Baixar aplicativo
49.21% OVERLORD INDONESIA / Chapter 126: Menyelamatkan Diri

Capítulo 126: Menyelamatkan Diri

Udara dingin bertiup ke aula besar. Bertiup di antara celah-celah barikade dan menyapu lebih dari empat puluh dua anggota yang tersisa dari "Death Spreading Brigade". Karena itu adalah ruangan terbesar di dalam gua, aula biasanya digunakan untuk ruang makan. Namun, saat ini, telah berubah menjadi sebuah benteng.

Terletak di bagian terdalam dari gua yang berfungsi sebagai tempat persembunyian tentara bayaran, sisi-sisi dari aula yang panjang dan sempit berderet banyak kamar: kamar tamu dan gudang senjata serta bahan makanan. Karena itu, kehilangan area tersebut artinya sisa mereka akan diambil satu persatu. Dalam kasus penyerangan, mereka akan membangun perkemahan di dalam aula dan menggunakannya sebagai garis pertahanan terakhir.

Meskipun disebut sebagai perkemahan, konstruksi bangunannya sangat tidak beraturan.

Pertama, mereka menempatkan meja sederhana di sisi-sisi mereka, lalu menumpuk beberapa kota kayu untuk menyempurnakan apa yang bisa digunakan untuk memblokade. Selanjutnya, mereka mengulurkan beberapa tali sekitar separuh dari tinggi badan pria dewasa diantara mereka dan pintu masuk aula. Tujuan mereka adalah untuk mencegah musuh merangsek ke dalam barikade.

Dibelakang pertahanan ini, hampir setiap tentara bayaran memegang crossbow dan bersiap. Mereka berbaris di tengah dan masing-masing sayap.

Meskipun jika nantinya akan menjadi pertempuran api, mempertimbangkan luas pintu masuk dan ukuran dari aula, pihak yang menunggu di aula pastinya memegang keuntungan. Jika musuh mencoba untuk merubah formasi mereka, tak perduli darimana mereka menyerang, mereka masih akan diserang dari sisi lain. Meskipun jika mereka memilih untuk menggunakan serangan area luas, kelompok itu akan tersebar dan terbukti susah untuk memberikan damage yang signifikan. Itu adalah formasi yang memanfaatkan tembakan yang bersilangan.

Meskipun dilindungi oleh pertahanan sesederhana itu, mereka masih bisa melawan pasukan besar, wajah-wajah pria itu dipenuhi rasa ketidak tenangan.

Suara gemerincing dari logam terdengar saat badan mereka gemetar akibat chainmail yang membungkus mereka.

Memang benar bahwa suhu di dalam gua tidaklah tinggi; cukup untuk merasa nyaman di musim panas. Tapi apa yang menyerang mereka adalah sesuatu yang sedikit berbeda dari rasa dingin.

Hanya sesaat sebelumnya, sebuah tawa keras terdengar dari pintu masuk. Itu adalah tawa yang menakutkan yang bergema di dinding-dinding gua, membuatnya tidak bisa diketahui apakah itu suara pria atau wanita. Akibat suara itulah rasa dingin menyerang mereka.

Pria terkuat dari "Death Spreading Brigade" - Brain Unglaus. Karena dia sudah keluar untuk bertarung, tentara bayaran itu percaya dengan membentuk barikade adalah hal yang percuma. Kepercayaan itu benar-benar hancur dengan datangnya tawa tersebut.

Musuh yang bisa mengalahkan Brain; seseorang yang seperti itu tidak ada. Bahkan sekarang, mereka masih mempercayainya.

Kekuatan Brain ada di level yang berbeda. Dia sangat mahir hingga titik dimana bahkan Knight dari Empire tidaklah bisa mengimbanginya; monster-monster juga tidak terkecuali. Dia bisa membunuh ogre dengan satu kali serangan, dan bisa melompat ke dalam sekumpulan goblin dan memotong mereka seperti memotong rumput. Dia adalah pria yang bisa mengalahkan semua anggota "Death Spreading Brigade" dalam pertarungan langsung. Mereka tidak punya pilihan lain kecuali memanggil orang seperti itu dengan orang terkuat.

Seorang pria dengan sekaliber itu kalah; implikasi yang parah.

Fakta bahwa musuh masih bisa tertawa meskipun sedang melawan Brain hanya ada satu arti.

Meskipun semuanya mengerti, tak ada yang berbicara.

Hal terbaik yang bisa mereka lakukan adalah saling melihat wajah yang lainnya dengan tidak bersuara.

Setiap mulut anggota tentara bayaran itu terdiam, dan menatap pada arah pintu masuk aula - pintu masuk gua.

di tengah tekanan yang semakin meningkat -

Suara orang yang sedang berlari bisa terdengar; pelan-pelan semakin keras.

Seseorang bisa mendengar salah satu dari mereka yang menelan ludah. Sebuah keheningan yang mendominasi aula, dan segera dipecah oleh suara bising dari anak panah yang banyak sekali dipasang pada posisi siap untuk menembak.

Seorang pria yang telah kehabisan nafas berlari melewati pintu masuk aula, di bawah tatapan oleh seluruh kelompok tentara bayaran. Masih penasaran kenapa anak panah tidak langsung meluncur ke arahnya.

"Brain!"

Pimpinan dari tentara bayaran - pimpinan mereka berteriak dengan keras. Lalu diikuti, aula yang meledak dengan sorakan. Itu adalah teriakan perayaan kemenangan mereka melawan penyusup.

