Baixar aplicativo
41.3% Because The Baby / Chapter 19: 19. Dia Kembali

Capítulo 19: 19. Dia Kembali

Waktu telah berganti menjadi senja, matahari perlahan mulai menghilangkan dirinya dari langit dan berganti dengan munculnya bulan yang tampak masih samar di langit.

Setelah keluar masuk begitu banyak butik untuk mencari dress yang akan dikenakan oleh Chelsea pada saat gala dinner besok malam, akhirnya Chelsea menemukan gaun yang cocok untuk dirinya.

Chelsea memanyunkan bibirnya sepanjang jalan menuju ke mobil, Rexan yang menyadari bahwa istrinya saat itu sudah sangat bete karena kebawelannya hanya bisa menahan tawa.

"Ini kunci mobilnya, kamu duluan aja ke mobil. Aku lupa, aku mau beli titipan Reno," kata Rexan.

Gadis itu hanya menganggukkan kepalanya lunglai dan menerima kunci mobil yang diberikan Rexan, namun ia hanya terdiam setelahnya.

Rexan kebingungan, "Loh? Kenapa diem?" tanyanya.

"Itu... belanjaannya, sini biar aku bawain sekalian," kata Chelsea.

"Udah, biar aku aja yang bawa. Kamu duluan gih. Aku gak lama kok," kata Rexan.

"Loh? Oke deh." Chelsea pun akhirnya pergi dari hadapan Rexan.

*

Hampir 30 menit Chelsea menunggu Rexan di dalam mobil, namun laki-laki itu masih belum juga menunjukkan batang hidungnya.

"Rexan beli apasih sampe segitu lamanya?" tanya Chelsea yang mulai resah.

Bak panjang umur, baru saja diomongin oleh Chelsea, tiba-tiba saja laki-laki itu muncul dari kejauhan sambil berlarian. Tiba-tiba saja Chelsea tersenyum tipis saat melihat lelakinya itu berlari menuju ke arahnya saat ini.

Sesampainya, Rexan langsung menaruh barang-barang belanjaan mereka di bagasi kemudian segera masuk ke dalam mobil.

"Nih untukmu," kata Rexan sambil memberikan sebuah paper bag kepada Chelsea.

Dahi Chelsea menyerngit kebingungan, "Ini apa?" tanyanya.

"Buka aja, aku jamin kamu suka," kata Rexan.

Perlahan-lahan, Rexan membuka isi paper bag nya dan ia melihat disana ada sekotak ice cream beserta sekotak macaroon. Seketika itu juga Chelsea menoleh ke arah Rexan dengan tatapan bahagia seperti anak kecil yang baru saja diberikan permen oleh orang tuanya.

Senyum Rexan sudah terpampang disana saat Chelsea menoleh ke arahnya seolah-olah laki-laki itu telah mengetahui bahwa gadisnya itu akan melakukan hal itu. "Ini sebagai permintaan maafku karena aku hari ini kayaknya udah buat kamu bete banget ya? Hahahaha... gara-gara aku suruh kamu coba baju ini, baju itu tapi ujung-ujungnya dibeli semuanya," katanya. "Aku tau kamu pasti capek banget. Maafin aku ya, aku cuma pengen liat istriku yang cantik ini jadi pusat perhatian pas gala dinner besok."

Rexan bisa se-sweet ini? batin Chelsea.

Gadis itu terdiam.

"Kenapa Chels? Kamu nggak suka rasanya? Atau gimana? Mumpung masih di sini, jadi aku bisa balik lagi ke tokonya," kata Rexan.

Chelsea menggelengkan kepalanya. Dengan secepat kilat gadis itu langsung mencium pipi kiri Rexan. "Makasih, aku sayang kamu," katanya pelan.

Rexan terpaku seketika, kemudian tersenyum akan tindakan Chelsea barusan. "Apa? Aku nggak denger ah."

"Enggak. Udah, aku makan ya es krimnya," kata Chelsea yang pipinya sudah mulai memerah karena tersipu malu.

"Hahaha..." Rexan mengelus-elus rambut gadisnya itu pelan. "Aku juga sayang kamu, Chels."

===

Keesokan harinya...

@ Rumah Rexan

17:58

"Chels udah selesai belum? Acaranya sebentar lagi mau mulai loooh," pekik Rexan dari ruang TV.

Chelsea yang masih bersiap-siap dalam kamarnya pun segera mempercepat persiapannya. "Iya! Ini udah mau selesai!" katanya.

"Okeee!"

Tak lama setelah itu, Chelsea pun keluar dari dalam kamarnya. Chelsea yang kala itu mengenakan midi dress berwarna merah maroon yang memperlihatkan bahunya dengan heels dan tas pesta berwarna senada dengan warna dress yang sedang ia kenakan sukses membuat Rexan terpana melihatnya.

"Kenapa, Rex? Aku gak cocok ya atau mau ganti dress yang lain?" tanya Chelsea sembari melihat dirinya sendiri dalam cermin yang berada di ruang TV.

Rexan yang sedang terduduk pun akhirnya berdiri. Laki-laki itu menghampiri Chelsea sambil membawa sebuah kalung yang begitu indahnya dan memakaikan kalung itu di leher Chelsea. "No... you're beautiful tonight tapi satu yang kurang," katanya. "Nah. Sekarang baru semakin perfect," tambahnya setelah kalung tersebut berhasil dipakaikan oleh Rexan di leher Chelsea.

