Melihat Qiara menangis, Julian menarik nafas dalam, entah apa yang ingin dia katakan. Namun, ia tidak bisa mengatakan nya karena ia sadar kalau istrinya memang masih remaja. Oleh karena itu, Julian kembali menghampiri tempat tidurnya. Setelah itu, ia menarik tubuh Qiara ke dalam pelukan nya.
"Qiara ... Kita sudah menjadi suami istri. Kita sah di mata hukum. Percayalah kalau aku akan mengwujutkan semua impian mu! Aku tidak akan membiarkan kamu menangis lagi! Apapun yang terjadi di masa depan jangan kamu fikirkan, kita adalah suami istri dan apa yang kita lakukan semalam sudah menjadi hak dari masing-masing diri kita. Qiara, aku akan mengikuti semua keinginanmu karena aku adalah suamimu." Kata Julian dengan lembut. Ia berharap kalau Qiara mau menerimanya dan mau belajar menjadi istri yang baik dan patuh.
Mendengar perkataan Julian. Qiara terdiam dan berusaha memahami apa maksud dari perkataan Julian.