Baixar aplicativo
22.5% Nikah Gantung ( TAMAT) / Chapter 18: Apa kau sengaja memancingku?

Capítulo 18: Apa kau sengaja memancingku?

"Bagaimana jika nanti sore, sepulang aku bekerja, aku tak enak jika harus berulah pada hari pertama bekerja, meskipun atasanku adalah sahabatku, tapi aku tak ingin mendapat hak istimewa karna itu" Kata Cintia pada Migel.

"Baiklah.. aku akan mengantarmu sekarang, dan menjemputmu sore ini" Jawab Migel.

Migel mengantar Cintia kembali ke kantornya, dan berkata..

"Sore ini aku akan menjemputmu di sini.. aku juga akan kembali ke kantorku dulu" Kata Migel tersenyum ramah. Dia senang, Istrinya ini mau mendengarkan penjelasannya setelah dua bulan lebih merajuk.

Cintia kembali keruangannya, kepala divisi heran karena perempuan itu telah kembali.

"Bukannya tadi kamu ada urusan? "

"Udah selesai Pak! " Jawab Cintia santai.

"Oo.. baguslah.. kebetulan aku butuh bantuanmu" Kata Bapak itu sambil menyerahkan sebuah dokumen.

.......

Sore itu, sebelum jam pulang kantor, Migel telah berada di parkiran kantor Cintia, dia tidak ingin istrinya itu menunggu lama.

Cintia memasuki lif yang sama dengan Randi..

"Bagaimana? sudah selesai? " Tanya Randi penasaran.

"Belum.. kami belum bicara, dia menungguku sepulang kerja , karena tadi aku segan jika harus telat di hari pertama" jawab Cintia.

"Bukankah sudah ku beri izin? " Kata Randi.

" Aku gak enak hati mendapat perlakuan lebih darimu" Jawabnya lagi.

"Kau benar-benar profesional" Kata Randi bangga pada sahabatnya ini.

"Oh ya.. itu dia, aku kesana dulu " kata Cintia ketika melihat Migel yang sudah berdiri di dekat mobil nya.

"Ku harap rumah tanggamu akan Baik-baik saja" Kata Randi prihatin.

"Tergantung penjelasannya nanti. " jawab Cintia.

Cintia berjalan ke arah mobil Migel, Migel telah membukakan pintu untuknya, dan menutupnya kembali ketika Cintia telah masuk. Dia memandang ke arah Randi dan tersenyum . Randi membalasnya dengan anggukan kepala.

Migel membawa Cintia ke sebuah hotel. hal ini membuat perempuan itu marah.

"Apa maksudmu membawaku ke sini? " Tanya Cintia kesal.

"Kita butuh tempat yang tenang, jika di kafe atau tempat unum lainnya itu akan sangat mengganggu. " jawab Migel.

"Dan kamu... tak ingin kembali kerumah kita sejak peristiwa itu" kata Migel dengan wajah sedih.

Sementara Cintia tampak kesal, dia ingat ketika melihat Migel berada di kamar mereka dengan seorang wanita, pria itu tertidur sangat pulas, dia membayangkan Migel telah kehabisan tenaganya karna perempuan itu. semenjak itu dia menghilang dan entah kenapa, Migel menemukannya kemaren.

Setelah berada di kamar hotel itu, Migel mulai membuka percakapan.

"Kemana saja kau selama ini? " Tanyanya sedih.

" Bukan urusanmu" Jawab Cintia ketus. mendengar itu Migel menarik nafas panjang dan menghempaskanya lelah.

" Tabunganmu juga tak aktif lagi, aku akan mengirimkan uang bulanan untukmu waktu itu."

" Kenapa tak kau berikan saja pada perempuan itu" Jawab Cintia kesal.

Migel tak ingin berdebat, dia tau Cintia sangat emosi saat ini. Apapun penjelasannya mungkin tak akan diterima oleh istrinya ini, akhirnya dia memberikan bukti-bukti bahwa dia tidak bersalah pada istrinya itu, dari pada menerangkan yang sebenarnya

" Ini.. " Migel memberikan sebuah rekaman vidio cctv pada Cintia, dalam rekaman itu, dia dapat memperhatikan Migel sedang makan bersama di sebuah restoran dengan beberapa orang laki-laki .

"Perhatikan tanggal dan waktunya" Kata Migel.

Tak lama kemudian, Migel pingsan dan mereka membawanya ke luar.

pada rekaman ke dua, Cintia dapat melihat, beberapa orang itu membawa Migel dengan sebuah mobil meninggalkan restoran itu.

Pada rekaman ke tiga, berada di halaman rumahnya, Migel di bawa memasuki rumahnya oleh beberapa orang dan Migel masih pingsan .

Pada rekaman ke empat, di dalam rumahnya, Migel di bopong ke dalam kamar nya dan seorang wanita berpakaian seksi mengikuti dari belakang, wanita itu adalah wanita yang dilihat Cintia tidur di ranjangnya. lima menit kemudian, Dia melihat dirinya datang dan masuk ke kamar itu lalu keluar dengan kesal.

