Alivia harus menerima kenyataan bahwa dia tidak bisa keluar dari sana. Sama seperti ketika dia dikurung oleh Astha. Tak ada kebebasan. Di sinipun juga. Hanya saja di sini dia lebih merasa aman karena pemilik rumah tidak pernah berbuat macam-macam. Berbeda dengan Astha yang sering membuatnya was-was.
Seminggu sudah dia berusaha untuk kabur dari rumah itu setiap hari. Selalu mencari celah agar dia bisa lari lewat jendela. Walau jendela itu tidak dipasang teralis, tapi posisinya yang sekarang berada di lantai dua, membuat dia harus berfikir bagaimana cara melarikan diri. Sedangkan di bawah sana ada penjaga yang siap untuk mengawasi dia dua puluh empat jam.
"Nona Alivia, silakan dimakan dulu." ucap wanita yang setiap hari melayani Alivia. Masakannya selalu ganti dan enak. Dia memang seperti ratu di sini. Tapi walaupun demikian yang namanya diculik tetap saja tidak enak.
"Makasih, Bik. Tapi saya masih kenyang. Karena di sini saya tidak melakukan apapun. Hanya makan dan tidur saja."