Alivia dan Segara sampai di kos hampir maghrib. Seharian bersama Segara membuat Alivia semakin mengenal kepribadian lelaki itu. Tidak ingin terlalu baper, Alivia menanamkan dalam hatinya bahwa Segara adalah layaknya seorang kakak laki-laki untuknya.
"Mas Segara makasih banyak sudah mau nganterin aku hari ini. Dan makasih juga traktirannya. Pakai dibungkusin juga lagi buat makan malam."
"Eh gapapa. Barangkali nanti kamu ga sempat beli makan di luar jadi sudah aman kan kalau sudah ada makanan."
"Aku berhutang budi sama Mas Segara. Sekali lagi makasih Mas."
"Sampai berapa kali lagi kamu mengucapkan terimakasih? udah lupain aja. Aku tulus koq membantumu."
"Tapi Mas Segara jadi tidak kerja hari ini karena mengantarkan aku."
"Gapapa sekali-kali biar bosku yang kerepotan sendiri. Dia itu apa-apa ga pernah mau tahu. Semua diserahkan sama aku dan sekretarisnya. Kalau dia bukan sahabatku dari kecil, mungkin sudah aku tinggal dia."