Isah mendengarkan penjelasan Alivia. Dia tahu wanita itu sangat mencintai suaminya. Tapi dia juga melihat luka di mata Alivia.
"Alivia, kamu harus memikirkan masa depanmu dan anakmu. Kalau dia sudah minta maaf cobalah untuk membuka hatimu lagi. Orang tidak selamanya bisa hidup di tengah bahaya terus. Ada saatnya dia lelah dan ingin kembali ke JalanNya. Dan itu adalah tugasmu sebagai istri."
"Iya, Nek. Tapi dia mencari saya karena istri pertamanya itu ternyata palsu. Coba kalau aja kalau asli, apa dia akan mencari saya, Nek? itu juga karena dia tahu saya sedang hamil."
"Jangan berandai-andai Alivia. Memang jalan takdirnya seperti ini. Beri dia kesempatan. Siapa tahu dengan kamu memberinya kesempatan, dia bisa berubah menjadi orang baik. Dan kalian bisa hidup bahagia bersama anak kalian suatu hari nanti."
"Begitu ya, Nek? ga tahulah Nek. Hati saya masih setengah hati. Belum bisa menerima suami saya sepenuhnya."