"Rex..."

"Kamu cantik. Cantik banget. Aku sangat beruntung mendapatkan wanita seperti kamu," kata Rexan. "Ini kalung turun temurun keluarga Danadyaksa, karena kamu sekarang adalah menantu dari keluarga Danadyaksa kamu berhak untuk memiliki kalung ini."

"Ta—tapi Rex... kalung ini sangat berharga untuk keluargamu... aku—"

"Iya, kalung ini sangat berharga bagi keluargaku sama seperti berharganya kamu bagi hidupku," kata Rexan. "Yaudah ayuk, kita berangkat sekarang. Nanti telat."

Chelsea menganggukkan kepalanya perlahan kemudian mereka berdua segera pergi ke tempat acara gala dinner tersebut diselenggarakan.

===

@ Sky Castle Grand Hotel

18:45

Chelsea dan Rexan akhirnya sampai di hotel tempat acara gala dinner tersebut diselenggarakan.

Mobil La Ferrari milik Rexan pun berhenti di depan sebuah lobby hotel berbintang di kawasan Jakarta itu. Mereka berdua pun turun dari dalam mobil dan segera masuk ke dalam hotel tersebut.

Entah mengapa, jantung Chelsea seakan-akan mau copot. Ia begitu degdegan karena malam ini semua orang akan mengetahui bahwa ia telah sah menjadi istri seorang Rexan Danadyaksa.

Semua pasang mata melihat ke arah Rexan dan Chelsea sesaat mereka memasuki ball room dimana tempat gala dinner tersebut dilaksanakan. Orang-orang begitu terpana melihat Rexan menggandeng seorang wanita cantik dengan perut yang sudah mulai membuncit.

"Oi Bro! Hai Chelsea!" Kata Calvin sesaat melihat pasangan tersebut memasuki ball room hotel tersebut.

"Rex! Chel!" Kata Marcell.

Rexan tos-tosan bersama dengan teman-temannya yang lain. "Oi!"

"Waduh akhirnya yang ditunggu-tunggu dateng juga nih!" Timpal Jodie. "Chelsea makin cantik aja deh," katanya.

"Hai semuanya hehe," kata Chelsea membalas sapaan mereka berdua.

Rexan berdecih kecil, "Mulai deh Jod. Mulai."

Calvin menoyor kepala Jodie pelan, "Tau lo Jod liat yang bening-bening aja langsung matanya melotot. Inget, udah punyanya Rexan tuh. Bentar lagi juga si Rexan udah bakal punya buntut, masih aja bininya lo godain."

"Emang ngapa sih gak boleh hih," kata Jodie.

"Sini sini Chelsea duduk sini aja. Gak usah didengerin kata-katanya si Jodie itu, biasa penyakit playboy-nya mulai deh," kata Marcell.

Chelsea terkekeh pelan atas kelakuan sahabat-sahabat Rexan.

"My baby Chelsea!" Pekik seseorang dari kejauhan. Chelsea pun berdecih kecil saat ia sudah mengetahui dengan pasti si pemilik suara sebelum menampakkan wajahnya.

Pasti Aleena, batin Chelsea.

"Chelsea! Aaah! Kok lo cantik banget sih!" kata Aleena. "Gue kangen banget sama lo tau..." Aleena langsung memeluk sahabatnya itu.

"Sama... gue juga kangen banget tau sama lo! Bentar lagi nih lahiran?" tanya Chelsea.

Aleena menganggukkan kepalanya pelan, "Iya. Hehe... sebulan setengah lagi palingan."

Para suami—Gerald dan Rexan—hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya sambil terkekeh pelan melihat tingkah laku istri mereka masing-masing.

Mereka semua saling melempar canda satu sama lain sembari menikmati suguhan makan malam itu. Tiba-tiba saja ada seseorang yang datang menghampiri meja Rexan beserta teman-temannya.

"Chelsea?" kata orang tersebut.

Chelsea menoleh kearah sumber suara. Matanya membulat seketika saat melihat orang yang memanggilnya itu. "Ka—kamu?" tanyanya.

"Aku kembali, Chel!"

Bersambung...

***

Hai! maaf banget guys kemarin ini aku abis uas dikampusku jadi aku ga sempet update ceritanya. 😭

Hectic banget guys😭 doain ya supaya nilaiku bagus-bagus😭

Btw, Makasih ya guys yang udah baca cerita ini, jangan lupa vote dan comment dan sampai jumpa di part selanjutnya!


PENSAMENTOS DOS CRIADORES
ecstusea ecstusea

Creation is hard, cheer me up! VOTE for me!

Load failed, please RETRY

Presentes

Presente -- Presente recebido

    Status de energia semanal

    Rank -- Ranking de Poder
    Stone -- Pedra de Poder

    Capítulos de desbloqueio em lote

    Índice

    Opções de exibição

    Fundo

    Fonte

    Tamanho

    Comentários do capítulo

    Escreva uma avaliação Status de leitura: C19
    Falha ao postar. Tente novamente
    • Qualidade de Escrita
    • Estabilidade das atualizações
    • Desenvolvimento de Histórias
    • Design de Personagens
    • Antecedentes do mundo

    O escore total 0.0

    Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
    Vote com Power Stone
    Rank NO.-- Ranking de Potência
    Stone -- Pedra de Poder
    Denunciar conteúdo impróprio
    Dica de erro

    Denunciar abuso

    Comentários do parágrafo

    Login