Sepeninggal Kirana dan Raihan, Evan meminta petugas kebersihan untuk langsung membersihkan apartemen nya. Merasa terluka dan kecewa pasti, namun ntah mengapa dia tak menangis dan malah merasa lega, dan malah ada rasa bersalah melihat ekspresi Kirana yang begitu dingin dan terlihat sangat sedih tadi. "aku akan meminta maaf padanya besok, dan tidak akan memaksanya lagi" ucap Evan pada dirinya sendiri.
~~~~~~~~^^~~~~~~~
Raihan kembali ke apartemen nya dengan perasaan yang berkecamuk, simpati terhadap Evan, namun ada sedikit ketidak nyamanan ketika Evan berbicara lembut kepada Kirana. Dia melihat dan menyaksikan semuanya, bahkan ekspresi Kirana tak luput sedikit pun dari pandangan nya. Dan seketika hatinya menjadi sangat terluka melihat Kirana sedingin itu, ada kerinduan yang yang dia pendam, ada rasa perih melihat Kirana menatapnya dengan tatapan kebencian, dan hati nya menangis melihat Kirana yang dulu hangat dan penuh perhatian menjadi sangat dingin dan 'kejam' , hatinya benar benar terluka. "argghhhh, Kirana, ada apa dengan mu, seharus nya aku yang membenci mu, kenapa kini sebslik, terlihat kamu lah yang sangat membenci ku", gumam Raihan seraya mengusap kasar wajahnya, menyadari kata kata Kirana dan ekspresi nya tadi.
"dan semua seolah aku yang bersalah" lanjutnya,, "tapi ,, ada apa Kirana, Sejujurnya aku terluka melihat mu seperti ini" gumam Raihan lagi penuh emosi di kamar apartemen nya.
~~~~~~^^~~~~~~
Farhan yang ditinggal oleh Kirana di ruang tamu nya pun hanya bisa menarik nafas panjang, dia bukan nya marah atas sikap Kirana, malah semakin mengutuk dirinya sendiri, 'kamu sudah menyakiti nya Farhan, jika saja dulu kamu bisa mengontrol diri mu, dia tak akan jatuh dan terluka seperti ini akibat masa lalu nya' batin Farhan dengan ekspresi sendu dan penuh kesedihan. "aku akan melakukan apapun demi kebahagiaan mu Kirana, meskipun kenyataannya memang aku harus berhenti, tapi bukan bearti cinta ku berhenti, itu adalah bukti ,, jika memang kamu akan bahagia dan kembali seperti dulu" gumam nya mantap dan yakin, kemudian meninggalkan rumah Kirana. Bunga Lili putih yang dia bawa untuk Kirana, dia letakkan di kap depan mobil Kirana di depan kaca nya.
~~~~~~~^^~~~~~~~
Kirana yang telah berada didalam kamarnya setelah perdebatan nya dengan Farhan, semakin merasa terluka. "Kenapa Raihan, kenapa kamu ngelakuin itu sama aku, sama sekali tidak ada kah sudah aku di hati mu, kamu bahkan bisa melihat orang lain menyatakan perasaannya terhadap ku, aku benci pada mu Raihan benci," ucap nya dalam tangisannya yang pecah. 'Farhan,' nama itu selalu beriringan dengan munculnya Raihan, "dan kamu , kenapa dulu kamu nyakitin aku , kalau aja kamu nggak nyakitin aku seperti itu, ini semua nggak akan terjadi, aku akan bisa mencintai kamu Farhan, dan dia , dia nggak akan pernah hadir lagi buat nyakitin aku, dan kita bakalan bahagia, dan aku nggak akan nyakitin kamu seperti ini Farhann," ucap Kirana lagi dengan nada lebih dalam dan lebih menyakitkan. "aku benci diri nya, aku benci diri mu Farhan, dan aku benci diri ku ketika aku menyakiti mu Farhan, aku marah, karena aku tak bisa membalas kehangatan mu , dan aku marah karena kamu dan dia selalu ada di hati ku" ucap nya lagi dengan nada sedih tersayat sayat, dan suara yang lirih. Tak lama, Kirana yang meringkuk di tempat tidur nya dengan berurai air mata seketika berubah menjadi seperti orang yang kehilangan akal dia tersenyum pahit , "Evan, kenapa kamu datang terlambat , Kenapa kamu baru datang sekarang, kenapa kamu nggak datang sebelum Raihan dan Farhan, hehhh, seandainya aku bisa menjadi orang yang benar-benar jahat, ingin sekali rasanya aku seperti itu dan menerima cinta mu" ucap Kirana sinis membuat seolah diri nya jahat.
Namun seketika tangis nya pecah kembali.
Malam ini benar benar panjang bagi Kirana.