Cintia terdiam... dia paham semuanya. Saat itu juga menerima telfon dari nomor tak dikenal yang mengaku tetangganya dan mengatakan kalau suaminya membawa seorang wanita kerumahnya, sehingga dia pulang buru-buru dan melihat hal itu.

"Kau percaya padaku sekarang? " Tanya Migel.

"Siapa dalangnya? " Tanya Cintia kesal.

"Paman tirimu" jawabnya lagi.

"Paman tiriku? " Kata Cintia kaget, dia langsung berdiri.

" Bagaimana kau tau? " Tanya Cintia.

"Aku mendesak perempuan itu, meskipun harus mengeluarkan sejumlah uang" jawab Migel.

"Maafkan aku" Kata Cintia dengan wajah sedih.

Migel pun berdiri, dia memeluk Istrinya itu seraya bergumam.. " Terima kasih Tuhan.. Kau memberikan kesempatan ini" Katanya, Tanpa disadarinya air mata jatuh di pipinya.

Cintia menatap wajah suaminya, dia tersenyum lembut seraya menghapus air mata itu.

"Kau sudah menghukumku selama dua bulan lebih, kau harus menebus kesalahanmu itu" Kata Migel memeluk Cintia lebih erat.

"Tentu saja" Jawabnya sambil merangkul leher suaminya dengan tangan kirinya dan memberihan ciuman hangat, sementara tangan kanannya mulai membuka kancing baju Migel satu persatu.

.........

Dirumah Randi..

Malam itu, Randi kaget mendengar teriakan Kasih dari kamarnya, Cowok itu langsung berlari ke kamar Kasih, tapi gadis itu tak ada di kamarnya, Randi langsung ke kamar mandi gadis itu , ternyata gadis itu sudah basah kuyup, sambil mencoba memasang kran air yang terlepas.

"Kenapa gadis ini suka sekali bermain air? " katanya heran. Karna dari kecil Kasih memang suka sekali bermain air, apalagi bermain hujan.

"Apa yang kau lakukan? " Tanya Randi heran.

"Airnya tadi tidak keluar, lalu aku membuka krannya karna kupikir tersumbat, tapi ternyata aku tak bisa memasangnya kembali. " Jawab kasih sambil menghadap Randi.

Randi menjadi merah karna melihat tubuh bagian depan kasih yang basah... sangat basah, sehingga bra nya tampak dengan sangat jelas, seolah-olah gadis itu tak memakai baju, hal itu membuat juniornya bereaksi, dan tak mau kompromi untuk tetap tertidur pulas.

Randi menyudutkan kasih ke sudut kamar mandi dan berkata dengan nada pelan..

"Apa kau sengaja memancingku? " Katanya sambil mengungkung kasih dengan kedua tangannya yang di sandarkannya ke dinding kamar mandi, sementara kasih berada tepat di depannya.

Kasih menjadi kaget, matanya kembali membulat karena ketakutan..

"Apa salahku? " Tanyanya cemas.

"Salahmu adalah kau bermain air dan membuat aku melihat tubuhmu" Jawab Randi sambil memandang dada Kasih. Kasih juga melihat ke arah tatapan Randi, dia dapat melihat tubuhnya dengan jelas karna pakaiannya yang basah.. Gadis itu menggelengkan kepalanya seolah-olah mengatakan kalau dia tak sengaja.. ada tatapan memohon di matanya dia menyilangkan tangannya di dadanya agar bagian itu tidak terlalu terekspos .

Randi tersadar, dia ingat kalau Kasih masih ujian besok hari, sambil menghempaskan nafasnya dia berkata..

"Baiklah... lain kali jika main air lagi, aku tak bisa berjanji kau akan selamat" Katanya sambil memberikan jarak pada Kasih.

Randi kembali mamasang kran air itu, sehingga membuat tubuhnya juga sedikit basah, dan kasih juga dapat melihat tubuh berototnya yang terbalut oleh bajunya yang basah. Gadis itu segera berlari mengambil handuk dan menutup tubuhnya.

"Lebih baik kamu mandi dulu, jangan lupa belajar" kata Randi sambil mencium kening Kasih.


Load failed, please RETRY

Presentes

Presente -- Presente recebido

    Status de energia semanal

    Rank -- Ranking de Poder
    Stone -- Pedra de Poder

    Capítulos de desbloqueio em lote

    Índice

    Opções de exibição

    Fundo

    Fonte

    Tamanho

    Comentários do capítulo

    Escreva uma avaliação Status de leitura: C18
    Falha ao postar. Tente novamente
    • Qualidade de Escrita
    • Estabilidade das atualizações
    • Desenvolvimento de Histórias
    • Design de Personagens
    • Antecedentes do mundo

    O escore total 0.0

    Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
    Vote com Power Stone
    Rank NO.-- Ranking de Potência
    Stone -- Pedra de Poder
    Denunciar conteúdo impróprio
    Dica de erro

    Denunciar abuso

    Comentários do parágrafo

    Login