu kita pegang teguh. Sebelum membuat kesimpulan. Menurutku, semua kasus yang kamu tangani selalu punya celah dan potensi pengihanatan. Bagaimanapun juga motif dan masalah akan datang beriringan, aku lebih setuju ketika kita mengawali ini semua dari investigasi mu," Hendra mengarahkan tatapannya pada Vian, "terkait siapa saja yang berada di lantai D ketika kejadian berlangsung, yang terpenting kita perlu tahu di mana posisi mereka masing-masing saat terjadi ledakan," tidak ada yang memenggal kalimat Mahendra kali ini. Tiga orang yang menjadi lawan bicaranya paham, cucu Wiryo punya daya ketelitian yang luar biasa.
Detik itu juga Vian membuka salinan kertas kalkir lantai D. Tiga orang yang telah terbiasa dengan keberadaan lantai D, menatap dengan biasa kertas kalkir tersebut. Berbeda dengan Mahendra yang memicingkan matanya dan bergerak lebih mendekat.