Mereka memiliki kamar masing-masing walaupun begitu Julian tetap tidak ingin mengambil resiko, dia menyediakan dokter pribadi untuk merawat Qiara setiap harinya.
Malam itu untuk pertama kalinya, salju turun. Qiara duduk seorang diri di dekat jendela menyaksikan butiran demi butiran salju yang jatuh menyapa bumi Eropa.
Teringat semua kenangan masa indahnya di SMA, dia tidak menyangka itu semua tinggal kenangan.
Di usia yang terbilang sangat muda, yaitu 19 tahun. Dia harus mengandung dan akan melahirkan seorang bayi. Harusnya, sekarang dia sedang menikmati masa-masa indah dunia perkuliahan bukan menunggu kelahiran seorang bayi.
"Aku akan segera memulai hidupku yang baru."Ucap Qiara sambil mengelus-elus perutnya yang buncit.
Tepat saat itu, tiba-tiba saja Qiara merasakan kontraksi yang begitu menyakitkan, pinggang serasa tertekan, ia ingin berteriak tapi tidak mampu saking sakitnya sehingga ia merosot ke lantai.