Setiap orang menepuk bahu orang di sampingnya, dan berteriak memuji Brain dan bersorak kegirangan.

Namanya bisa terdengar berkali-kali. Dikelilingi sorakan, Brain menggenggam senjatanya dengan lemah di satu tangan dan berdiri di pintu masuk aula dengan ekspresi kosong. Dia tiba-tiba mencari wajah-wajah tentara bayaran di sekelilingnya.

Tidak, salah, dia sedang mencari hal yang lainnya.

Melihat Brain yang bertingkah aneh dari biasanya, sorakan di ruangan itu pelan-pelan mereda.

Brain berlari menuju barikade.

"H, Hey! Tunggu sebentar! Kita sedang membukanya sekarang!"

Seakan tidak mendengar ucapan itu, dia mendorong tubuhnya agar bisa lewat. Tidak ingin menunggu barang semenitpun, sedetikpun, Brain melewati barikade dan lari.

Dengan tampang kebingungan pada bandit-bandit di belakangnya, dia melemparkan pintu gudang dan berlari ke dalam.

"Ada apa dia tadi? Apakah dia ketinggalan sesuatu disana?"

"Entahlah? Ada yang aneh dengannya... dia terlihat sedang menangis... tidak mungkin, ya kan?"

Kepala mereka miring ke samping, menatap pintu yang baru saja tertutup; para tentara bayaran itu tidak mengerti arti dari peristiwa yang terjadi di depan mereka.

Diantara mereka, wajah seorang pria telah berubah. Dia mengerti akan situasi yang sebenarnya bahwa hanya dia, tidak, digabungkan dengan Brain; hanya ada dua orang yang menyadari situasinya. Namun, pria itu tidak punya waktu untuk memastikan apa dia benar atau salah.

Klik, dengan suasana hening, figur lai muncul dari pintu masuk.

Tidak usah dikatakan, itu adalah wajah yang tidak familiar. Jika tidak ada diantara tentara bayaran yang tahu siapa dia, itu artinya bahwa dia adalah penyusup yang bertanggung jawab terhadap kerusuhan. Keributan di aula langsung senyap.

Itu tidak mungkin, berarti kehadiran Brain disini memiliki arti yang benar-benar berbeda. Fakta bahwa penyusup masih hidup artinya dia telah kalah dan kabur.

Hanya ada satu penyusup, dengan tampilan yang bungkuk dan terlihat sangat menakutkan.

Sebuah tubuh yang kecil, dia terlihat seperti gadis muda. Tangannya menggantung di samping, dan dagunya membengkok ke bawah. Bagian anehnya adalah mempertimbangkan posisi dari kepala dan lehernya, lehernya terlihat setidaknya memiliki panjang tiga kali lipat orang biasa.

Dengan penampilan seperti itu, kelihatannya rambut peraknya yang panjang dan bersinar diseret di tanah, dia pelan-pelan masuk ke aula. Gaunnya yang gelap total memberikan penampilan seakan dia diselimuti oleh kegelapan.

Tak ada yang berkata apapun.

Sebuah wujud yang sangat mengerikan; rasa dingin yang bisa membuat jantung berhenti.

Pelan-pelan kepalanya bergerak. Dibalik rambut perak yang tipis yang melindungi seluruh wajahnya, dua mata merah darah menyala. Dan pelan-pelan menipis seperti jarum.

Semuanya yang hadir mengerti. Tidak -- mereka terpaksa mengerti.

Dia pun tertawa.

Gadis yang menakutkan itu mengangkat dagunya, menunjukkan wajah yang anggun. Tapi bagi mereka yang telah melihat penampilan gadis itu sebelumnya, tidak ada lagi yang lebih mengganggu. Wajahnya terlalu elegan; terlihat seperti sebuah topeng yang diukir dengan tangan-tangan seniman kelas satu.

"Hello semuanya. Aku adalah Shalltear Bloodfallen. Apakah ini adalah garis terakhir? Apakah permainannya sudah selesai?"

Gadis itu terlihat berujar omong kosong - Shalltear memeriksa sekelilingnya. Tapi tidak bisa menemukan yang dia cari, wajahnya yang cantik mengerutkan dahi. Dengan tak ada yang menyelanya, sekali lagi, suara gadis itu bergema ke seluruh aula.

"Kali ini permainan sembunyi?"


PENSAMENTOS DOS CRIADORES
Tinta_Arang Tinta_Arang

Hallo semua pembaca, dicerita ini Brain Unglaus mencoba melarikan diri dari Shalltear karena dirinya sudah melihat jarak diantara mereka sangat lah jauh 'kemuatan' bagaikan bumi dan langit yang terpisah jauh oleh udara.

Semoga kalian suka dengan overlord dari maruyama sensei.

Load failed, please RETRY

Status de energia semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Pedra de Poder

Capítulos de desbloqueio em lote

Índice

Opções de exibição

Fundo

Fonte

Tamanho

Comentários do capítulo

Escreva uma avaliação Status de leitura: C126
Falha ao postar. Tente novamente
  • Qualidade de Escrita
  • Estabilidade das atualizações
  • Desenvolvimento de Histórias
  • Design de Personagens
  • Antecedentes do mundo

O escore total 0.0

Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
Vote com Power Stone
Rank NO.-- Ranking de Potência
Stone -- Pedra de Poder
Denunciar conteúdo impróprio
Dica de erro

Denunciar abuso

Comentários do parágrafo

Login